Jumat, Mei 10, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Indonesia Desak Gencatan Senjata Permanen

KORANUSANTARA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) PBB untuk menyuarakan situasi di Gaza. Pernyataan itu ditekankan kembali oleh Menlu dalam sesi pidatonya, Rabu, 29 November 2023.

’’Indonesia juga tidak dapat diam melihat rumah, sekolah, dan rumah sakit diratakan dengan tanah. Dan saya bertanya apakah negara-negara dunia akan tetap tinggal diam melihat situasi yang mengenaskan ini,’’ ujarnya.

Lebih lanjut, Retno menyampaikan, Indonesia memang menyambut positif jeda kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Namun, hal itu tidak cukup. Dengan tegas dia mengatakan, yang diperlukan adalah sebuah gencatan senjata permanen agar nyawa dapat diselamatkan dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bisa diberikan.

Bantuan kemanusiaan yang masif diperlukan di Gaza dan perlu ditingkatkan. ’’Negara dunia harus membantu UNRWA dan lembaga kemanusiaan lainnya agar dapat membantu 1,7 juta pengungsi di Gaza,’’ ungkapnya.

Dari sisi Indonesia, Retno menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan bantuan. Termasuk kesiapan mengirimkan kapal rumah sakit.

Di depan SMU PBB, Retno dengan tegas mempertanyakan kebrutalan yang telah dilakukan Israel. Dia turut mengingatkan bahwa dalam perang ada aturan dan batasannya. Namun, dua hal tersebut tidak ada di Gaza. Serangan terhadap berbagai fasilitas sipil bukan hal yang normal. Hal itu jelas pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

’’Penerapan double standard harus dihentikan dan Indonesia mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di International Court of Justice,’’ tegas Retno.

Indonesia mendorong status Palestina menjadi anggota penuh PBB. Hal itu dimaksudkan supaya Palestina memiliki kedudukan yang setara dengan Israel dalam mewujudkan solusi dua negara berdasar parameter internasional yang telah disepakati.

Pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata Hamas-Israel masih berlangsung. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali ke Timur Tengah untuk membahas masalah perpanjangan ini. Meski begitu, di tengah upaya komitmen damai itu, Israel terus berulah.

Kedatangan Blinken adalah untuk melakukan rangkaian pertemuan di Israel, Tepi Barat, dan Uni Emirat Arab. ’’Kami ingin jeda ini diperpanjang karena yang pertama dan terpenting adalah pembebasan para sandera dan persatuan dengan keluarga mereka. Ini juga memungkinkan kami meningkatkan bantuan kemanusiaan ke masyarakat Gaza yang sangat membutuhkannya,’’ ujar Blinken dalam konferensi pers di Brussels.

Pada Selasa malam, 28 November 2023, Hamas membebaskan 10 tawanan asal Israel dan 2 tawanan Thailand. Di saat yang sama, Israel membebaskan 30 tahanan Palestina yang terdiri atas 15 perempuan dan 15 anak-anak. Sejak gencatan senjata, Hamas sudah membebaskan 60 tawanan dan sebagai gantinya 180 tahanan Palestina dilepas oleh Israel.

Namun, di tengah kesepakatan itu, Israel kembali menangkapi warga Palestina. Kelompok pembela tahanan Palestinian Prisoners Society mengatakan bahwa selama empat hari awal gencatan senjata, pasukan Israel menangkap setidaknya 133 warga Palestina dari Jerusalem Timur dan wilayah pendudukan Tepi Barat.

’’Selama pendudukan masih ada, penangkapan tidak akan berhenti. Masyarakat harus memahami karena ini adalah kebijakan utama pendudukan (pemerintah Israel, Red) terhadap warga Palestina dan untuk membatasi segala bentuk perlawanan,’’ sorot Amany Sarahneh, juru bicara Palestinian Prisoners Society, seperti dikutip Al Jazeera.

Tidak cukup sampai di situ, Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa tentara Israel telah membunuh dua anak Palestina di Tepi Barat. Seorang anak berusia 9 tahun tertembak di kepala dan seorang anak berusia 15 tahun tertembak di dada.(*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular