TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) mengalokasikan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk tahun 2025. Dana ini difokuskan untuk memperkuat sektor pertanian dan peternakan sebagai bagian dari program strategis “Kukar Idaman”.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, menyebutkan bahwa anggaran tahun depan tetap diarahkan pada lima kawasan prioritas, serta penguatan sarana dan prasarana pendukung. Fokus utamanya mencakup pembangunan irigasi, pengadaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), penyediaan pupuk, serta peningkatan infrastruktur pertanian di berbagai wilayah.
“Anggaran ini berasal dari usulan kelompok tani, kunjungan lapangan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, serta aspirasi dari DPRD dan masyarakat. Kami seleksi yang paling dibutuhkan dan berdampak langsung bagi petani,” kata Taufik, Senin (14/4/2025).
Tak hanya dari APBD, program pembangunan pertanian juga didukung dana pusat sekitar Rp 40 miliar yang menyasar empat kecamatan pesisir Kukar. Secara keseluruhan, total anggaran Distanak Kukar tahun ini mencapai Rp 216 miliar, termasuk belanja pegawai dan non-pegawai. Sekitar 30 persen dari total itu dialokasikan untuk pembangunan sarana dan prasarana pertanian.
Taufik menjelaskan, tiga program utama menjadi prioritas: pengembangan sarana produksi, penyuluhan pertanian, serta pemberdayaan petani. Ketiganya diproyeksikan mampu meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan petani lokal.
“Produktivitas pertanian hanya bisa naik jika kita kuatkan dari hulu ke hilir. Mulai dari bibit, pupuk, pendampingan, sampai ke akses pasar,” ujarnya.
Sektor peternakan pun tak luput dari perhatian. Meskipun Kukar sudah cukup mandiri dalam produksi daging ayam, kebutuhan daging sapi masih dipasok dari luar daerah. Karena itu, Distanak mendorong peningkatan populasi ternak lokal, terutama sapi dan kambing.
“Kami jalankan program intervensi untuk populasi ternak, tapi peternakan punya tantangan sendiri, termasuk pengendalian penyakit hewan yang cukup kompleks,” tambah Taufik.
Sementara itu, cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir menjadi tantangan tersendiri bagi petani tanaman pangan. Beberapa sawah dilaporkan terendam akibat hujan lebat, mengganggu proses tanam dan panen.
Di sisi lain, subsektor hortikultura terus menunjukkan perkembangan positif. Kecamatan seperti Tenggarong Seberang, Samboja, Kota Bangun, Sebulu, dan Tenggarong menjadi sentra hortikultura yang memasok kebutuhan sayur dan buah ke berbagai daerah di Kalimantan Timur.
“Komoditas seperti cabai, tomat, gambas, dan timun banyak berasal dari Kukar. Ini menunjukkan potensi besar yang perlu terus kita dorong,” tutupnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i