KORANUSANTARA – Cristiano Ronaldo mengeklaim Saudi Pro League lebih dari Major League Soccer (MLS). Pernyataan tersebut dilontarkan pemain berjuluk CR7 tersebut dalam wawancaranya bersama Sky Sport selang 24 jam Lionel Messi resmi diperkenalkan pemain baru Inter Miami CF. Ya, La Pulga, memulai petualangan barunya di MLS.
Selepas Piala Dunia 2022, Ronaldo santer dikabarkan melanjutkan karier di MLS. Ternyata, Saudi Pro League yang menjadi pilihan peraih enam gelar Balon d’Or tersebut. Keputusan memilih Saudi Pro League sempat dikritik. Namun Ronaldo tetap kepada keputusannya.
“Memang mereka mengkritisi. Tetapi, apa yang terjadi sekarang? Banyak pemain (top Eropa) yang datang (ke Saudi Pro League),” katanya.
Kekasih Georgina Rodriguez tersebut seakan menahbiskan jika dirinya pionir bagi pemain Eropa untuk berkarier di Saudi Pro League. “Keputusanku bergabung dengan klub Saudi 100 persen penting untuk memancing pemain top lainnya. Itu fakta. Ke mana pun Ronaldo pergi, itu menjadi magnet tersendiri,” tegasnya.
Ronaldo melanjutkan, saat dirinya hijrah dari Real Madrid ke Juventus pada musim 2018, Serie A kembali hidup. Kompetisi tertinggi di Italia tersebut bergairah seiring dengan kehadiran para pemain dari kompetisi lain. Sebelumnya, Serie A menjadi pilihan kesekian bagi pemain setelah Premier League Inggris, Liga Primer Spanyol, Bundesliga Jerman, serta Ligue 1 Prancis.
Kondisi tersebut yang disebutnya berlanjut setelah dirinya berkarier di Saudi Pro League. “Semua pemain yang tiba bukan yang mendekati pensiun. Jota dan Ruben Neves masih di usia produktif. Dalam setahun ke depan, aku yakin makin banyak pemain top yang berkarier di Saudi,” katanya.
Bahkan jika tren tersebut berlanjut, Ronaldo menegaskan bisa jadi Saudi Pro League menyalip Super Lig Turki dan Eredivisie Belanda. Ronaldo yakin, keputusanya tetap bermain di Saudi Pri League Bersama Al-Nassr adalah tepat sekaligus penutup spekulasi yang menyebutnya akan kembali merumput di liga Eropa. “Pintunya sudah tertutup untuk kembali ke Eropa. Usiaku menjejak 38,5 tahun saat ini. Lagipula sepak bola Eropa telah kehilangan kualitasnya. Nyaris semua, terkecuali Premier League yang memang superior.(*)