TENGGARONG – Nasib malang, barangkali kalimat itu yang tepat dilontarkan untuk menggambarkan kondisi seorang pelajar asal Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), TN (20). Ia dirundung rekan sekolah, hingga depresi dan berniat mengakhiri hidup. Yakmi dengan menenggak 10 butir paracetamol sekaligus hingga overdosis.
Tidak berhenti disitu, penderitaan gadis yang diketahui hanya tinggal bersama neneknya itu, harus berlanjut. Tatkala ia harus menunggu selama tiga hari, untuk mendapatkan perawatan lantaran tidak memiliki BPJS dan keterbatasan biaya untuk menerima perawatan.
“Kejadian ini terjadi pada hari Rabu, korban sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi disana kemudian disarankan untuk dirujuk ke runah sakit,” terang Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Korwil Kalimantan Timur (Kaltim), Rina Zainun, pada Selasa (27/1/2025).
“Namun karena korban tidak memiliki BPJS dan terkendala biaya, akhirnya nenek korban memutuskan untuk melakukan perawatan di rumah,” timpalnya.
Karena tidak menerima perawatan secara layak, kondisi korban terus memburuk hingga tubuhnya kaku dan dingin. Nenek korban yang tidak tahu kemana harus meminta pertolongan, hanya bisa pasrah melihat kondisi cucunya yang semakin memburuk.
“Beruntung salah satu tetangga korban ada yang menghubungi kami TRC PPA Kaltim pada hari Sabtu. Akhirnya saya minta untuk langsung dibawa saja ke rumah sakit, masalah biaya pengobatan biayanya kita dari TRC PPA yang tanggung,” serunya
Menerima laporan tersebut, Rina Zainun mengaku langsung berkoordiansi dengan pihak kepolisian setempat untuk segera melarikan korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
“Pak Kapolsek langsung datang ke rumah korban untuk melakukan identifikasi dan kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas untuk membawa mobil ambulance puskemas untuk dibawa ke rumah sakit,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya, peristiwa memilukan ini bermula dari perselisihan antara korban bersama rekan sekelasnya pada hari Rabu (22/1/2025). Setelah kejadian itu, korban kemudian histeris, memecahkan kaca kelas dan berniat melukai diri. Tidak sampai disitu, setelah berhasil ditenangkan, ia kemudian kembali mencoba mengakhiri hidupnya dengan menelan 10 tablet paracetamol sekaligus.
“Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam ruang kelas itu sampai korban berniat untuk mengakhiri hidupnya,” tandasnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i