SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sarkowi V Zahry, menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian di Bumi Etam.
Menurutnya, potensi pertanian di wilayah ini sebenarnya sangat besar, namun terkendala buruknya sistem yang menghambat produktivitas.
Sarkowi mengamati bahwa banyak petani di Kaltim kini beralih menjadi pekebun dengan menanam kelapa sawit atau pisang di lahan kering mereka.
Dua komoditas ini dinilai lebih menguntungkan dibandingkan padi sawah, yang sebelumnya menjadi pondasi utama pertanian Kaltim.
“Masalah di sektor padi sawah sangat kompleks, mulai dari irigasi yang tidak memadai, harga pupuk dan pestisida yang tinggi, hingga hama dan penyakit yang sulit diberantas. Belum lagi harga jual padi yang rendah saat panen tiba,” ungkap Sarkowi.
Akibatnya, stok pangan lokal Kaltim semakin menurun, sementara jumlah penduduk terus bertambah.
Kondisi ini dikhawatirkan akan semakin kritis saat Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi beroperasi dan membawa sedikitnya 2 juta penduduk baru ke wilayah tersebut.
Langkah Perbaikan Sistem Pertanian
Sarkowi mengusulkan beberapa langkah strategis untuk memperbaiki sistem pertanian di Kaltim, di antaranya:
1. Ketersediaan Pupuk dan Pestisida
Pemerintah perlu memastikan ketersediaan pupuk dan pestisida dengan harga terjangkau. Program subsidi pupuk yang ada saat ini harus ditingkatkan kualitasnya agar benar-benar mendukung kebutuhan petani.
2. Penerjunan Penyuluh Aplikatif
Penyuluh pertanian harus lebih aplikatif dan memahami kebutuhan nyata petani di lapangan, bukan sekadar menguasai teori.
3. Intervensi Bisnis Beras
Sarkowi juga menekankan pentingnya intervensi pemerintah terhadap tengkulak atau distributor beras. Ia mengusulkan agar pengiriman beras dari luar daerah dihentikan sementara saat musim panen di Kaltim, untuk mendukung penjualan hasil panen petani lokal.
Koordinasi Antardaerah Diperlukan
Ia menegaskan bahwa setiap kabupaten dan kota di Kaltim memiliki persoalan pertanian masing-masing, sehingga diperlukan koordinasi yang erat untuk mengoptimalkan produksi pangan di seluruh wilayah.
Dengan perbaikan sistem dan koordinasi yang baik, Sarkowi optimistis sektor pertanian di Kaltim dapat menjadi penopang ketahanan pangan, terutama menghadapi tantangan keberadaan IKN Nusantara di masa mendatang.
“Kaltim harus mampu menyiapkan sektor pangan yang mandiri dengan kontribusi nyata dari kabupaten dan kota. Saat ini kebutuhan pangan kita masih sangat bergantung pada pasokan luar daerah,” tuturnya. (Adv)
Penulis: Hanafi