Kamis, Desember 12, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Nelayan Tradisional di Berau Keluhkan Destructive Fishing

SAMARINDA – Kelompok Nelayan Marlin, yang merupakan nelayan tradisional di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, mengirimkan surat terbuka kepada Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Timur untuk meminta perlindungan dari praktek destructive fishing yang merusak sumber daya laut dan lingkungan.

“Surat ini berisi keluhan tentang penangkapan ikan menggunakan bahan kimia, bahan peledak, setrum, dan alat tangkap yang merusak lingkungan,” terang Anggota Komisi I DPRD Kaltim M. Udin.

Surat tersebut menyebutkan bahwa ada nelayan yang menggunakan bahan kimia, bahan peledak, setrum, dan alat tangkap lainnya yang tidak ramah lingkungan untuk menangkap ikan di wilayah operasi mereka. Praktek ini telah mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang dan menurunkan kualitas dan kuantitas ikan.

“Ini adalah permintaan yang sangat penting untuk melindungi lingkungan laut dan mata pencaharian kelompok nelayan tradisional di Kaltim,” kata Udin belum lama ini.

Kelompok Nelayan Marlin sendiri menggunakan metode tangkap ikan yang ramah lingkungan seperti pancing dan rawai. Mereka mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anak mereka.

Legislator Golkar tersebut mengatakan bahwa ia mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku destructive fishing. Ia juga berharap pemerintah provinsi dapat mengirimkan agen-agen mandiri ke lokasi untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum tanpa harus berkoordinasi dengan aparat lokal yang dinilai tidak efektif.

“Sebagai langkah meminta untuk melindungi lingkungan laut dan mata pencaharian kelompok nelayan tradisional di Kaltim,” pungkasnya. (Eky/Adv/DPRDKaltim)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular