Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Direktur Bulog Bongkar Penyebab Lonjakan Harga Beras

JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkap penyebab harga beras mahal beberapa waktu terkahir. Memang, terlihat tren kenaikan harga beras di awal tahun ini.

Bayu mengatakan salah satu faktor harga beras naik karena produksi dalam negeri yang belum kunjung terealisasi. Sebabnya, petani lokal terlambat melakukan tanam terimbas dari badai El Nino di tahun lalu.

“Situasi memang sedang dapat tekanan dari sisi produksi, sebagian petani kita terlambat tanamnya, baru mulai Januari mereka tanam, BPS (Badan Pusat Statistik) memperkirakan Januari-Februari itu defisit produksi kita sekitar 2,7 juta. Nanti baru mulai ada panen agak besar bulan Maret,” jelas Bayu ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

“Jadi sekarang sedang terjadi defisit, makanya harganya naik,” sambung dia.

Disamping itu, Bayu melihat ada dampak rentetan dari harga pupuk. Dia mencatat harga pupuk masih mahal imbas dari memanasnya geopolitik global dan penurunan suplai dunia.

Selain itu, Bos Bulog juga menilai memanasnya wilayah Laut Merah, Yaman atas serangan kelompok Houthi turut berpengaruh terhadap harga beras. Pasalnya, kapal-kapal logistik yang biasanya memotong jarak kini harus memutar melalui jalur yang lebih panjang.

“Tadi lewat terusan Suez lebih pendek, sekarang jadi panjang. Itu mendorong waktu dan harga menjadi naik,” kata dia.

Dia mengamini situasi global dan dalam negeri saat ini masih menjadi tantangan. Bayu berharap upaya-upaya yang dilakukan bisa menekan juga tingkat inflasi.

“Jadi memang situasi sedang tidak mudah tapi mudah-mudahan dengan koordinasi yang tadi dilakukan, kita masih tetap bisa mengendalikan inflasi,” kata Bayu.

Sebagai upaya untuk menurunkan harga, Bayu mengambil langkah melalui penyebaran bantuan pangan beras. Hal ini dibarengi dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.

“Oleh sebab itu bantuan pangan dan SPHP-nya Bulog, ini harus terus dilaksanakan paling tidak masyarakat punya alternatif, bisa mengurangi nantinya tekanan dari kenaikan harga,” ucapnya. (Lpt/KN)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular