JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keheranannya terhadap sejumlah pihak yang menggaungkan narasi “Indonesia Gelap” dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya saat menghadiri Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Prabowo mengatakan pemerintah terbuka terhadap kritik, tetapi ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap propaganda dan penyebaran kebohongan. Ia menyoroti bahwa teknik propaganda bisa menyesatkan jika terus-menerus diulang.
“Itu ada di buku, The Art of Propaganda. Semua negara pelajari, dan itu sering dilakukan untuk mendestabilisasi suatu negara yang tidak disukai negara lain,” ujarnya.
Menurutnya, menghadapi serangan semacam itu harus dengan keterbukaan dan penjelasan berdasarkan data yang faktual. Sehingga kebohongan itu akan terbongkar dengan sendirinya.
“Serangan kebohongan hanya dapat dihadapi dengan membuka diri, memberi penjelasan apa adanya, berdasarkan fakta, kenyataan dan ilmu dan matematika. Saya pun meyakini, kebohongan-kebohongan suatu saat akan terbongkar,” kata Prabowo.
Terkait narasi “Indonesia Gelap” yang menjadi tema dalam berbagai aksi unjuk rasa, Prabowo memberikan respons tegas namun santai.
“Saya juga heran ada orang yang mengatakan Indonesia gelap. Kalau dia memang merasa gelap, itu hak dia, tapi kalau saya bangun pagi saya lihat Indonesia cerah,” ungkapnya.
Ia mencontohkan pengalamannya saat bertemu dengan para petani di berbagai daerah yang kini merasa senang dan bersyukur karena hasil pertanian meningkat.
“Kalau saya ketemu petani, petani gembira. Harga pangan, peningkatan hasil mereka naik secara drastis, produksi naik secara drastis,” jelasnya.
Menurutnya, capaian itu salah satunya berkat kebijakan pemerintah yang memangkas regulasi dalam penyaluran pupuk ke petani.
Meski begitu, Prabowo menegaskan dirinya tak melarang pihak manapun untuk menyuarakan pendapatnya, termasuk yang pesimis terhadap kondisi bangsa.
“Jadi saudara-saudara saya tidak akan melarang orang untuk selalu memandang dengan kegelapan. Kalau ada orang yang mau lihat gelap, gelap, gelap, monggo,” katanya.
Namun, ia tetap yakin Indonesia akan terus melangkah menuju masa depan yang cerah dan menegaskan komitmennya sebagai kepala negara.
“Saya optimis, saya bangga jadi Presiden RI. Kekayaan kita akan kita kuasai, kita kelola, untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat,” tegas Prabowo.
Ia pun menyadari bahwa tidak semua pihak akan sepakat atau puas dengan kebijakan pemerintahannya.
“Mungkin banyak yang kecewa tapi dibandingkan dengan ratusan juta rakyat kita yang merasa bahagia ya itu tugas pemerintah,” lanjutnya.
Sebelumnya, demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” sempat merebak di berbagai wilayah pada 17–21 Februari lalu. Aksi tersebut melibatkan mahasiswa dan organisasi masyarakat sipil, dengan titik pusat unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta.
Para demonstran menyuarakan protes terhadap sejumlah kebijakan Presiden Prabowo, termasuk efisiensi anggaran yang dinilai memangkas alokasi penting seperti pendidikan. Mereka juga mengkritik program Makan Bergizi Gratis yang melibatkan TNI dan Polri, serta menyoroti potensi kembalinya dwi fungsi ABRI.
Tuntutan lain dalam aksi itu mencakup penolakan terhadap Revisi UU TNI, UU Polri, UU Kejaksaan, pengesahan tatib DPR, serta evaluasi terhadap struktur kabinet yang dianggap gemuk.
Penulis : M Adi Fajri
Editor : Nicha R