TENGGARONG – Kepala Desa Loa Janan Ulu, Supariyo, menyatakan bahwa proyek normalisasi sungai Loa Janan yang telah dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar sebesar 1,8 miliar rupiah kemungkinan terpaksa ditunda. Penyebabnya adalah adanya masalah pemukiman warga yang terletak di sepanjang aliran sungai.
Supariyo mengungkapkan bahwa banyak rumah warga yang tiang-tiang pondasinya tertancap di atas sungai Loa Janan atau anak sungai mahakam tersebut. Hal ini membuat pelaksanaan proyek normalisasi sungai menjadi tidak mungkin dilakukan saat ini tanpa adanya solusi untuk masalah tersebut.
Tim normalisasi sungai dari Pemerintah Kabupaten Kukar bahkan mundur setelah melihat kondisi lapangan yang memprihatinkan. Mereka menyoroti urgensi penyelesaian masalah pemukiman warga yang berada di bantaran sungai sebelum proyek normalisasi dapat dilanjutkan.
“Iya Tim Normalisasi udah turun kelapangan melihat kondisi sungai sangat tidak kemungkinan dinormalisasi karena akan terhalang tiang-tiang pondasi rumah warga yang dipinggir sungai, warga sangat banyak mengambil wilayah sungai,” ujarnya.
Normalisasi sungai ini sebelumnya direncanakan untuk mengalirkan air dari Desa Tani Aman ke sungai Loa Janan yang selama ini ditutupi oleh tanggul. Supariyo menegaskan jika proyek Normalisasi tidak berjalan, pihaknya menolak jika tanggul dibuka, karena untuk menghindari potensi banjir yang dapat mengancam 18 RT di sekitar sungai.”kalo tanggul itu dibuka bisa banjir ini, karena debit air sungai yang pasti akan meluap, jika banjir ada 18 RT yang terdampak,” jelasnya.
Pemerintah desa berharap agar Pemerintah Kabupaten Kukar segera mencari solusi yang tepat agar proyek normalisasi sungai Loa Janan dapat dilaksanakan sesegera mungkin.
“Kami berharap pemerintah kabupaten mencarikan solusi agar proyek normalisasi sungai Loa Janan bisa berjalan dengan baik,” tutupnya. (adv)
Penulis : Hanafi
