Selasa, April 29, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 5

Tom Lembong Sebut Konsumen Indonesia Lebih Suka Gula Lokal yang Kuning dan Kasar

0

JAKARTA — Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia cenderung lebih menyukai gula lokal yang berwarna kekuningan dan memiliki butiran kasar.

Hal itu diungkapkan dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi impor gula yang menjeratnya, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (21/4/2025).

Dalam persidangan tersebut, Tom melontarkan pertanyaan kepada Wahyu Kuncoro, mantan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN periode 2015–2016, mengenai karakteristik khas gula konsumsi di Indonesia.

“Apakah benar bahwa gula konsumsi Indonesia memiliki karakteristik unik, lebih kuning dan butirannya lebih besar dibandingkan standar internasional?” tanya Tom.

Wahyu membenarkan bahwa gula produksi pabrik-pabrik milik BUMN memang memiliki warna lebih kuning dibandingkan gula rafinasi. Ia menjelaskan, hal itu disebabkan oleh proses pemutihan yang masih menggunakan sulfur.

“Teknologinya masih pakai sulfur untuk memutihkan gula. Sementara kalau di luar pabrik-pabrik yang teknologinya maju itu menggunakan karbonasi,” terang Wahyu.

Ia juga menambahkan bahwa banyak pabrik gula BUMN masih menggunakan mesin-mesin lama peninggalan era kolonial, sehingga kualitas output berbeda dari produk impor.

“Intinya pabrik gula kami yang di BUMN itu memang outputnya, gulanya itu memang tidak sebagus gula yang diolah di pabrik rafinasi. Satu karena pabriknya tua, kemudian dua teknologinya sudah teknologi tingkatan zaman Belanda, cuman kami ini mengolah tebu rakyat, jadi tadi kristalnya lebih besar, warnanya lebih kuning” jelas Wahyu.

Meski kualitasnya dianggap di bawah standar gula rafinasi, gula lokal tetap memiliki pasar yang kuat. Hal ini lantaran produksi gula nasional tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik.

“Gula lokal selalu habis terjual karena produksinya hanya 1,6 juta ton, sementara kebutuhan mencapai 3 juta ton. Jadi, apa pun jenisnya tetap diserap pasar,” ujarnya.

Tom Lembong kemudian menanggapi bahwa preferensi konsumen Indonesia terhadap gula lokal bisa jadi dipengaruhi oleh persepsi bahwa gula kuning lebih manis.

“Di mana konsumen Indonesia sukanya gula pasir yang butirnya memang besar, kasar, dan lebih kuning?” tanyanya.

Wahyu menjawab, meski belum ada kajian ilmiah mengenai hal tersebut, persepsi tersebut memang berkembang di masyarakat.

“Belum ada penjelasan ilmiahnya, tapi paling tidak masyarakat itu memahami yang kuning itu lebih manis,” ujar Wahyu.

“Betul, kami juga dengar begitu,” sahut Tom menyetujui.

Tom juga menyoroti keunikan gula konsumsi di Indonesia yang diolah oleh pabrik-pabrik BUMN.

“Berarti gula putih, gula kristal putih yang dikonsumsi di Indonesia boleh dibilang cukup unik. Hanya Indonesia yang produksi dan hanya pabrik gula BUMN yang memproduksi?”

Wahyu tidak menjawab secara pasti, namun kembali menekankan bahwa kondisi pabrik dan bahan baku lokal turut memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

Sekadar diketahui, dalam dugaan kasus korupsi impor gula, Tom Lembong didakwa merugikan negara hingga Rp 578 miliar dalam perkara penerbitan izin impor gula kristal mentah kepada 10 perusahaan swasta tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian, dalam periode 2015–2016. Ia juga disebut telah memperkaya pihak lain dalam proses tersebut.

Pewarta : M Adi Fajri
Editor : Nicha R

Sebut Kasus Tom Lembong Bernuansa Politis, OC Kaligis: Ini Mah Perkara Sampah!

0

JAKARTA – Pengacara senior O.C. Kaligis turut hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin, 21 April 2025. Meskipun kehadirannya untuk menangani perkara lain, OC Kaligis turut dimintai tanggapannya oleh awak media mengenai kasus yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong, yang tengah menjalani sidang lanjutan dugaan korupsi impor gula.

Dalam wawancaranya, OC Kaligis menilai bahwa perkara yang menimpa Tom Lembong bukanlah kasus korupsi yang merugikan keuangan negara secara langsung. Ia bahkan menyebut kasus ini kental dengan nuansa politis.

“Kalau dia kan soal kebijakan, dia nggak ngambil uang negara segala macam. Kalau saya bilang dia lebih berat politisnya itu. Tidak ada satu sen pun yang disita dari dia juga,” ujar Kaligis.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kebijakan impor yang dilakukan Tom Lembong saat menjabat sebagai Menteri Perdagangan diketahui oleh Presiden saat itu dan telah melalui proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Maka saya bilang, kalau begini-begini, ini mah perkara sampah ini,” tegasnya.

Ketika ditanya harapannya terhadap putusan kasus Tom Lembong, OC Kaligis menyatakan bahwa seharusnya mantan menteri itu dibebaskan dari segala dakwaan.

“Mestinya bebas. Selesai, bebas. Ya kasihan dong. Satu sen pun nggak ada ngambil uang negara,” kata Kaligis.

Ia pun mengajak publik untuk mencermati proses hukum secara lebih objektif, sambil mengingatkan bahwa hanya BPK yang berwenang menentukan ada atau tidaknya kerugian negara.

“Coba ikuti masalah ini, kebijakan yang dia buat diketahui oleh Bapak Presiden, dan sudah diaudit juga. Badan Pemeriksa Keuangan juga bilang dia nggak ngambil uang dari negara. Iya kan? Yang menentukan kerugian negara kan BPK, bukan badan pengawas, bukan ngarang-ngarang. Jadi seyogyanya dia bebas,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Tom Lembong didakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp578 miliar akibat menerbitkan izin impor gula kristal mentah kepada 10 perusahaan swasta tanpa persetujuan dari Kementerian Perindustrian.

Atas perbuatannya ini, Tom Lembong didakwa melanggar Pasal 2 atau Pasal 3 junto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Pewarta : M Adi Fajri
Editor : Nicha R

Pemkab Kukar Usulkan 3 Lokasi untuk Pembanguan Sekolah Rakyat

TENGGARONG – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam mendukung pemerataan pendidikan nasional, kembali ditunjukkan dengan pengajuan tiga lokasi untuk program Sekolah Rakyat. Salah satu inisiatif unggulan Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Program yang dirancang untuk menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem ini tidak hanya menjadi solusi pendidikan, tetapi juga wadah pembinaan karakter dan peningkatan mobilitas sosial.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa usulan lokasi telah dikirimkan melalui Dinas Sosial Kukar dan telah melalui proses verifikasi oleh kementerian dan lembaga lintas sektor. Ketiga lokasi yang diajukan adalah dua titik di Desa Jonggon, Kecamatan Loa Kulu, serta satu lokasi di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak.

“Program Sekolah Rakyat ini dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas dan tempat pembinaan karakter bagi anak-anak dari keluarga penerima manfaat. Kukar siap berkontribusi dalam menyukseskan program ini,” ujar Sunggono, Selasa (22/4/2025).

Respons positif pun datang dari tim verifikator pusat, yang terdiri dari Kementerian Sosial, Kemendikbud, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, ATR/BPN, dan Kementerian Agama. Pemerintah pusat telah menyatakan kesiapan untuk mendukung penuh proses perizinan, penyediaan lahan, rekrutmen pendidik, hingga penyediaan sarana penunjang pendidikan.

Pemkab Kukar sendiri telah menyiapkan sejumlah prasyarat teknis dan administratif, mulai dari pemetaan lahan hingga pendataan calon siswa berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

“Kami sudah berkomitmen sejak awal. Mulai dari data calon siswa berbasis DTSEN, hingga kesiapan lahan dan perangkat pendukung lainnya,” tegas Sunggono.

Program Sekolah Rakyat bukan hanya sebatas lembaga pendidikan formal. Sekolah ini juga akan berfungsi sebagai boarding school untuk anak-anak kurang mampu, dengan pendekatan pengasuhan terpadu yang mengedepankan pendidikan karakter, keterampilan hidup, dan bimbingan sosial.

“Anak-anak yang masuk akan diseleksi ketat menggunakan sistem data DTSEN, jadi benar-benar tepat sasaran. Mereka akan belajar dan tinggal di lingkungan yang mendukung peningkatan kapasitas, karakter, dan mobilitas sosial,” tambahnya.

Masuk sebagai program prioritas nasional dalam APBN 2025, Sekolah Rakyat menjadi simbol tekad negara dalam mengangkat harkat masyarakat termiskin melalui akses pendidikan berkualitas. Kukar, melalui dukungan penuh kepala daerah dan kolaborasi lintas sektor, menempatkan diri sebagai salah satu daerah yang siap menjadi percontohan nasional.

“Ini bukan hanya soal bangunan sekolah, tapi tentang memuliakan masyarakat miskin agar mereka punya masa depan yang lebih baik. Kami di Kukar sangat siap untuk menjadi bagian dari perubahan besar ini,” tutupnya. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i

Bupati Edi Damansyah Dorong Sinergi Lintas OPD dalam Musrenbang Kukar 2026

TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menegaskan pentingnya sinergitas antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat dalam menyusun rencana pembangunan daerah. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kukar, untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026, yang berlangsung di Tenggarong, Selasa (23/4/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Edi menyampaikan apresiasi atas diskusi yang berlangsung dalam forum Musrenbang. Menurutnya, berbagai usulan yang muncul dari masyarakat, perangkat desa, serta Organisai Perangkat Daerah (OPD) telah sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Kukar.

“Saya sampaikan terima kasih, forum diskusi tadi cukup dinamis. Beberapa usulan yang disampaikan menjadi perhatian kami, dan sebagian besar memang sudah masuk dalam kerangka kebijakan pemerintah daerah,” ujar Edi Damansyah.

Ia mencontohkan sejumlah isu strategis yang dibahas, seperti konektivitas infrastruktur antar desa, penguatan program ketahanan pangan, dan penyediaan sarana-prasarana untuk penyandang disabilitas. Ketiganya dinilai sangat relevan dengan kebutuhan riil di masyarakat.

Lebih lanjut, Bupati Edi menekankan bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah daerah. Diperlukan keterpaduan program dan anggaran antara kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat.

“Yang paling penting adalah sinergitas antara kabupaten, provinsi, dan nasional. Semangat RKPD 2026 ini harus diwujudkan dalam kerja nyata bersama yang dituangkan dalam dokumen perencanaan,” tegasnya. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i

Masjid Agung Kukar Bertaransformasi Jadi Sentra Baru Layanan Publik

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) resmi menghadirkan wajah baru pelayanan publik berbasis masjid. Bertempat di pelataran Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman, sejumlah inisiatif strategis diluncurkan untuk mendekatkan layanan pemerintah kepada masyarakat.

Pemkab kukar baru saja meresmikan Kios Pengendalian Inflasi Idaman, Pos Cek Kesehatan di Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyebut bahwa kehadiran kios pengendalian inflasi menjadi upaya konkret Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kukar dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok.

Kios ini menyasar masyarakat pra sejahtera dan untuk sementara dibuka dua kali sepekan. “Ini adalah salah satu amanat bagi TPID. Untuk awal, kios ini akan beroperasi dua kali seminggu dan menyasar masyarakat pra sejahtera. Ke depan, jika sudah berkembang, akan dibuka untuk umum,” ujar Edi Damansyah.

Pos ini akan beroperasi setiap Jumat dan Minggu, bertepatan dengan Car Free Day di kawasan masjid, memberikan kemudahan masyarakat memeriksa kesehatan secara berkala. “Silahkan masyarakat sekitar memanfaatkan fasilitas ini untuk memeriksa kesehatan sambil santai berjalan di area CFD. Ini adalah bagian dari upaya memakmurkan masjid,” tambah Edi.

Hadirnya program ini menjadi bagian dari transformasi masjid sebagai pusat layanan masyarakat. Bukan hanya spiritual, tapi juga sosial dan ekonomi. Pemkab Kukar berharap inisiatif ini bisa direplikasi di masjid-masjid lain di wilayah Kukar. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i

Rayakan Hari Kartini, DP3A Kukar Gelar Diskusi Inspiratif Bersama Kades Perangat Baru

TENGGARONG – Dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-146, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar diskusi interaktif yang penuh inspirasi, pada Senin (21/4/2025).

Sosok Kepala Desa Perangat Baru, Fitriati, dihadirkan sebagai narasumber utama, untuk membagikan kisah perjuangannya mengabdi di kampung halaman.

Fitriati, yang berlatar belakang tenaga kesehatan, memilih meninggalkan kenyamanan hidup dan kariernya di kota demi memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat desa. Kepeduliannya pada masyarakat desa menjadi fondasi pengabdiannya, hingga akhirnya ia dipercaya memimpin Desa Perangat Baru.

Tak hanya berhenti sebagai pemimpin administratif, Fitriati mengangkat nama desanya ke panggung nasional dan internasional dengan menjadikan Perangat Baru sebagai Kampung Kopi Luwak. Produk unggulan ini kini dikenal hingga mancanegara, menandai keberhasilan perpaduan antara pelayanan publik, inovasi ekonomi lokal, dan kepemimpinan perempuan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno, menyampaikan bahwa Hari Kartini bukan sekadar seremoni, tapi momentum penting untuk membangkitkan semangat perempuan dalam mengambil peran strategis di tengah masyarakat.

Hero juga menegaskan, diskusi ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga panggung motivasi agar lebih banyak perempuan Kukar berani melangkah, berkontribusi, dan menginspirasi dari level desa hingga tingkat nasional.

“Hari Kartini jadi tonggak bagi kaum perempuan, khususnya untuk semakin meningkatkan spiritnya dan kontribusi bagi masyarakat Kukar, terutama dalam pembangunan kesetaraan gender dan peningkatan pendidikan bagi generasi penerus. Agar menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing menyongsong Indonesia Emas,” ujar Hero. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i

Hetifah: Golkar Dukung Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

0

JAKARTA – Ketua DPP Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengatakan bahwa pihaknya menghargai upaya MPR mengajukan Presiden ke-2 Indonesia Soeharto sebagai calon pahlawan nasional tahun 2025.

“Ya tentu kita menghargai usulan tersebut dan kami sebagai, ya tentu saja bagian dari Golkar akan men-support apapun hal yang positif untuk kepentingan bangsa,” kata Hetifah saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Senin (21/4/2025).

Hetifah sendiri tidak mau berkomentar terlalu banyak akan usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional tersebut.

Dia menyerahkan hal tersebut sepenuhnya kepada Kementerian Sosial dan MPR yang terlibat langsung dalam rencana tersebut.

Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) pada bulan lalu membahas pengusulan calon pahlawan nasional pada tahun 2025.

Ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025. Dari jumlah tersebut, empat nama merupakan usulan baru, sementara enam lainnya merupakan pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Jenderal Besar H.M. Soeharto (Jawa Tengah), K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan pada tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur). (ANT/KN)

Duka Vatikan, Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Kediamannya

VATIKAN – Dunia kembali berduka. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam isu kemanusiaan global, wafat pada Senin (21/4/2025) pagi, di usia 88 tahun.

Kabar duka ini pertama kali disampaikan oleh camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, dalam pernyataan resminya di Vatikan. “Pada pukul 07.35 pagi ini waktu setempat, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke pangkuan Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan Tuhan dan Gereja,” ujar Farrell.

Kabar ini pun langsung dikonfirmasi oleh portal resmi Takhta Suci, Vatican News, yang menyebut Paus Fransiskus meninggal di kediaman pribadinya, Casa Santa Marta, di Vatikan. Kepergian beliau terjadi hanya sehari setelah masih sempat memimpin misa perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Dalam homilinya pada Minggu (20/4), yang kini menjadi pidato publik terakhirnya, Paus Fransiskus menyampaikan khotbah Urbi et Orbi, menyerukan solidaritas umat manusia, perdamaian dunia, dan penghentian kekerasan terhadap warga sipil.

“Di hadapan kekejaman konflik yang melibatkan warga sipil tak bersenjata serta serangan terhadap sekolah, rumah sakit, dan para pekerja kemanusiaan, kita tidak boleh lupa bahwa mereka bukan sekadar korban statistik, melainkan manusia yang memiliki jiwa dan martabat,” ujar Sri Paus dengan penuh haru, dalam pesan Paskah terakhirnya.

Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin sekaligus Paus pertama dari luar Eropa dalam lebih dari 1.200 tahun terakhir. Ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Selama 12 tahun kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal luas sebagai tokoh yang sederhana, berpihak pada kaum miskin, aktif menyerukan keadilan sosial, dan mengusung isu-isu lingkungan serta perubahan iklim. Ia juga dikenal sebagai Paus yang membawa Gereja Katolik menuju reformasi internal, termasuk transparansi keuangan, perlindungan terhadap anak, dan keterbukaan terhadap dialog lintas agama.

Berbagai pemimpin dunia, pemuka agama, hingga warga biasa menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus. Ucapan duka mengalir dari seluruh penjuru dunia, baik dari umat Katolik maupun non-Katolik, sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi dan pengaruhnya dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan manusiawi.

Pemerintah Vatikan akan segera mengumumkan prosesi pemakaman resmi Paus Fransiskus, yang diperkirakan akan berlangsung di Basilika Santo Petrus, serta jadwal konklaf untuk memilih Paus baru dalam waktu dekat.

Wafatnya Paus Fransiskus menjadi akhir dari satu era kepemimpinan spiritual yang penuh kasih, keberanian, dan kesederhanaan. Warisannya akan terus dikenang oleh jutaan umat Katolik dan masyarakat dunia yang tersentuh oleh ajaran dan keteladanannya. (MK)

Editor: Nicha R

Menteri PKP: Pecat Pengembang Nakal dari Apersi!

0

JAKARTA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) mengingatkan seluruh anggota Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) agar tidak menipu rakyat dalam proyek-proyek pembangunan rumah subsidi di berbagai daerah.

“Kalau yang benar, pasti cocok sama saya. Kalian mau nggak di Apersi ini ada pengembang yang menipu rakyat? Mau nggak? Kalau boleh saya usulkan bikin rakenas ini yang berkualitas, verifikasi, profiling,” kata Ara ketika memberikan sambutan dalam acara halalbihalal Apersi di Jakarta, Senin (21/4/2025) malam.

Ia meminta Apersi melakukan verifikasi internal secara ketat terhadap seluruh anggotanya, memberikan penghargaan bagi yang berkualitas, dan memecat yang merugikan rakyat agar asosiasi memiliki standar yang tinggi.

Menurutnya, hanya pengembang yang benar, bersih, dan bertanggung jawab yang layak menjadi bagian dari Apersi, sebab asosiasi yang kuat dibangun dari reputasi anggotanya yang menjunjung integritas dan kejujuran.

“Anggota yang nggak benar, pecat. Jangan hanya memberikan penghargaan kepada yang bagus. Yang nggak benar, pecat. Jadi, orang ada kebanggaan, dia membawa nama baik Apersi, kebanggaan,” ujarnya.

Ia menegaskan tidak bisa menyatukan pengembang yang punya nilai baik dan curang, karena keduanya memiliki arah dan tujuan berbeda, sehingga asosiasi perlu membedakan dengan jelas anggotanya.

“Ngapain bergabung dengan yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkualitas yang merugikan rakyat? Nggak bisa disatukan, value berbeda. Yang satu baik, yang satu jahat. Nggak bisa, nggak bisa bersatu itu,” tegasnya.

Menteri Ara menyoroti adanya oknum yang terus berganti identitas usaha demi menghindari tanggung jawab, dan menyebut sudah banyak data tentang praktik semacam itu di tangan aparat penegak hukum.

“Ada lah, semua itu udah ada datanya di APH (aparat penegak hukum). Saya ngomong apa adanya ya. Lihat mata saya. Saya nggak suka bohong. Itu semua sudah saya sampaikan,” tuturnya.

Ia mengatakan berbicara apa adanya karena tak ingin menipu rakyat, dan menyampaikan bahwa jika kesalahannya ringan, maka hukumannya ringan, tetapi jika berat, pelakunya pasti tidak akan bisa tidur nyenyak.

Menteri juga meminta agar Apersi tidak hanya fokus menyatukan suara, tetapi juga membangun kebanggaan dan kehormatan bersama dengan menjaga kualitas dan tanggung jawab sosial sebagai pengembang.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga siapa pun yang melakukan kejahatan, apalagi terhadap rakyat kecil, akan berhadapan dengan proses hukum tanpa pandang bulu.

“Berdoa aja. Kalau yang salahnya kecil-kecil, ya mudah-mudahan hukumannya kecil. Kalau yang berat, pasti habis saya ngomong begini. nggak bisa tidur. Itu pasti,” kata Menteri PKP. (ANT/KN)

Warga Dunia Datang ke IKN, Proyek Ibu Kota Baru Indonesia Curi Perhatian

NUSANTARA – Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menarik perhatian publik. Selama libur panjang Paskah 2025, tercatat hampir delapan ribu orang mengunjungi kawasan proyek strategis nasional tersebut. Kunjungan tidak hanya datang dari warga lokal dan berbagai daerah di Indonesia, namun juga dari sejumlah negara mancanegara.

Direktur Pengendalian Penyelenggaraan Pemerintahan dan Perizinan Pembangunan Otorita IKN, Kuswanto, menyampaikan bahwa pada periode 18 hingga 20 April 2025, jumlah kunjungan mencapai 7.794 orang.

“Ini bukan sekadar kunjungan rekreasional. Mayoritas masyarakat datang karena ingin melihat langsung bagaimana pembangunan IKN berlangsung, dan mereka ingin mendapatkan informasi yang akurat dari sumber pertama,” ujar Kuswanto, Senin (21/4/2025).

Kunjungan ini tidak hanya berasal dari warga lokal, tetapi juga dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari luar negeri seperti Australia, Jepang, Prancis, Denmark, dan sejumlah negara Eropa lainnya.

Erwinsyah, pengunjung asal Jakarta, mengaku takjub menyaksikan langsung progres pembangunan yang sudah berlangsung selama dua tahun.

“Perkembangannya luar biasa. Ini benar-benar membuktikan bahwa IKN bukan sekadar rencana, tapi realitas yang sedang dibangun,” ujarnya.

Senada, Viktor Pualilin dari Sulawesi Barat mengatakan bahwa keraguannya terhadap kelanjutan pembangunan IKN sirna setelah melihat langsung aktivitas di lapangan.

Masyarakat yang berkunjung difasilitasi oleh Otorita IKN dengan penyediaan armada bus dari rest area menuju Plaza Seremoni. Petugas lapangan yang berjumlah 50 orang disiagakan untuk membantu pengunjung dalam proses registrasi melalui aplikasi IKNOW dan memastikan kenyamanan selama berada di area KIPP.

Direktur Data dan Kecerdasan Buatan Otorita IKN, Adhiguna Mahendra, menyampaikan bahwa aplikasi IKNOW menjadi alat utama untuk pendaftaran kunjungan.

“Tidak ada biaya yang dikenakan. Semua proses dilakukan secara digital dan terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat langsung IKN,” katanya.

Antusiasme untuk melihat langsung IKN tidak hanya muncul dari masyarakat lokal, namun juga pengunjung dari berbagai negara. Salah satunya Thomas dari Australia mengatakan bahwa dia telah mengunjungi IKN beberapa kali, dan ia mengungkapkan pembangunan IKN sangat cepat dan perkembangannya pesat sehingga ingin menyaksikan perubahan pembangunan secara langsung.

Salah satu warga negara Jepang, Ikuma, menyampaikan kekagumannya terhadap pendekatan pembangunan hijau yang diterapkan di IKN.

“Ini kota yang minim polusi dan penuh ruang hijau. Sangat berbeda dari kota-kota besar di negara lain,” ujarnya.

Kesan positif juga datang dari pengunjung mancanegara lainnya. Duthu dan Rancon, warga negara Prancis yang turut mengunjungi KIPP, menyampaikan bahwa mereka awalnya tidak menyangka IKN terbuka untuk umum.

“Kami terkejut saat mengetahui bahwa publik bisa mengunjungi langsung proyek pembangunan ini. Di luar negeri, informasi tentang IKN sangat ingin kami ketahui,” ujar Duthu.

“Kami benar-benar terkesan dengan konsep ramah lingkungan yang diterapkan di sini. Banyak tanaman hijau yang menyatu dengan alam dan penataan kawasannya sangat rapi—sesuatu yang jarang kami temui di negara kami,” tambah Rancon.

Sebelum meninggalkan lokasi, mereka mengungkapkan bahwa akan kembali lagi untuk melihat Nusantara.

Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kehadiran IKN sebagai simbol transformasi Indonesia terus menarik perhatian dan dukungan publik, bukan karena daya tarik wisata, tetapi karena keinginan masyarakat untuk terlibat dan menyaksikan langsung wujud perubahan besar bangsa Indonesia.

Pewarta : Robbi Syai’an
Editor : Nicha R