TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) telah menyaring ribuan usulan program pembangunan, menjadi 1.106 usulan prioritas untuk dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026. Keputusan ini diambil dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang berlangsung belum lama ini.
Dari total 6.901 usulan yang masuk dari seluruh kecamatan, hanya sebagian kecil yang dianggap memenuhi kriteria kelayakan dan urgensi. Total nilai pembiayaan untuk program-program yang disetujui mencapai Rp1,87 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar, Syarifah Vanesa Vilna, menyampaikan bahwa kurasi program dilakukan secara ketat. Yakni berdasarkan sejumlah indikator teknis dan strategis.
“Dari ribuan usulan yang kami terima, kita sepakati 1.106 diantaranya untuk direalisasikan pada tahun 2026. Total nilai usulan yang disetujui mencapai Rp 1,87 triliun, dan mencakup berbagai sektor esensial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” ujar Vanesa.
Sejalan dengan itu, pemerintah daerah menetapkan alokasi anggaran sebesar Rp 4,3 triliun untuk 40 program strategis lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Program-program tersebut mencakup sejumlah sektor prioritas. Seperti kesehatan, pendidikan, pengembangan kawasan ekonomi, pelestarian budaya lokal, penguatan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan, serta peningkatan konektivitas wilayah.
Salah satu fokus utama dalam RKPD 2026 adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang mendapatkan alokasi khusus sebesar Rp 392 miliar. Dana ini akan digunakan untuk menunjang sektor pendidikan, layanan kesehatan dasar, penyediaan air bersih, penguatan keamanan lingkungan, serta respons bencana.
Dalam daftar program prioritas, terdapat beberapa proyek besar yang sebelumnya tertunda dan kini akan kembali dijalankan. Pembangunan bentang tengah Jembatan Sebulu menjadi salah satu proyek yang paling menyita perhatian, dengan nilai kontrak sebesar Rp 421 miliar. Proyek lainnya termasuk peningkatan jalan dan pembangunan rumah ibadah di berbagai kecamatan.
Pemkab Kukar juga memberi perhatian besar terhadap perluasan layanan kesehatan dengan memprioritaskan pembangunan fasilitas rawat inap di Rumah Sakit Muara Badak. Upaya ini ditujukan untuk memperkuat pelayanan kesehatan di wilayah tengah dan pesisir Kukar.
Tak hanya itu, rencana besar kembali diluncurkan tahun depan berupa pembangunan pabrik minyak makan merah dengan anggaran sebesar Rp901 miliar. Proyek ini masuk dalam kerangka besar hilirisasi kelapa sawit yang diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah ekonomi lokal.
Selain menghimpun usulan dari musrenbang tingkat kecamatan, Bappeda Kukar juga menerima sebanyak 6.773 Pokok Pikiran (Pokir) dari anggota DPRD Kukar. Namun tidak seluruhnya dapat diakomodasi karena berbagai alasan teknis maupun substansi.
“Tidak semua pokir bisa diakomodasi karena beberapa belum memenuhi standar teknis atau menyimpang dari arah pembangunan strategis yang ditetapkan,” jelas Vanesa.
Untuk mendukung implementasi seluruh program yang telah disepakati, Kukar memproyeksikan pendapatan daerah tahun 2026 sebesar Rp7,4 triliun. Rincian pendapatan tersebut meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1 triliun, dana transfer dari pusat dan provinsi sebesar Rp6,2 triliun, serta pendapatan sah lainnya senilai Rp200 miliar.
“RKPD 2026 akan menjadi arah strategis bagi Kukar dua dekade ke depan. Seluruh OPD harus menyelaraskan program kerja mereka dengan dokumen ini,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i