JAKARTA – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyinggung mantan Presiden sekaligus Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat memberikan sambutan dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perindo.
“Contoh lain dialami juga oleh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang kebetulan saya cukup kenal baik. Dalam kehidupannya, dia pernah bangkrut, berhasil, kemudian bangkrut, bangkit lagi, sampai akhirnya dia sangat berhasil dan akhirnya menjadi Presiden,” katanya di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (29/7/2024) malam.
Ia menyebut cerita Trump tersebut usai menceritakan kisah mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln untuk memotivasi kader Perindo yang hadir dalam mukernas jelang Pilkada 2024 dan persiapan Pemilu 2029.
“Tinggal kawan-kawan, saudara sekalian, semua fungsi, fungsionaris daripada Partai Perindo, baik di DPP, DPW, DPD, dan jajaran di bawahnya, pimpinan sayap, seluruh kader, dan simpatisan, jangan pernah menyerah dalam perjuangan. Suatu kegagalan justru membuat kita makin kuat, makin berjuang, dan untuk menjadi lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, pada kesempatan tersebut ia mengingatkan seluruh kader Perindo agar tidak mundur, tetap militan, dan kembali kepada visi maupun misi partai.
“Perindo merupakan singkatan daripada persatuan Indonesia, dan kita memiliki tagline (slogan, red.) untuk Indonesia sejahtera, yang mana kita tahu bahwa kesejahteraan haruslah diwujudkan terlebih dahulu, baru persatuan dan kesatuan bangsa dapat kokoh ditegakkan di bumi Nusantara. Jadi, kehadiran Perindo di Indonesia sebagai partai politik adalah untuk melayani masyarakat, bukan untuk dilayani,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia turut mengajak seluruh kader agar optimistis melakukan perubahan untuk menghasilkan keberhasilan bagi partainya. Terlebih, kata dia, partainya memiliki tiga fokus utama dalam membangun kesejahteraan rakyat.
Pertama, lanjut dia, mempercepat kesejahteraan rakyat kecil melalui kebijakan yang berpihak, sehingga kehadiran Perindo di level eksekutif maupun legislatif dibutuhkan.
“Kedua, mempercepat pendidikan, khususnya masyarakat menengah ke bawah karena dengan pendidikan yang baik bagi golongan masyarakat yang kecil khususnya, kita dapat lebih cepat meningkatkan produktivitas nasional. Ketiga, yaitu yang kita semua sepakat, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, sehingga jumlah dana yang dapat diselamatkan dapat dipakai untuk membangun manusia dan pembangunan nasional yang kita butuhkan,” ujarnya. (ANT/KN)