Kamis, Juli 10, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 33

Dua Tahun Menanti, Dua Kali Gagal: Kisah Pahit Calon Haji Furoda asal Kaltim

HAJI adalah panggilan suci. Namun, tidak semua panggilan bisa dijemput hanya dengan uang. Itulah kenyataan yang dirasakan ribuan calon jemaah haji furoda tahun ini. Pemerintah Arab Saudi memastikan tidak menerbitkan visa mujamalah pada musim haji 2025. Jalur yang selama ini dianggap sebagai jalan pintas justru memunculkan kegaduhan baru.

Di berbagai daerah di Indonesia, gelombang kekecewaan merebak. Di Jawa Timur saja, lebih dari 1.200 calon jemaah gagal berangkat. Di Solo, 300 orang bernasib sama. Di Semarang, 37 jemaah dari satu biro tak jadi berangkat.

Di Jambi, 35 orang batal. Tak terkecuali di Kaltim, sejumlah jemaah dari Balikpapan dan Kutai Timur juga gagal berangkat, bahkan ada yang meninggal dalam kondisi menanti kepastian visa.

Banyak jemaah telah menyetor dana ratusan juta rupiah. Ada yang bahkan sudah berada di Jakarta, memegang tiket pesawat dan reservasi hotel bintang lima, berharap visa turun di detik terakhir. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, visa furoda tak kunjung keluar. Harapan pupus, agen travel kelimpungan, dan jemaah terjebak dalam ketidakpastian.

Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj, menegaskan bahwa visa furoda merupakan tanggung jawab agen perjalanan atau PIHK, bukan pemerintah. Sesuai UU Nomor 8 Tahun 2019, pemerintah hanya bertanggung jawab atas visa dari kuota resmi. “Penggunaan haji furoda menjadi urusan bisnis murni antara travel dengan jemaahnya,” tegas Mustolih kepada wartawan.

Saya bersama istri saat umrah di Masjidil Haram, Februari 2025. Refleksi bahwa haji bukan soal dana, tapi panggilan Ilahi.

Haji furoda adalah jalur undangan langsung dari Pemerintah Arab Saudi (visa mujamalah). Legal, namun hanya dapat dijalankan oleh PIHK berizin resmi yang juga wajib melaporkan data jemaah ke Kemenag. Jika tidak, sanksi administratif dapat dijatuhkan: teguran, penghentian kegiatan, hingga pencabutan izin.

Saya baru saja mendengar langsung kisah Abduh Kuddu—Redaktur Pelaksana Media Kaltim. Abduh yang juga pengusaha asal Balikpapan ini berbagi cerita getirnya dalam program haji furoda. Ia sudah mendaftar sejak 2022, menyetor uang muka ribuan dolar AS, lalu melunasi hingga USD 19.000.

Namun, dua tahun berturut-turut ia gagal berangkat. Tahun 2022 terkendala pandemi Covid-19. Tahun berikutnya lebih menyakitkan: travel yang sama lebih mengutamakan jemaah baru dengan “uang segar”, sementara Abduh yang lebih dulu melunasi justru terabaikan.

Ketika visa tak keluar, Abduh pasrah. Padahal, ia sudah berada di Jakarta, bahkan sempat berpindah-pindah hotel. Ia bersyukur pihak travel masih berjanji mengembalikan dananya, meski harus dicicil dan jumlahnya tidak seberapa.

Ironisnya, saat itu banyak visa justru dijual secara spekulatif dan diskriminatif. Yang membayar lebih mahal bisa diberangkatkan, sementara yang lebih dulu melunasi justru dipinggirkan.

Setelah dua tahun kecewa, Abduh memutuskan mendaftar ulang ke travel lain dan membayar dengan uang segar. Ia tak mau ambil risiko dengan travel sebelumnya. Ia memilih travel  Bin Dawood, yang memiliki reputasi baik.

PENGAWASAN KETAT, PERTARUHAN NYAWA
Pada 2024, Abduh akhirnya berangkat. Ia menunaikan ibadah haji bersama sang istri melalui jalur furoda dengan travel resmi yang kredibel. Ia menyaksikan sendiri betapa ketatnya pengawasan visa furoda saat itu. Di bandara, setiap jemaah harus melalui pemeriksaan barcode secara langsung oleh petugas Kedutaan Besar Arab Saudi. Setiap bus jemaah dikawal ketat oleh aparat bersenjata.

Jika ditemukan visa yang tidak valid, jemaah langsung ditolak untuk masuk ke Tanah Suci. Tak ada kompromi. Pemerintah Arab Saudi sangat serius menutup segala bentuk penyalahgunaan visa, termasuk penggunaan visa non-haji seperti visa tenaga kerja atau ekspatriat.

“Saya lihat sendiri bagaimana mereka menolak langsung jemaah yang tidak terdata resmi. Jadi memang ketat sekali. Kalau tidak resmi, tidak akan bisa masuk,” cerita Abduh.

Selama 19 hari ibadah, Abduh merasa segala kelelahan dan kerugian sebelumnya terbayar lunas. Maktabnya dekat dengan jalur lempar jumrah, hotelnya nyaman, dan pelayanan sangat tertib.

Ia juga menceritakan bahwa saat itu ia satu hotel dengan sejumlah tokoh nasional seperti Raffi Ahmad, Ahmad Muzani, Andre Rosiade, hingga Nusron Wahid—yang kini menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Namun, dikatakannya, musim haji 2024 juga menjadi salah satu yang paling berat. Suhu ekstrem membuat banyak jemaah kelelahan. Abduh menyaksikan langsung banyak jemaah, terutama dari Mesir, yang meninggal dunia karena tidak kuat menahan panas dan aktivitas berat.

Ribuan jemaah larut dalam kekhusyukan mengelilingi Ka’bah. 

SLOT REGULER DIBISNISKAN
Dua hari lalu, Abduh kembali mendapat kabar mengejutkan. Temannya yang juga gagal mendapatkan visa furoda ditawari tetap bisa berangkat. Syaratnya: menggunakan “slot reguler”, membayar USD 30.000, durasi haji 40 hari, hotel bintang tiga. Slot ini disebut berasal dari jemaah yang meninggal, gagal bayar, atau ahli waris yang batal berangkat.

Temannya akan digabungkan dengan rombongan jemaah reguler yang sebagian besar lansia. Lebih parah lagi, travel menawarkan skema pemotongan dari dana Abduh yang masih tertahan sebagai bagian dari “penyelesaian utang”.

“Aku ditawari akan dipotong utang. Last minute, pihak travel meminta ditawarkan ke temanku untuk pakai slot reguler. Katanya mereka punya rekanan di Kemenag. Nah, praktik seperti ini mengecewakan dan merusak kepercayaan jemaah. Harusnya slot itu untuk yang benar-benar berhak. Tapi malah dijual. Ini jalur haram. Saya tidak mau korbankan teman,” ujar Abduh.

Ia menolak tawaran itu. Bukan karena tidak mampu, tetapi karena ia tahu betul, itu bukan jalan yang layak ditempuh. Apalagi temannya—meski bukan lansia—akan digabungkan dengan jemaah reguler yang sebagian besar merupakan lansia dan membutuhkan penanganan khusus. Fasilitasnya pun terbatas, tidak sebanding dengan biaya besar yang diminta.

“Ini gila. Jalur resmi saja diperjualbelikan. Dan ini dijadikan komoditas oleh oknum,” lanjutnya.

HATI-HATI MEMILIH PIHK
Furoda memang menawarkan kemewahan: durasi singkat 16–24 hari, fasilitas premium, hotel dekat Masjidil Haram, dan layanan VIP di Mina. Tapi risikonya besar. Biaya pun tak murah—tahun 2025 ini kabarnya berkisar antara Rp400 juta hingga Rp800 juta per orang. Tergantung fasilitasnya. Jika visa tak terbit, kerugian travel bisa miliaran rupiah, dan trauma jemaah tidak ternilai.

Saya juga mendapat kabar, dari ribuan calon jemaah furoda tahun ini, sebagian di antaranya adalah pejabat dari Kaltim. Ada yang dari Bontang, Samarinda, maupun Balikpapan. Mereka saat ini gagal berangkat dan masih berada di Jakarta.

Di pemberitaan media lokal juga menyebutkan seorang jemaah dari Kutai Timur wafat saat menanti kepastian keberangkatan. Di Balikpapan, warga bernama Iqram harus menelan pil pahit karena visa tak kunjung terbit, padahal semua persiapan telah rampung.

Banyak biro perjalanan pun mengalami kerugian. Di Semarang, satu agen mencatat kerugian hingga Rp5 miliar. Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI) menyebut kerugian per biro bisa mencapai Rp2 miliar per kelompok 50 jemaah.

Kisah Abduh Kuddu adalah pelajaran penting. Haji furoda memang menggoda, tetapi harus disikapi dengan bijak. Banyak yang berhasil berangkat, tetapi lebih banyak lagi yang diam-diam kecewa. Apalagi, sebagian besar dari mereka sudah menggelar syukuran sebelum berangkat haji.

Pemerintah harus mengevaluasi ulang mekanisme furoda. Bukan untuk dihapus, tetapi untuk diperketat pengawasannya. Diplomasi dengan Arab Saudi harus lebih aktif. Tidak bisa lagi menunggu kepastian visa di menit-menit terakhir.

Dan bagi masyarakat, berhati-hatilah memilih PIHK. Pastikan punya izin resmi, rekam jejak baik, dan transparan dalam kontrak. Jangan tergiur janji manis yang belum pasti ditepati.

Karena pada akhirnya, haji bukan hanya soal dana, melainkan soal takdir dan keikhlasan. (*)

Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.

Gedung Kemenko 3 di IKN Rampung, Siap Ditempati ASN

JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan pembangunan gedung dan kawasan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) 3 di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah selesai.

Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko menegaskan mengatakan kawasan senilai Rp902,6 miliar tersebut dalam tahap pemeliharaan dan sudah siap digunakan.

“Pembangunan komplek Gedung Kementerian Koordinator 3 ini sebagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan pemerintahan di IKN. Nantinya para ASN (Aparatur Sipil Negara) akan menempati gedung ini pada tahap awal pengembangan IKN,” jelas Ari dalam keterangan di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Ia menyampaikan, kawasan Kemenko 3 terdiri dari empat tower yang sudah selesai dibangun. Tersedia pula Multifunction Hall serta Jembatan 2nd Walkway sepanjang 254 meter (m).

Komplek Kemenko ini dapat memuat 1.375 ASN, serta terdapat parkir mobil berkapasitas 120 unit dan parkir sepeda yang bisa diisi 120 unit.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka bersama Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, memastikan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (29/5).

Dalam kunjungannya, Wapres melihat langsung kondisi kawasan itu. Ia pun menegaskan pentingnya kesiapan infrastruktur pemerintah sebagai fondasi utama tata kelola negara di masa depan.

Pemerintah menargetkan seluruh prasarana inti dan pendukung rampung secara bertahap demi mendukung pemindahan aktivitas pemerintahan ke IKN.

Kegiatan kunjungan menjadi momen penting memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam memastikan pembangunan IKN menjadi simbol kemajuan dan semangat gotong royong bangsa Indonesia.

Kunjungan juga untuk memastikan kelangsungan pembangunan IKN berjalan sesuai target, lanjut Gibran Rakabuming Raka, serta transformasi IKN sebagai pusat pemerintahan masa depan yang modern, cerdas, dan berkelanjutan. (ANT/KN)

Indonesia Siap Ekspor 27 Ribu Ton Jagung pada Juni 2025

0

JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Indonesia siap mengekspor 27 ribu ton jagung pada pertengahan Juni 2025.

“Yang sudah terlapor itu, 27 ribu ton jagung siap diekspor,” ucap Amran dalam acara syukuran 4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Amran menyampaikan terdapat tiga daerah yang berencana mengekspor jagung pada Juni 2025. Tetapi baru satu daerah yang melaporkan kuantitas ekspornya, yakni 27 ribu ton., sedangkan dua daerah lainnya belum melaporkan kuantitas jagung yang akan diekspor.

Selain jagung, Indonesia juga akan mendongkrak pemasukan dari ekspor kelapa. Amran menyampaikan bahwa kelapa menjadi keunggulan komparatif bagi Indonesia, sebab tidak banyak negara yang bisa menumbuhkan kelapa.

Saat ini, kata Amran, terdapat kenaikan harga kelapa dari Rp1 ribu per biji menjadi Rp5–6 ribu per biji, bahkan sudah menyentuh Rp8–10 ribu per kilogram.

“Intinya adalah bagaimana menyejahterakan rakyat, bagaimana menjaga kedaulatan pangan kita, kemudian berikutnya baru ekspor,” ucap Amran.

Dengan demikian, selain siap mengekspor beras sebanyak 24 ribu ton ke Malaysia, Indonesia juga membuka peluang untuk melakukan ekspor jagung.

Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri panen raya jagung secara serentak di lahan seluas 56 ribu hektare di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada awal Juni 2025.

Prabowo akan didampingi oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Kapolda berharap, panen raya di Kalbar dapat menjadi motivasi dan penyemangat kelompok tani di Kalbar dan dapat menaikkan eksistensi Kalbar sebagai sentra pertanian yang tidak hanya padi tapi juga jagung dan komoditas lainnya. (ANT/KN)

Istana : Tidak Ada Minuman Beralkohol saat Jamuan Presiden Macron

0

JAKARTA – Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menegaskan Istana Kepresidenan RI tidak menyajikan minuman beralkohol saat jamuan makan malam untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dengan demikian, minuman yang disajikan saat jamuan itu dan diminum Presiden Prabowo Subianto, Presiden Macron dan seluruh tamu undangan merupakan minuman sari apel (sparkling apple cider).

“Kami informasikan bahwa yang diminum beliau (Presiden Prabowo, red.) adalah sari apel. Istana tidak menyediakan minuman beralkohol,” kata Yusuf Permana kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/5/2025).

Yusuf kemudian menyampaikan bahwa Istana sangat berterima kasih atas perhatian dan kepedulian masyarakat, terutama terhadap menu-menu makanan dan minuman yang dikonsumsi di lingkungan Istana Kepresidenan RI.

“Kami sangat berterima kasih dan menghargai perhatian serta kepedulian masyarakat,” ujar Yusuf Permana.

Presiden Prabowo menggelar jamuan makan malam untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron beserta Ibu Negara Brigitte Macron di Istana Negara, Jakarta, Rabu malam (28/5).

Dalam acara itu, Presiden Prabowo mengajak tamu undangan mengangkat gelas masing-masing, yang berisi sari buah apel, dan bersulang untuk kesehatan Presiden Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron.

Presiden Macron, saat acara yang sama, juga mengajak seluruh tamu undangan bersulang untuk persahabatan Indonesia dan Prancis.

Belakangan, minuman berwarna coklat terang dengan sedikit buih-buih soda di gelas Presiden Prabowo dan Presiden Macron disalahartikan sebagai minuman beralkohol.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya juga menyebutkan minuman yang diminum oleh Presiden Prabowo itu bukan anggur (wine).

“Itu sparkling apple cider, 100 persen juice. Bukan wine ya, dan tidak mengandung alkohol. Itu memang yang dipilih buat toast (bersulang, red.) karena nonalkohol,” kata Seskab Teddy.

Minuman yang disajikan untuk bersulang saat jamuan makan malam itu diketahui minuman sari apel nonalkohol bermerek “Martinelli’s” asal Amerika Serikat dengan varian Martinelli’s Gold Medal Sparkling Cider.

Minuman tersebut merupakan sparkling apple cider klasik yang telah dibuat sejak 1868.

Dalam jamuan makan malam di Istana Negara, Istana Kepresidenan RI, empat hidangan yang disajikan berurutan, yaitu sari laut Jimbaran sebagai pembuka (appetizer), kemudian soto Banjar untuk hidangan sup, dan daging sapi Maranggi untuk hidangan utama (main course), dan terakhir ada kopi dan cokelat sebagai hidangan penutup (dessert).

Sajian minuman yang disediakan selain air mineral, yaitu jus jeruk, jus jambu biji (guava), kopi dan teh. (ANT/KN)

Gubernur Khofifah Tak Pernah Instruksikan Penghapusan Dana Hibah

0

SITUBONDO – Kepala Biro Kesra Pemerintah Provinsi Jawa Timur Imam Hidayat menyatakan bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tidak pernah menyampaikan instruksi atau atensi meniadakan semua bantuan hibah kecuali dana hibah untuk mushala.

“Kedatangan kami ke sini tabayyun setelah mendapatkan arahan dari Ibu Gubernur dan perlu kami tegaskan tidak ada atensi apa pun dari gubernur untuk menghentikan (meniadakan hibah kecuali untuk mushala) terkait itu,” kata Imam di Situbondo, Jumat (30/5/2025).

Pernyataan ini disampaikan Imam Hidayat kepada sejumlah tokoh agama, ustadz, pengasuh pesantren, dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Situbondo di kediaman Wakil Rais Aam PBNU K.H. Afifuddin Muhajir di kawasan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo sebelumnya menyatakan menghapus semua bantuan dana hibah pada APBD 2025, kecuali hibah untuk mushala karena ada atensi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Imam, jika hal itu atensi gubernur apa pun bentuk kegiatannya, baik hibah maupun kegiatan lainnya, kalau pelaksanaannya dilakukan dengan benar sesuai aturan yang berlaku tidak ada masalah.
Mengenai adanya surat edaran ataupun instruksi (penghapusan hibah) dari Gubernur Khofifah yang tersebar di media sosial, ia juga menegaskan tidak benar.

“Jadi, Ibu Gubernur tidak pernah menginstruksikan apa pun karena kabupaten/kota itu punya kewenangan sendiri, otonomi daerah,” kata Imam.

Sementara itu, Wakil Ketua Forum Peduli Situbondo Fatah Yasin mengatakan pihaknya akan segera melakukan audiensi dengan Bupati Situbondo setelah mendapatkan penjelasan dari utusan Gubernur Khofifah.

“Dalam waktu dekat kami ingin audiensi langsung dengan bupati, tentunya harapan kami hibah untuk ratusan pesantren, masjid dan mushala bisa segera terealisasi,” katanya.

Pada APBD tahun 2025, Pemkab Situbondo mengalokasikan anggaran sekitar Rp13 miliar untuk dana hibah bagi pesantren, lembaga pendidikan, dan mushala. Rinciannya sekitar Rp6 miliar untuk pesantren, sisanya hibah untuk lembaga pendidikan, masjid, dan musala. (ANT/KN)

Fadli Zon Ingin NCF 2026 Jadi Karnaval Budaya Se-Indonesia di IKN

NUSANTARA — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memberikan harapan besar bagi pelestarian seni dan budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam sambutannya pada malam puncak Nusantara Cultural Festival (NCF) 2025, Jumat (30/5/2025), ia menyatakan keinginannya agar gelaran tahun depan tak hanya menjadi festival, melainkan naik kelas menjadi karnaval budaya berskala nasional.

Di hadapan insan seni budaya dalam NCF di Amphitheater IKN, Fadli menilai keberagaman budaya Indonesia sangat luar biasa dan layak ditampilkan secara lebih megah serta menjangkau lebih banyak partisipan dari seluruh pelosok negeri.

Baginya, parade budaya ini bukan hanya parade semata parade. Namun, ini adalah salah satu bentuk pelestarian budaya Indonesia yang mendunia.

“Saya sudah keliling di 100 lebih negara. Benar, tidak ada keberagaman budaya yang melebihi Indonesia. Ya, jadi ini luar biasa. Tahun depan harus ditingkatkan. Berupa karnaval, hadiahnya juga yang lebih besar,” terang Fadli Zon.

Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap kegiatan ini, Fadli Zon secara spontan menambahkan hadiah uang sebesar Rp5 juta untuk masing-masing juara.

“Ini harus diapresiasi lebih. Jadi saya tambah hadiah ke semua yang juara masing-masing Rp5 juta,” serunya.

Langkah ini disambut langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, yang turut menambahkan Rp5 juta tambahan untuk setiap pemenang.

“Karena pak menteri ngasih apresiasi, kami juga ngasih tambahan Rp5 juta juga,” ujar Basuki.

          Teks : Juara 1 NCF 2025, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser. (Foto : Riski/ Media Kaltim)

Sekadar informasi, NCF 2025 berlangsung meriah sejak pukul 15.00 Wita. Sebanyak 32 kontingen dari berbagai daerah melakukan defile budaya di depan Istana Negara IKN. Setiap kontingen menampilkan seni, kostum adat, dan ekspresi budaya khas daerahnya masing-masing.

Pada malam harinya, diumumkan para pemenang festival. Pemenang, berhak atas hadiah Rp 10 juta, ditambah Rp 10 juta dari Menteri Kebudayaan dan juga Kepala OIKN.

Berikut adalah daftar lengkap pemenang NCF 2025:

Juara 1: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser
Juara 2: Sanggar Seni Raja Muda, BPK Wilayah VII Bengkulu
Juara 3: Kerukunan Keluarga Mandar, Sulawesi Barat
Juara Harapan 1: Pengurus Pusat LAP Adat Paser
Juara Harapan 2: Sanggar Seni Felfet, Kabupaten Malinau

Pewarta : Riski Maulana
Editor : Nicha R

KPK Lacak Aliran Dana Rp 53 Miliar dari Pemerasan Calon TKA di Kemnaker

0

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelusuri ke mana saja dana hasil dugaan pemerasan terhadap calon tenaga kerja asing (TKA) di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengalir. Dari hasil penyidikan sementara, jumlah uang yang terkumpul dari praktik tersebut mencapai Rp 53 miliar.

“Betul, kita akan telusuri aliran-aliran uang itu kepada siapa saja, kepada pihak-pihak mana saja,” ujar juru bicara KPK, Budi Prasetyo, saat dikonfirmasi pada Jumat (30/5/2025).

Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Namun demikian, identitas para tersangka tersebut belum diungkap ke publik.

“KPK juga tentunya akan mendalami dan menelusuri pihak-pihak lain yang kemungkinan juga terlibat ataupun terduga masuk di dalam konstruksi perkara dugaan pemerasan terkait dengan ketenagakerjaan ini,” lanjut Budi.

Kasus pemerasan terhadap calon TKA ini, menurut KPK, telah berlangsung sejak tahun 2019. Nilai sementara uang yang dikumpulkan dari praktik tersebut diperkirakan mencapai Rp 53 miliar.

Sebagai bagian dari proses penyidikan, KPK telah melakukan penggeledahan di tujuh lokasi, termasuk di kantor Kemnaker. Dari hasil penggeledahan itu, penyidik menyita 13 unit kendaraan yang terdiri dari 11 mobil dan 2 sepeda motor.

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyatakan dukungannya terhadap proses hukum yang sedang dijalankan oleh KPK. Ia mengungkapkan bahwa beberapa pejabat telah diberhentikan karena diduga terlibat dalam kasus ini. Dua dari tersangka yang terlibat diketahui merupakan pensiunan dari lembaga tersebut.

Pewarta : M Adi Fajri
Editor : Nicha R

KPK Selidiki Alur Masuk TKA dan Dugaan Pemerasan oleh Oknum Kemnaker

0

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami penyelidikan terkait dugaan suap dan gratifikasi dalam penggunaan tenaga kerja asing (TKA) di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Salah satu fokus penyelidikan adalah proses kedatangan TKA ke Indonesia.

“KPK tentu akan melihat bagaimana rangkaian masuknya TKA ke Indonesia. Hal itu akan menjadi petunjuk bagi penyidik dalam mendalami dan menelusuri konstruksi perkara ini secara utuh,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa para TKA masuk ke Indonesia melalui agen penyalur kerja dan tersebar di berbagai sektor pekerjaan.

“Karena tentu TKA yang masuk ke Indonesia tersebar di beberapa sektor ketenagakerjaan, seperti konstruksi, pertambangan, dan sektor lainnya,” jelasnya.

KPK mengungkap bahwa dugaan praktik pemerasan terhadap TKA ini telah berlangsung sejak 2019. Total kerugian dari praktik tersebut diperkirakan mencapai Rp53 miliar.

Kasus ini dibuka dengan dugaan tindak pidana suap dan/atau gratifikasi yang berkaitan dengan proses pengurusan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Hingga saat ini, delapan orang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Menurut KPK, para tersangka diduga memaksa sejumlah calon TKA untuk menyerahkan sejumlah uang sebelum mereka diizinkan bekerja di Indonesia. KPK menyatakan bahwa rincian kronologi kasus ini akan segera diumumkan kepada publik.

Pewarta: Fajri
Editor: Agus S

Bukan Hotel, Tapi Beginilah Rasanya Menginap di Rusun IKN

EVENT Media Kaltim Nusantara Fun Run yang kami gelar pada 4 Mei 2025 lalu di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menyimpan banyak cerita. Bahkan, mungkin menjadi tonggak sejarah kecil bagi kami yang menyaksikan langsung denyut awal kehidupan di ibu kota baru Indonesia itu.

Salah satu momen yang paling berkesan bagi saya adalah ketika mendapat kesempatan menginap di salah satu unit rumah susun (rusun) Polri yang terletak di kawasan Sumbu Kebangsaan Timur, titik penting dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Ini terjadi pada 15 April 2025, dua pekan sebelum acara berlangsung. Saat itu, saya dan tim mengikuti rapat koordinasi teknis terakhir bersama jajaran Deputi Otorita IKN.

Malam itu, kami diberi akses menginap di salah satu tower hunian Polri—satu dari 47 tower vertikal yang dibangun untuk ASN, TNI, Polri, dan lembaga negara lainnya.

Namun, sebelum tiba di lokasi, sempat muncul kekhawatiran kecil. Seorang staf OIKN menyampaikan permohonan maaf karena unit yang akan kami tempati mungkin belum sepenuhnya siap. “Kalau nanti ada fasilitas yang belum berfungsi, mohon dimaklumi ya, Pak,” katanya dengan ragu.

Pernyataan itu cukup membuat kami bertanya-tanya. Dalam perjalanan malam itu, suasana mobil pun dipenuhi tawa bercampur waswas.
“Wah, gimana kalau ternyata malam-malam ada yang aneh-aneh?” celetuk Lisa Sandra, anggota tim kami. Saya hanya tersenyum, membiarkan rasa penasaran mengalir seiring perjalanan kami menuju titik nol pemerintahan baru Indonesia.

Namun, begitu kami membuka pintu unit, semua prasangka itu langsung sirna.

Kami menempati tiga unit hunian vertikal, yang masing-masing terdiri dari tiga kamar tidur. Tata ruangnya dirancang dengan fungsionalitas. Satu kamar utama berukuran lebih luas, ideal untuk dua orang, sementara dua kamar lainnya diperuntukkan masing-masing satu orang, tetap nyaman dan proporsional.

Setiap unit memiliki luas sekitar 98 meter persegi, dengan tata ruang yang efisien dan nyaman. Di dalamnya terdapat dua kamar mandi, ruang keluarga terbuka, serta dapur modern lengkap dengan kompor tanam—meski saat itu belum sepenuhnya berfungsi. Di bagian belakang, terdapat area servis yang sudah dilengkapi mesin cuci, menunjang aktivitas harian penghuni.

Nuansa interiornya minimalis dan modern, dengan sentuhan perabot siap pakai. Fasilitas Wi-Fi dan televisi juga sudah tersedia, semakin menambah kenyamanan untuk tinggal, bekerja, atau sekadar bersantai setelah seharian beraktivitas.

Saya sudah beberapa kali menginap di apartemen—di Jakarta dan Balikpapan—tapi hunian ASN di IKN ini jelas tidak kalah. Bahkan, dalam beberapa hal, justru lebih unggul.

Fasilitas yang tersedia sangat lengkap: akses smart lock, AC terintegrasi, air keran yang bisa langsung diminum, hingga furnitur siap pakai. Rasanya, tinggal bawa koper, dan langsung bisa bekerja di ibu kota baru.

Letaknya juga strategis. Dari jalan poros utama Sepaku, hanya beberapa menit ke rest area, dan berdekatan dengan Embung DAS Sanggai—ruang terbuka biru sekaligus sistem pengendali air terpadu.

Tower Polri ini berdiri di lingkungan yang tenang, namun tetap dekat dengan pusat aktivitas. Dari jendela kamar, kami bisa melihat landskap taman hijau dan tower ASN lainnya yang berdiri megah, memberikan suasana yang menenangkan.

Dari obrolan ringan dengan salah satu petugas, saya mengetahui bahwa lebih dari 750 ASN sudah menghuni kawasan ini, mayoritas bertugas di Otorita IKN.
“Sebagian besar sudah terisi dan siap huni, Pak,” ujarnya.

Setelah menginap dan melihat langsung, saya yakin: tak ada lagi alasan ASN menolak pindah ke IKN. Kawasan ini bukan hanya siap secara fisik, tetapi juga secara psikologis—nyaman, aman, dan mendukung produktivitas.

Dengan konsep kota hijau, infrastruktur canggih, dan penataan ruang modern, IKN bukan sekadar proyek ambisius. Ia telah menjadi kenyataan yang hidup, narasi baru tentang masa depan Indonesia.

Bagi kami di Media Kaltim, menjadi bagian dari awal cerita ini adalah kehormatan besar. Kami menyaksikan langsung bagaimana IKN mulai hidup, tak lagi sekadar visi besar di atas kertas.

Saya percaya, semakin banyak orang yang datang dan melihat langsung, semakin banyak pula yang akan percaya bahwa masa depan negeri ini sedang dibangun dari jantung Kalimantan.

WAPRES DATANG, SINYAL KESIAPAN IKN

Progres pembangunan di IKN terus menunjukkan langkah-langkah nyata. Salah satu yang telah dirampungkan adalah Komplek Gedung Kementerian Koordinator (Kemenko) 3 senilai Rp902,6 miliar, yang terdiri dari empat tower perkantoran, Multifunction Hall, dan Jembatan 2nd Walkway sepanjang 254 meter.

Fasilitas ini mampu menampung 1.375 ASN, dengan area parkir mobil dan sepeda masing-masing untuk 120 unit.

Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke kawasan KIPP pada 28 Mei 2025 menjadi sinyal kuat bahwa IKN kini benar-benar siap menjadi pusat pemerintahan baru.

Dalam kunjungannya, Wapres meninjau sejumlah proyek strategis: Rusun ASN, Kantor Kemenko 3, Bandara VVIP, Universitas Gunadarma, Masjid Negara, serta RS Abdi Waluyo dan RS Hermina.

Salah satu titik perhatian dalam kunjungan itu adalah pembangunan Istana Wakil Presiden, yang nantinya menjadi kantor resmi Gibran di IKN. Proyek ini telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan struktur utama selesai, dan saat ini tengah memasuki fase penyelesaian arsitektur serta pemasangan kaca anti peluru yang telah mencapai 22 persen.

“Istana Wapres sudah 43 persen, struktur selesai, tinggal arsitektur dan kaca anti peluru,” jelas Basuki Hadimuljono, Kepala Otorita IKN.

Pembangunan tahap pertama meliputi kantor, kediaman resmi, sekretariat wapres, serta serambi pasukan pengamanan. Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025.

Dalam kesempatan ini, Wapres Gibran mengingatkan pentingnya ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan, serta mengusulkan penanaman pohon beringin di area Istana untuk memperkuat nilai estetika dan simbolisme IKN sebagai kota hijau.

Sementara Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengungkapkan bahwa Wapres Gibran akan mulai berkantor di IKN pada 2026, dan menyampaikan kesan positif atas progres di lapangan. “Beliau bilang mantap sekali, view-nya indah, tidak ada catatan, cukup aman,” kata Gubernur.

Pesan dari kunjungan ini sangat jelas: ASN harus mulai bersiap mengisi ruang-ruang kerja dan kehidupan di pusat pemerintahan baru.

Karena kita tidak sedang membangun sekadar infrastruktur, tetapi membangun harapan. Ya,
harapan tentang tata kelola yang lebih efisien, pelayanan publik yang lebih manusiawi, dan arah baru Indonesia yang tengah ditulis dari tengah hutan Kalimantan. (*)

Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.

Disbun Kukar Perkuat Akses Bantuan Petani Lewat Pendekatan Terstruktur dan Berbasis Kebutuhan

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Perkebunan (Disbun), terus meneguhkan perannya dalam mendukung pengembangan perkebunan rakyat. Tak sekadar menyalurkan bantuan, Disbun Kukar kini lebih menekankan pendekatan berbasis kebutuhan dan kesiapan petani, demi menciptakan sektor perkebunan yang berkelanjutan dan tepat sasaran.

Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Perkebunan Disbun Kukar, Rudiyanto Hamli, menyampaikan bahwa semua program bantuan disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan regulasi yang jelas. Salah satu mekanisme yang diterapkan adalah skema Calon Petani Calon Lahan (CPCL) untuk memastikan bahwa usulan benar-benar berasal dari kelompok tani yang siap secara kelembagaan dan legalitas lahan.

“Program kami mengedepankan akurasi. Usulan bantuan harus melalui verifikasi lahan dan kelompok, agar tidak bermasalah di kemudian hari,” terang Rudiyanto saat ditemui di kantornya, Jumat (30/5/2025).

Disbun Kukar tetap membuka ruang bagi pengembangan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan kelapa dalam. Bantuan yang diberikan beragam, mulai dari sarana produksi, pupuk, bibit, hingga pembangunan rumah produksi pasca-panen.

Rudiyanto menekankan, dalam pengembangan kelapa sawit misalnya, pihaknya tidak hanya fokus pada penanaman baru, tapi juga pada intensifikasi melalui peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada. “Kami juga awasi PBS (Perusahaan Besar Swasta) agar tetap sesuai komitmen. Tapi untuk rakyat, prioritas kami jelas: legal, siap, dan berdampak,” ujarnya.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan komoditas tertentu seperti kelapa dalam adalah kondisi geografis, terutama di wilayah pesisir seperti Samboja dan Muara Jawa. Air pasang laut yang tinggi menuntut intervensi teknis seperti pembangunan pintu air untuk menjaga kestabilan struktur tanah.

Di daerah darat, petani mulai melirik jenis kelapa genjah dan batok yang dianggap lebih adaptif dan bernilai ekonomis. Sementara itu, pengembangan kopi difokuskan di wilayah seperti Jonggon, Cipari, Perangat, dan Kohiman, di mana kelompok tani mendapatkan bantuan berupa alat produksi dan rumah pengolahan.

Komoditas kakao juga menunjukkan geliat di sejumlah titik, seperti Lung Anai dan SP3, bahkan turut melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pengelolaannya. “Kami memang tidak bisa bantu semua sekaligus, tapi untuk lahan 2 hingga 5 hektare, kami upayakan alat pasca-panen dan rumah produksi. Ini penting agar petani tidak hanya menjual bahan mentah,” tutupnya. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i