KORANUSANTARA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Rabu, 29 November 2023.
Pelantikan di Istana Merdeka tersebut digelar berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103/TNI/Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat.
“Saya bersyukur, presiden memberikan amanah kepada saya untuk bertugas menjadi KSAD,” kata Maruli. Dalam keterangannya usai pelantikan, Maruli mengatakan bahwa dia akan melanjutkan dan mengevaluasi program-program yang ada di TNI AD. Hal ini akan disesuaikan dengan perkembangan jaman serta tantangan.
Rencana pembentukan Kodam di seluruh daerah pun disinggung. Namun dia akan melihat kepentingan ke depannya. Dia menjelaskan ada tambahan dua Kodam di Kalimantan. “Membentuk Kodam selain cost, dinamika juga harus dipelajari lagi,” katanya. Selain itu dia memastikan dalam pemilu TNI akan netral. “Angkatan Darat khususnya, harus netral. Saya pastikan itu,” ujar Maruli.
Maruli mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Jenderal TNI. Kenaikan pangkat ini berdasar surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104/TNI/Tahun 2023 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI. “Sekarang mencari bukti itu tidak sulit. Kalau sudah ada bukti pasti akan ditindak,” tuturnya.
Bagaimana dengan kesolidan dengan Polri saat pemilu nanti? Dia menyebut akan berkoordinasi melalui Panglima TNI. Sehingga tidak ada masalah dalam koordinasi ini.
Pada saat pelantikan, Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan mertua Maruli datang. Bahkan dia sempat menangis. “Pak Luhut dulu juga punya cita-cita menjadi KSAD,” ungkapnya. Luhut selama ini dirawat di Singapura karena kait.
Untuk diketahui, Maruli Simanjuntak merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Darat lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992. Pria yang lahir di Bandung, 27 Februari 1970 tersebut sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Pemerhati isu-isu militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyampaikan bahwa Maruli memang sudah memiliki chemistry dengan Presiden Jokowi. Keduanya sudah punya hubungan baik sejak lama. Karena itu, dia tidak kaget ketika perwira tinggi berlatar belakang Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dipilih menjadi KSAD. Dia yakin Maruli mampu memimpin TNI AD untuk tetap netral.
Fahmi menyatakan, TNI sudah diikat dengan berbagai aturan agar tidak mereka tetap netral. ”Banyak aturan yang membatasi bahkan melarang keterlibatan TNI, baik secara personal maupun kelembagaan kelembagaan, dalam kegiatan-kegiatan yang mengarah pada upaya pemenangan kontestan,” terang dia. Tidak hanya itu, pengawasan terhadap TNI juga ketat. Selain masyarakat, kini TNI diawasi langsung oleh DPR.
Yang menjadi tugas Maruli dalam waktu dekat, lanjut Fahmi, membantu langkah Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto. Utamanya yang terkait dengan dukungan dari TNI AD terhadap kebutuhan untuk menjamin keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pemilu. ”Misalnya bagaimana TNI AD memberikan dukungan terhadap upaya distribusi logistik pemilu seperti kotak suara, surat suara, terutama ke daerah perbatasan yang sulit akses,” bebernya.
Selain itu, penyelenggara pemilu juga kerap butuh bantuan untuk mendistribusikan logistik pemilu ke daerah yang berada di daerah atau kawasan terluar. Hal yang sama dibutuhkan untuk distribusi logistik ke daerah rawan konflik. ”Terkait pengamanan ya tentunya bagaimana TNI AD bersama matra-matra lain memberikan dukungan terhadap upaya-upaya pengamanan yang dilakukan oleh Polri,” terang Fahmi. Menurut dia, tugas-tugas itu yang akan menyibukkan Jenderal Maruli. (*)