Sabtu, Desember 14, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ini Cara Reza Rahadian Maknai Sumpah Pemuda

JAKARTA – Aktor Reza Rahadian memaknai Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober sebagai momen refleksi generasi muda agar berkontribusi untuk perubahan yang positif.

“Momen reflektif kita sebagai generasi muda. Apa sih yang sebenarnya bisa kita lakukan? Karena saya selalu percaya bahwa banyak yang bisa dilakukan,” kata Reza kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

Reza menyampaikan bahwa dalam konteks bonus demografi, di mana generasi muda akan menjadi proporsi terbesar dalam masyarakat, makna Sumpah Pemuda semakin relevan untuk dijadikan sebagai momen refleksi.

Menurut dia, penting bagi generasi muda untuk menyadari bahwa tindakan positif untuk membuat perbedaan tidak harus besar.

 

Dengan memulai dari lingkungan yang terdekat, seperti keluarga dan komunitas, setiap individu dapat berkontribusi untuk perubahan yang positif.

Hal ini tidak hanya mencakup tindakan sosial, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.

“Tidak harus hal besar. Tapi hal-hal yang sifatnya mungkin sangat domestik, sangat dekat dengan keluarga, dengan lingkungan yang lebih private. Akan selalu ada hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda,” ujarnya.

Reza juga berharap generasi muda dapat memanfaatkan sosial media sebagai alat untuk berbagi pengetahuan dan mengekspresikan kreativitas.

Namun, generasi muda juga harus tetap waspada terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

Oleh karena itu, perlu kesadaran dan pemahaman tentang penggunaan teknologi dan media sosial yang bijak sebagai kunci agar tidak terjebak dalam informasi yang salah atau memecah belah.

Tidak hanya itu, generasi muda harus dilatih untuk tidak hanya membaca berita di permukaan tetapi juga menggali informasi lebih dalam.

Membangun literasi, memahami konteks, serta mematuhi etika dalam informasi adalah langkah-langkah penting untuk memerangi misinformasi dan hoaks.

“Sebagai manusia kita kan diberkahi sama Tuhan ya. Kemampuan berpikir, menganalisa, akal sehat dan lain-lain. Nah itu tuh tetap harus menjadi fondasi utama dalam memfiltrasi apa-apa saja yang ada di sosial media,” katanya. (ANT/KN)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular