Kamis, Mei 15, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 179

Ratna Soroti Kerabat Dekat Jadi Pelaku Kekerasan Perempuan dan Anak,

TANJUNG REDEB – Anggota DPRD Berau, Ratna Kalalembang soroti maraknya tindak pencabulan pada anak dan kekerasan kepada perempuan di Kabupaten Berau, khususnya di wilayah perkampungan.

Menurutnya, Perbuatan tidak terpuji itu menjadi atensi yang harus diperhatikan dan dikawal. Sebagai perwakilan yang duduk di DPRD Berau. Ratna siap untuk mengawal aspirasi masyarakat, khususnya isu perempuan dan anak.

“Saya juga seorang ibu, tentu hal itu sangatlah tidak terpuji. Apalagi kebanyakan kasus yang beredar bahwa pelakunya adalah orang terdekat korban,” ungkapnya.

Politikus Partai Golkar itu sangat menyayangkan hal tersebut terjadi. Sehingga, dirinya meminta kepada seluruh pihak, terutama dinas terkait untuk mengawasi dan segera mencari solusi konkret agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

“Dinas terkait harus gencar untuk sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat terkait perlindungan perempuan dan anak,” ujarnya.

“Jangan sampai yang menjadi pelakunya adalah orang terdekat dari korban. Mirisnya, yang seharusnya menjadi pelindung terdepan untuk keluarganya, malah jadi yang berbuat,” tambahnya.

Ratna sangat menginginkan tindakan tercela tersebut tidak ada lagi di Kabupaten Berau. Sehingga, diperlukan sinergi dari seluruh pihak. Bahkan masyarakat harus ikut andil mencegah kasus kekerasan pada perempuan dan anak.

“Masyarakat harus segera melapor jika menemukan tindakan tersebut. Jangan takut untuk melapor, karena akan menyelamatkan korban dari tindakan tersebut,” tandasnya. (ADV/KN)

Arman Sebut Akan Perjuangkan Sekolah Baru di Kelurahan Rinding

TELUK BAYUR – Sarana dan prasarana pendidikan perlu dilengkapi di seluruh wilayah Kabupaten Berau. Hal itu dilakukan demi kecerdasan anak-anak di Bumi Batiwakkal.

Anggota DPRD Berau, Arman Nofriansyah menyampaikan di wilayah Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur tidak memiliki Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga, anak-anak di Kelurahan Rinding harus pergi ke Kelurahan Teluk Bayur untuk menempuh pendidikan tingkat SMP. Karena hanya itu yang paling dekat.

“Itu pun kondisinya juga terbatas untuk ruang kegiatan belajarnya,” ungkapnya.

Ditegaskannya, Dirinya harus menyuarakan hal tersebut. Karena, Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur merupakan Daerah Pemilihannya. Sehingga, wajib diperjuangkan.

Dijelaskan Arman, dengan jumlah populasi yang cukup besar. Kebutuhan sekolah sangat diperlukan. Pasalnya, dengan adanya SMP baru di Kelurahan Rinding, memangkas jarak bagi para pelajar.

“Belum tentu semua orangtua punya kendaraan, ini yang perlu dipikirkan,” ucapnya.

“Sampai saat ini, saya memang belum ada jadwal reses dari DPRD Berau, namun saya sering turun ke lapangan, saya mendapatkan beberapa masukan langsung dari warga,” ujarnya.

Apalagi, Kelurahan Rinding sangat dekat dengan jantung ibu kota kabupaten, sehingga hal ini sangat perlu perhatian khusus.

“Padahal sangat dekat dengan pusat pemerintahan. Jangan sampai ini terabaikan,” terangnya.

Belum lagi, lanjut Arman, porsi anggaran pendidikan dari APBD adalah 20 persen. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 4 dan UU pasal 49 ayat 1 Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

“Anggaran pendidikan merupakan salah satu mandatory spending, yaitu kewajiban alokasi belanja dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah,” imbuhnya.

Ia menegaskan, akan menindaklanjuti persoalan kurangnya fasilitas pendidikan guna mencari solusi ke depannya.

“Pemda diharap bisa memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan mendesak masyarakat, khususnya pendidikan,” tutupnya. (ADV/KN)

Pemkab PPU Gelar Rakor Bahas Skema Pembiayaan PT SMI untuk Pembangunan Prioritas

PPU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) guna membahas skema pembiayaan pembangunan skala prioritas melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Rapat ini dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati PPU, Zainal Arifin, di Kantor Bupati PPU pada Selasa (22/10/2024).

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD PPU, Raup Muin, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Nicko Herlambang, perwakilan PT SMI, serta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pejabat terkait lainnya.

Dalam pembukaannya, Zainal menekankan bahwa pinjaman daerah adalah solusi strategis yang diharapkan dapat mempercepat pembangunan di PPU. Ia menjelaskan bahwa kehadiran PT SMI merupakan alternatif penting dalam mendanai proyek-proyek prioritas di PPU.

“Prinsipnya hari ini kita sedang berdiskusi untuk membuka peluang-peluang pendanaan kreatif untuk pembiayaan pembangunan yang ada di Kabupaten PPU. Pinjaman ini fungsinya sebagai suporting kegiatan pembangunan yang dilaksanakan,” katanya.

Maka itu, dalam hal ini komunikasi dan koordinasi ini digelar untuk lebih menyamakan persepsi. Berkaitan pula dengan Pemkab PPU yang saat ini masih memiliki kewajiban terkait pinjaman sebelumnya dengan PT SMI, yang baru akan selesai pada 2026.

“Saat ini kita masih menjajaki itu, dan terkait pinjaman ini masih harus kita diskusikan lebih lanjut lagi. Hari ini kita juga didampingi ketua DPRD, dan beliau tadi mengamanatkan agar selalu memperhatikan efektivitas pelaksanaan program, sehingga program-program yang dijalankan tersebut dapat betul-betul dirasakan masyarakat,” jelas Zainal.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD PPU, Raup Muinmenyampaikan pentingnya pembiayaan yang lebih besar untuk mendukung pembangunan di PPU. Mengingat wilayahnya yang luas namun dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit.

“Kabupaten PPU memiliki wilayah yang sangat luas, tetapi penduduknya masih kurang, sehingga pembiayaan untuk pembangunan membutuhkan dana yang lebih besar dibandingkan wilayah lain yang lebih kecil,” jelasnya.

Raup juga mengingatkan terkait pemanfaatan dana pinjaman PT SMI sebelumnya. Di mana salah satu proyek, yakni pembangunan Coastal Road, belum bisa berfungsi secara maksimal.

Oleh karena itu, rakor ini diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah konkret agar skema pembiayaan dari PT SMI dapat dioptimalkan untuk mendukung pembangunan prioritas di PPU secara efektif dan berkelanjutan.

“Terkait pinjaman, pada prinsipnya kami tidak masalah dan meyakinkan jika itu untuk kebaikan PPU, pastilah saya setuju. Namun, sayang rasanya biaya yang begitu besar jika peruntukannya tidak tepat. Oleh karena itu, dalam membangun, konsep perencanaannya harus jelas,” pungkasnya. (ADV/DiskominfoPPU/SBK)

Banjir Bontang Berkurang 60 Persen, Proyek Waduk Kanaan Siap Dilanjutkan

BONTANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang berhasil mengatasi permasalahan banjir sedikit demi sedikit. Diperkirakan saat ini banjir sudah berkurang 60 persen, sejak dimulai 2021 lalu.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, anggaran yang sudah dialokasikan untuk penanganan banjir sebesar Rp 441 miliar, dimana anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang, dan juga dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Dinas PUPRK Bontang, Edy Prabowo menyampaikan, bahwa dari sebagian besar anggaran tersebut telah digunakan untuk merevitalisasi aliran sungai, sekaligus memperbaiki drainase di sepanjang jalan yang sering kali mengalami banjir.

“Ini semua berdasarkan hasil pemantauan kami, dan alhamdulillah potensi banjir di wilayah Kota Bontang sudah berkurang sekitar 60 persen,” ucapnya saat diwawancarai, Senin (21/10/2024).

Bisa dilihat dari penanganan banjir di sepanjang aliran Sungai Bontang, mulai dari samping Kantor Kelurahan Gunung Elai, hingga ke Jalan Ahmad Yani, Gunung Sari. Dulunya di wilayah tersebut menjadi tempat langganan banjir, akan tetapi di tahun-tahun selanjutnya banjir di wilayah tersebut semakin lama semakin berkurang.

Akan tetapi, Edy juga menyatakan jika di beberapa wilayah titik tertentu masih menjadi tempat yang rawan banjir. Hal ini disebabkan tantangan dalam menahan aliran air dari hulu dan pasang surut air laut yang terjadi.

“Proyek pengerjaan di daerah aliran Sungai Dahlia hingga saat ini masih berlangsung, dan diperkirakan akan selesai pada akhir 2024,” paparnya.

Tak lupa, Pemkot Bontang telah mempersiapkan untuk pembangunan Waduk Kanaan di tahun ini, dengan adanya waduk tersebut sangat diharapkan dapat berfungsi dengan maksimal, untuk menampung air dari hulu, terutama saat air laut sedang pasang di hilir Sungai Bontang.

“Untuk saat ini, kami masih mempersiapkan pembangunan Waduk Kanaan. Insyaallah nantinya akan membantu dalam menampung air dari hulu, dan mengurangi banjir di wilayah hilir Sungai Bontang,” jelasnya.

Sedikit informasi, rincian dari APBD Bontang di 2022 sebesar Rp 32 miliar, di 2023 sebesar Rp 104 miliar, dan di 2024 sebesar Rp 212 miliar. Untuk dari bantuan APBD Provinsi Kaltim, bantuan keuangan pada 2022 sebesar Rp 19 miliar dan 2024 sebesar Rp 74 miliar. (adv/kn)

Antusiasme Tinggi, 89 Kelompok Ramaikan BCC dan Pawai Budaya 2024 dengan Tema Budaya Indonesia

BONTANG – Pagelaran Bontang City Carnival (BCC) dan pawai budaya tahun ini mengusung tema ‘Kreativitas Bontang Istimewa, Budaya Nusantara Maju, dan Melestarikan Budaya Indonesia’.

Event yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Kota Bontang ini berjalan dengan lancar dan meriah, Sabtu (19/10/2024) pagi.

Pagelaran ini dibuka dengan menampilkan 2.300 penari Jepen dari seluruh pelajar SMP dan SMA se-Kota Bontang.

Saat sambutan, Pjs Wali Kota Bontang, Munawwar mengapresiasi seluruh panitia yang telah terlibat dan telah bekerja keras, dalam mensukseskan BCC dan Pawai Budaya 2024.

“Untuk seluruh panitia dan pengurus yang telah mempersiapkan BCC dan Pawai Budaya, saya ucapkan terima kasih,” ucapnya, Sabtu (19/10/2024).

Diketahui, untuk BCC dan Pawai Budaya diiikuti 29 kelompok peserta karnaval, dan juga 60 kelompok pawai budaya. Antusias masyarakat di Kota Bontang terbilang sangat luar biasa, terbukti dengan penuhnya lokasi acara oleh warga yang menyaksikan penampilan para peserta BCC dan Pawai Budaya. (adv/kn).

Komisi A DPRD Bontang dan OPD Bahas Strategi Tingkatkan Pelayanan Publik

BONTANG – Dalam upaya meningkatkan pelayanan publik, Komisi A DPRD Kota Bontang menggelar pertemuan dengan delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra kerja pada Senin (21/10/2024).

Agenda ini menjadi momentum bagi OPD, memaparkan program, prestasi, dan kendala yang mereka hadapi. Seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, dan Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).

Wakil Ketua Komisi A DPRD, Ubayya Bengawan, membuka pertemuan ini dengan menekankan pentingnya kerja sama yang solid. “Pertemuan ini langkah awal untuk membangun komunikasi yang lebih kuat antara DPRD dan OPD. Kami ingin memastikan setiap dinas mendapat dukungan dan perhatian yang diperlukan,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsospm), drg. Toetoek Pribadi Ekowati, menyampaikan program prioritas mereka, yaitu percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem sesuai instruksi Presiden.

“Target kami adalah mencapai nol kasus kemiskinan ekstrem di Bontang pada akhir tahun ini. Saat ini, ada 18 keluarga yang kami fokuskan dalam program percepatan ini,” jelas Toetoek.

Di bidang kependudukan, Kepala Disdukcapil, Budiman, melaporkan jumlah penduduk Bontang yang tercatat sebanyak 190.621 jiwa pada semester pertama 2024. Dari jumlah tersebut, 131.516 warga telah memiliki KTP elektronik.

“Kami terus berupaya agar seluruh warga dewasa dapat terdata dengan lengkap. Salah satu program kami adalah perekaman data digital untuk kependudukan, yang diharapkan meningkatkan efisiensi layanan publik,” kata Budiman.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Retno Febriaryanti, menyampaikan prestasi yang telah diraih. Menurutnya, Dinas Perpustakaan Bontang berhasil menjadi perpustakaan terbaik di Kaltim, didukung oleh Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat tertinggi di provinsi tersebut.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah dan DPRD atas dukungan yang memungkinkan kami mencapai prestasi ini,” ujar Retno.

Sementara itu, Ketua Komisi A, Heri Keswanto, yang turut hadir dalam pertemuan ini, meminta setiap OPD untuk menyampaikan laporan tertulis mengenai kendala dan pencapaian mereka. “Kami akan mempelajari semua masukan ini dan memastikan DPRD memberikan dukungan yang optimal bagi setiap dinas,” tandas Heri. (adv/KN)

Raker Komisi C DPRD, Alfin Dorong Kemajuan Infrastruktur Kota Bontang

BONTANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, komisi C menggelar rapat kerja, bersama mitra kerja yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bontang di Ruang Rapat Sekretariat DPRD lantai 2, Senin (21/10/2024).

Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua Komisi C, Alfin Rausan Fikry. Pertemuan pertama kali ini, membahas program dan kebijakan infrastruktur Kota Bontang serta melakukan evaluasi proyek yang sedang berjalan.

“Perumusan rencana kerja untuk ke depannya juga kita bahas dalam raker ini,” terangnya.

Pihaknya ingin mengetahui bagaimana rencana, yang sedang mereka susun, apakah ada kendala atau tidak. Dengan begitu, kata dia, DPRD dengan dinas terkait dapat bersama-sama untuk menemukan solusi.

“Pengawasan lapangan juga harus berjalan dengan ketat sehingga tidak ada proyek yang lambat penyelesaiannya,” tambahnya.

Ia menjelaskan pentingnya koordinasi dalam pembangunan dan wilayah mana saja yang harus dijadikan prioritas sehingga pembangunan di Kota Bontang dapat merata dan dirasakan oleh masyarakat.

“Diharapkan dari raker ini agar kesejahteraan masyarakat Bontang bisa ditingkatkan dalam hal infrastruktur,” jelasnya.

Alfin juga meminta dinas terkait untuk mendorong proyek yang sedang berlangsung saat ini agar bisa segera rampung, karena melihat waktu yang sudah semakin singkat. (Adv/KN)

Editor : Nicha R

Keterlambatan Proyek Jalan Cipto Mangunkusumo, DPRD Bontang Minta PUPRK Bertindak Tegas

BONTANG – Keterlambatan proyek perbaikan Jalan Cipto Mangunkusumo di Kelurahan Belimbing, Bontang Barat, memicu kritik dari Anggota Komisi C DPRD Kota Bontang, Joni Alla Padang.

Menyikapi proyek yang belum juga rampung meski telah berjalan beberapa bulan, Joni mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) untuk segera menyelesaikan proyek tersebut dan menilai perlunya ketegasan dalam pengawasan agar proyek tidak mengganggu kenyamanan warga.

“Seharusnya, perbaikan jalan seperti ini tidak memakan waktu berbulan-bulan. Ini proyek yang relatif sederhana, namun minimnya ketegasan dalam pengawasan membuat pengerjaan terkesan lambat dan mengganggu aktivitas warga,” ujar Joni dalam rapat kerja bersama PUPRK, Senin (21/10/2024).

Ia menambahkan bahwa lambatnya penyelesaian proyek ini telah berdampak pada keamanan dan kenyamanan warga, bahkan sempat menimbulkan insiden kecelakaan di sekitar lokasi.

Menurutnya, jika kontraktor yang ditunjuk tidak mampu menyelesaikan proyek dengan baik, PUPRK seharusnya mempertimbangkan langkah tegas seperti penghentian kerja sama tanpa perlu proses peringatan yang berlarut-larut.

“Ketegasan ini penting agar proyek tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Kami di DPRD juga siap berkoordinasi dan mendukung PUPRK untuk memastikan proyek berjalan lancar tanpa menambah beban warga,” tambahnya.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinas PUPRK Bontang, Much Cholis Edy Prabowo, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengatur ketegasan terhadap kontraktor sesuai dengan kontrak kerja yang berlaku.

Namun, pemutusan kontrak tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena membutuhkan proses dan tahapan tertentu agar proyek tetap berlanjut dan tidak terhenti.

“Jika kontrak langsung diputus, proyek akan terhenti dan memerlukan lelang ulang, yang bisa memperpanjang waktu penyelesaian. Kami akan memastikan pengawasan tetap berjalan sesuai prosedur agar proyek ini segera memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Much Cholis.

PUPRK Bontang berkomitmen untuk memantau proyek dengan ketat dan terus mengawasi agar perbaikan Jalan Cipto Mangunkusumo bisa rampung tepat waktu, mengembalikan kenyamanan dan keamanan bagi warga yang beraktivitas di sekitar lokasi proyek. (adv/KN)

Saeful Rizal: Ancaman Narkoba Harus Dihadapi dengan Perbaikan Moralitas

BONTANG – Anggota DPRD Kota Bontang, Saeful Rizal, mengajak seluruh masyarakat Bontang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan moralitas sebagai upaya menghadapi tantangan zaman.

Ia menekankan bahwa SDM Bontang masih perlu banyak pembenahan, terutama di sektor tenaga kerja yang kurang mampu bersaing dengan daerah lain.

“Banyak perusahaan besar di Bontang, seperti Pupuk Kaltim, masih lebih banyak merekrut tenaga kerja dari luar daerah seperti Jawa, Samarinda, dan Balikpapan. Padahal, jika SDM Bontang sudah memadai, kita bisa lebih mengutamakan tenaga kerja lokal, yang tentunya lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan jarak,” ujar Saeful.

Saeful berbagi pengalamannya saat bekerja di Pupuk Kaltim, di mana mayoritas tenaga kerja berasal dari luar Bontang.

Menurutnya, hal ini bisa diubah jika SDM lokal memiliki kualitas yang lebih baik, sehingga perusahaan dapat lebih percaya diri untuk mempekerjakan tenaga kerja dari daerah sendiri.

Namun, Saeful menekankan bahwa peningkatan kualitas SDM tidak hanya cukup dengan pendidikan formal. Ia juga menyoroti pentingnya memperbaiki moralitas di kalangan masyarakat, baik generasi muda maupun generasi tua.

“Banyak yang hanya fokus pada moralitas generasi muda, tapi kita lupa bahwa generasi tua juga butuh perbaikan moral,” tuturnya.

Ia menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya penyalahgunaan narkoba di Bontang yang mengancam moralitas masyarakat, termasuk anak-anak.
“Narkoba sudah disisipkan ke berbagai hal, bahkan hingga ke jajanan anak-anak dan dalam Al-Quran. Ini ancaman serius yang harus kita tanggapi dengan sungguh-sungguh,” tambahnya.

Saeful menegaskan, moralitas yang buruk akan merusak fondasi masyarakat, sehingga peningkatan SDM pun akan sulit tercapai. Ia mengajak pemerintah kota dan seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dan bersama-sama menjaga moralitas di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Sebagai anggota dewan, Saeful berharap pemerintah Bontang dapat lebih serius dalam merumuskan kebijakan yang mendukung peningkatan SDM dan moralitas.

Baginya, sinergi antara kualitas SDM yang unggul dan moralitas yang kuat adalah kunci keberhasilan Bontang dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, baik di sektor industri maupun kehidupan sosial. (adv/KN)

Ubayya Desak Pengelolaan Parkir di Pelabuhan Loktuan untuk Atasi Kemacetan

BONTANG – Kemacetan akibat parkir semrawut di Pelabuhan Umum Loktuan saat kapal penumpang tiba menjadi sorotan Anggota DPRD Kota Bontang, Ubayya Bengawan.

Ubayya menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ini, yang dianggap sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat sekitar dan memerlukan tindakan cepat dari pemerintah.

“Setiap kali kapal penumpang tiba di Pelabuhan Loktuan, parkir menjadi sangat padat dan semrawut. Hal ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga menyebabkan kemacetan panjang di sekitar pelabuhan. Ini harus segera diatasi,” tegas Ubayya.

Menurutnya, masalah ini timbul akibat banyaknya kendaraan penjemput dan pengantar yang berbondong-bondong ke pelabuhan. Para penumpang yang tiba atau akan berangkat sering diantar oleh keluarga menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menyebabkan parkir penuh dan lalu lintas tersendat.

“Kendaraan para penjemput dan pengantar penumpang sering kali membuat area pelabuhan penuh sesak, sehingga terjadi antrean panjang yang berujung kemacetan di sepanjang jalan menuju pelabuhan,” ungkapnya.

Ubayya mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera merumuskan strategi pengelolaan parkir yang lebih efisien di kawasan pelabuhan.

Pengaturan yang baik diharapkan bisa mengurai kemacetan dan memastikan masyarakat tetap bisa beraktivitas dengan lancar di sekitar pelabuhan, tanpa terganggu oleh kemacetan yang disebabkan oleh parkir yang tidak teratur.

“Pengelolaan parkir yang lebih baik sangat diperlukan agar mobilitas warga tidak terganggu setiap kali ada kapal penumpang yang berlabuh di pelabuhan,” tambah Ubayya.

Ia menekankan pentingnya solusi jangka panjang agar kemacetan ini tidak terus berulang di masa depan, yang akan berdampak negatif pada kenyamanan dan kelancaran aktivitas masyarakat di Bontang. (adv/KN)