Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menteri Bahlil Tanggapi Isu Soal Djarum dan Wings Hengkang dari IKN

JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal kabar Djarum Group dan Wings Group hengkang dari proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ditemui usai rapat di Istana Presiden, Bahlil bilang dua perusahaan kakap itu tidak masuk konsorsium Nusantara yang dipimpin Aguan, pemilik Agung Sedayu Group. Meski begitu, Bahlil menegaskan Djarum dan Wings tetap berinvestasi di IKN Nusantara.

“Wings dan Djarum itu tidak merupakan konsorsium yang dilakukan oleh Agung Sedayu tapi dia akan melakukan investasi setelah tahap pertama selesai. Jadi itu siapa sih yang ngomong kok sok tahu banget,” katanya, Selasa (9/1/2024).

Pernyataan Bahlil ini berbeda dengan Badan Otorita IKN. Juru Bicara Otorita IKN, Troy Pantouw, sebelumnya menyatakan, keterlibatan pembangunan IKN ditentukan oleh setiap anggota konsorsium yang diketuai Aguan (pendiri Agung Sedayu Group) itu.

“Seperti saya sampaikan sebelumnya, tentang komposisi adalah hal internal konsorsium. Keterlibatan dalam membangun di IKN bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan apa yang dibangun,” ujar Troy saat dihubungi kumparan, Kamis (4/1/2024).

Wings dan Djarum juga sudah buka suara mengenai status mereka di IKN. Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil, menyebut WINGS Group tetap ikut serta di dalam Konsorsium Nusantara IKN yang bersifat non komersial.

“Salah satu contohnya adalah pembangunan Botanical Garden. WINGS Group berkomitmen untuk ikut serta dalam pembangunan IKN,” kata Sheila dalam rilis resmi, Jumat (5/1).

Sementara Corporate Communications Manager Djarum, Budi Darmawan, mengatakan perusahaan milik Budi dan Michael Hartono itu tidak tergabung dalam proyek pembangunan seperti hotel, apartemen dan perkantoran, melainkan pembangunan Botanical Garden.

“Botanical Garden dibutuhkan untuk sebuah ibu kota yang bermartabat. Jadi teman-teman yang lain di bisnisnya, kami bagian CSR,” ujar Budi, Kamis (4/1/2024).

Budi menjelaskan, adanya Botanical Garden diperlukan untuk ibu kota yang bermartabat. Selain itu, pengembangan Botanical Garden menjadi dampak positif bagi paru-paru ibu kota yang baru.

“Dulu kita dianggap konsorsium investasi, itu mungkin lebih ke arah asumsi-asumsi aja,” tutur Budi.

“Intinya kami ini hanya memang ikutan terlibat di situ, membantu mengembangkan Botanical Garden. Itu sesuatu hal yang positif buat hal-hal paru-paru kota. Bahkan paparan IKN pun itu tidak menyebutkan hengkang,” sambungnya.

Budi enggan menyebut dana yang disiapkan untuk CSR di IKN. “Duitnya sedang kami hitung, belum keluar karena menyangkut pupuk, menyangkut pohon, dan berapa hektarnya besar sekali,” imbuh Budi. (Kum/KN)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular