Jumat, Oktober 11, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kemenparekraf Akan Bangun 2 Objek Wisata Alam Dekat IKN

PENAJAM ASER UTARA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyiapkan perencanaan pembangunan dua objek wisata alam di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yang berlokasi dekat dengan Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia.

“Kami sedang siapkan perencanaan pembangunan wisata Hutan Mangrove (bakau) dan Gua Tapak Raja di Sepaku,” ujar Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat meninjau Pantai Nipah-Nipah di Penajam, Senin (12/8/2024).

Wisata alam Gua Tapak Raja yang berada di Desa Wonosari dan Hutan Mangrove di Kelurahan Mentawir itu, lanjut dia, berada di wilayah Kecamatan Sepaku yang berada dekat dengan Kota Nusantara.

Penyediaan tujuan pariwisata di kawasan ibu kota baru Indonesia, agar masyarakat Kota Nusantara maupun wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung memiliki berbagai pilihan kunjungan wisata.

Kementerian Parekraf juga menyiapkan objek pariwisata lainnya yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sebagai alternatif tujuan wisata ibu kota baru Indonesia.

“Kami juga siapkan tempat wisata yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur lainnya untuk tunjang pariwisata Kota Nusantara,” katanya.

Selain Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove, menurut dia lagi, wisata berkelanjutan lainnya yang disiapkan di antaranya kebun raya, bukit Bangkirai dan budaya pampang yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.

Rencana menyiapkan wisata berkelanjutan untuk menunjang pariwisata ibu kota baru Indonesia tersebut, jelas dia pula, sudah disampaikan kepada kepala negara saat rapat kabinet paripurna perdana di Istana Garuda Kota Nusantara pagi tadi.

Kementerian Parekraf juga menyusun konsep pariwisata ramah lingkungan (ecotourism) ibu kota masa depan Indonesia dan daerah mitra Kota Nusantara, serta kawasan sekitarnya.

Kebersihan objek wisata bisa dikelola dengan baik melalui pengelolaan sampah terintegrasi memberdayakan komunitas, ungkap dia, dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dan konservasi bakau.

Pengelolaan sampah dengan sistem tersebut bisa menciptakan produk wisata, yakni pengunjung yang datang ke tempat wisata diajak menanam bakau maupun melalukan restorasi terumbu karang (wisata carbon offset), demikian Sandiaga Salahuddin Uno. (ANT/KN)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular