Senin, Mei 20, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pemerintah Setop Impor Jagung, Antisipasi Anjloknya Harga Jagung di Musim Panen Raya

JAKARTA –  Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor jagung sebelum panen raya pada April 2024. Ini dilakukan sebagai komitmen pemerintah untuk menyerap jagung hasil produksi dalam negeri.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, hal ini dalam upaya mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen pada musim panen raya.

“Ini tentunya menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya. Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” kata Arief dalam keterangannya, ditulis Minggu (17/3/2024).

Untuk mempermudah koordinasi penyerapan jagung petani, disepakati dalam waktu dekat Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya.

Arief juga menegaskan bahwa sebelum panen raya jagung yang puncaknya diperkirakan pada April 2024 mendatang, importasi jagung saat ini disetop untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Langkah ini juga guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal.

“Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita,” tegas Arief.

Seperti diketahui, pada akhir 2023 Perum Bulog melakukan importasi jagung pakan untuk membantu kebutuhan para peternak yang saat itu kesulitan mendapatkan bahan baku pakan. Kebijakan impor jagung yang dilakukan pemerintah ditujukan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak mandiri.

“Pakan ini kan merupakan salah satu unsur pembentuk harga yang signifikan memengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir. Dengan kita setop importasi jagung jelang panen raya, ini berarti importasi yang dilakukan pemerintah sangat terukur dan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani. Maka, saat panen raya inilah momentum bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri,” jelas Arief.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi sekitar 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya. (JP/KN)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular