Selasa, September 17, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Seorang Calon Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia Usai Salat Ashar di Masjid Nabawi

JAKARTA – Sesaat setelah menjalankan ibadah salat Ashar di Masjid Nabawi pada Senin (13/5/2024) petang, Upan Supian keluar dari pintu nomor 4. Tiba-tiba calon jemaah haji (CJH) asal Garut yang baru sehari tiba di Madinah itu ambruk.

Jemaah berusia 71 tahun tersebut mendapat perawatan dari petugas di kawasan masjid dan tim emergensi medis sektor (TEMS).

Namun, takdir berkata lain. Sekitar satu jam kemudian, dia berpulang ke Rahmatullah. Tim dokter menyatakan Upan meninggal akibat cardiovascular disease atau serangan jantung.

Upan menjadi CJH pertama yang meninggal sejak musim haji 2024. Kemenag sudah menerima certificate of death (CoD) atau surat keterangan kematian almarhum dari pemerintah Arab Saudi.

“Kami juga telah menandatangani surat izin untuk pemakaman almarhum,” kata Kepala Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah Ali Machzumi seperti dikutip dari Jawa Pos, Rabu (15/5/2024). .

Nantinya, lanjut Ali, jenazah mendapat fasilitas badal haji oleh petugas yang disiapkan PPIH Arab Saudi. Dengan begitu, dia tetap menyandang status telah berhaji.

Sejak awal kedatangan CJH gelombang pertama di Madinah, kondisi kesehatan para jemaah memang cukup menjadi perhatian. Selain sudah ada CJH yang meninggal, jumlah jemaah yang membutuhkan penanganan medis mulai mengalir. Berdasar data Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) wilayah Madinah hingga Selasa (14/5/2024) pukul 15.00 waktu Arab Saudi (WAS), sudah ada 26 CJH yang mendapat perawatan di klinik tersebut.

Dari jumlah itu, enam pasien sempat masuk ruang rawat inap. Tiga di antaranya akhirnya dipulangkan setelah kondisinya dianggap membaik. Dua lainnya masih dirawat. Satu lagi dirujuk ke rumah sakit.

Kabid Kesehatan KKHI PPIH Arab Saudi dr Indro Murwoko menjelaskan, mayoritas CJH yang sempat dirawat di klinik mengalami gangguan kesehatan ringan. ”Sebagian besar sudah bisa pulang. Namun, kami minta agar menjaga kondisinya,” katanya.

Sementara itu, sebagian pasien lainnya masih membutuhkan penanganan lebih lanjut sehingga menjalani rawat inap.

Dia menjelaskan, sejak tiba di Tanah Suci, para jemaah itu memang memiliki masalah kesehatan. Mulai hipertensi, vertigo, hingga masalah lain. Selain itu, ada faktor lain yang membuat kondisi para jemaah tersebut drop, yakni menahan buang air di sepanjang perjalanan mereka di dalam pesawat. ”Padahal, hal itu sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pasien,” jelasnya. (JP/KN)

spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular