Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Golkar-PAN Gabung KKIR, Kuatkan Posisi Prabowo

KORANUSANTARA – Partai Golkar dan PAN akhirnya menentukan sikap. Alih-alih membuat poros keempat, kedua partai tersebut justru bergabung dengan Gerindra dan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Artinya, Golkar dan PAN mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

Keputusan ini diresmikan lewat deklarasi yang dihadiri keempat ketua umum partai tersebut di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), Jakarta, Minggu, 13 Agustus 2023.

Sebelumnya, PAN dan Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP. Namun koalisi ini mulai goyah setelah PPP memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP.

PAN dan Golkar lantas memilih menunggu perkembangan politik. Kedua partai ini sempat menjalin komunikasi dengan koalisi PDIP maupun Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan. Namun, akhirnya kedua partai melabuhkan dukungan politik kepada Prabowo.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut membeberkan alasannya mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Ia menyebut PAN telah lama menjalin hubungan dengan Prabowo. Zulhas pun optimis perjuangannya bersama Prabowo sekama ini akan tuntas.

“Kenapa PAN mengambil keputusan itu? Kami sudah 10 tahun bareng-bareng dengan Pak Prabowo. Kalau tinggal sedikit, kenapa tidak sabar? Kami meyakini perjuangan 10 tahun akan tuntas,” ujar Zulhas. Zulhas pun berharap koalisi yang dibangun bersama Gerindra, PKB, dan Golkar ini bisa memenangkan Prabowo di Pilpres 2024 nanti.

Sementara itu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menyebut keputusan mendukung Prabowo telah dibicarakan di internal partai. Faktor lain Golkar memilih Prabowo karena kedekatan hubungan dengan bekas Danjen Kopassus tersebut.

“Kenapa Golkar menjatuhkan pilihan ke Prabowo? Tidak lain tidak bukan karena Letnan Jenderal Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar,” kata Airlangga dalam pidato deklarasinya.

Berlabuhnya Golkar dan PAN ke poros KKIRmendapat atensi banyak kalangan. Termasuk dari akademisi dan praktisi politik. Dr Sufiyanto, peneliti utama The Republic Institute, mengatakan, pasca terbentuk Poros Hambalang, menunjuk markas Prabowo, setidaknya akan memunculkan sejumlah isu. Pertama, Poros Hambalang yang telah diperkuat Gerindra, Golkar, PKB dan PAN akan semakin menunjukkan kekuatan dukungan di parlemen dengan 265 kursi.

Namun, dukungan kursi di parlemen tidak identik dengan kemenangan suara di TPS pada Pemilu 2024. Sebab, pilpres langsung dipilih rakyat sehingga tidak ada hubungannya dengan besarnya kursi di Parlemen. ’’Karena itu, tugas poros ini juga tidak mudah, bagaimana memastikan suara perolehan masing-masing parpol itu, kemudian seluruhnya akan memilih capres yang mereka usung,’’ ujar pria yang juga dosen itu.

Jumlah koalisi kursi besar sementara ini hanya sekadar memenuhi ketetentuan presidential threshold aja. ‘’Tapi, apa gunanya kalau tidak menjadi suara kumulatif untuk Pilpres, kan bisa sia-sia,’’ ungkap Sufiyanto.

Kedua, lanjut dia, deklarasi Poros Hambalang tersebut makin menggambarkan Pilpres 2024 akan diikuti tiga pasang kandidat. Yakni, dari Poros Perubahan yang terdiri atas Nasdem, Demokrat, dan PKS dengan Anies Baswedan sebagai bacapres, dan satu lagi Poros Teuku Umar, menunjuk rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, yang mengajukan Ganjar Pranowo sebagai bacapres. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular