KORANUSANTARA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang memulai perang panjang dan sulit setelah menerima serangan mendadak dari Hamas.
Hamas sendiri, diketahui sebagai kelompok militan Islam Palestina yang memerintah Jalur Gaza. Dilansir dari The Guardian, Minggu, 8 Oktober 2023, dampak dari serangan itu menyebabkan ratusan kematian dan penyitaan puluhan sandera Israel yang semakin memicu ketakutan.
Menurut beberapa laporan media, sebanyak 100 warga Israel kemungkinan telah diculik termasuk wanita dan anak-anak. Sementara jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 350 orang, dengan jumlah yang sama terbunuh di pihak Palestina. Pasukan pertahanan Israel mengatakan mereka telah merebut kembali kendali atas lebih dari 20 lokasi yang diserang oleh kelompok militan Islam tersebut.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Jordania, memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban konflik di Jalur Gaza. KBRI telah berkoordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza untuk memastikan kondisi WNI di sana.
”Dipastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” ujar Duta Besar RI di Amman Ade Padmo Sarwono melalui keterangan resmi KBRI Amman. Dalam catatan KBRI Amman, terdapat 13 orang WNI yang berdomisili di wilayah Gaza.
Pihaknya meminta WNI yang berada di Gaza meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat yang sedang dilanda konflik. ”Kami juga mengimbau para WNI untuk tidak melakukan kunjungan wisata ke wilayah tersebut,” tuturnya.
KBRI Amman telah menyiagakan hotline khusus untuk para WNI di sana. Mereka yang butuh bantuan dapat menghubungi nomor +962779150407. WNI yang tinggal di perbatasan dekat Israel seperti Mesir dan Lebanon diarahkan ke KBRI Kairo dan Lebanon jika memerlukan bantuan. Hotline KBRI Kairo tersedia pada nomor +201022229989 dan KBRI Lebanon pada nomor +9613199493.
Dari Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan sangat prihatin dengan eskalasi di Gaza. ”Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia,” tegas Juru Bicara Kemenlu Lalu M Iqbal. Pihaknya menyatakan, akar konflik tersebut adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Itu harus diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.(*)