KORANUSANTARA – Invasi Israel ke Gaza, Palestina menjadi sorotan dunia. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai seruan lisan untuk menghentikan langkah Israel tidak efektif. Israel justru makin bernafsu melakukan genosida terhadap Palestina. Karena itu, PBNU memandang perlu adanya langkah lebih untuk menghentikan Israel.
’’Kita capek cuma ngomong dan buat pernyataan terus selama ini, sudah puluhan tahun. Karena itu, kita harus mencoba sesuatu yang lebih desisif untuk ini,’’ ujar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di kantor PBNU, beberapa waktu lalu.
Sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu menyatakan, PBNU ingin menggalang kekuatan dari semua agama yang ada di seluruh dunia. Tujuannya, terbentuk satu kekuatan, satu mandat yang lebih kuat atas nama semua agama di seluruh dunia, untuk berperan lebih nyata dalam mengatasi masalah kekerasan Israel terhadap Palestina.
’’Untuk itu, nanti pada 27 November, kita akan mengadakan forum Religion of Twenty (R20). Ini nanti kami masukkan (agenda) untuk itu (menggalang kekuatan antar agama-agama di dunia, Red),’’ ujarnya.
Pada bagian lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menyampaikan kekecewaan atas sikap Dewan Keamanan (DK) PBB. Hal itu disampaikan Retno lewat pernyataan bersama dengan Menlu Belanda Hanke Bruins Slot seusai pertemuan bilateral di Jakarta.
Padahal, kata Retno, laporan dari Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) menyebutkan lebih dari 8 ribu orang terbunuh. Data tersebut diperoleh UNOCHA dari Kementerian Kesehatan di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan. Sebanyak 66 persen korban meninggal merupakan perempuan dan anak-anak. ’’Saya tidak habis pikir. Dengan situasi kemanusiaan seperti ini, DK PBB masih berdiam diri hingga saat ini,’’ ungkapnya. (*)