KORANUSANTARA – Desakan agar Israel segera menyudahi invasi serangan ke Gaza kini datang dari sekutunya. Adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi pemimpin negara Barat pertama yang menyerukan gencatan senjata. Dalam wawancara dengan BBC, pihaknya meminta Israel agar berhenti mengebom warga sipil. Terutama anak-anak dan perempuan.
Dia mengakui, Israel berhak membela diri. Namun, tidak ada pembenaran untuk pembunuhan warga sipil. Gencatan senjata juga diyakini bakal menguntungkan Israel. “Secara de facto saat ini, warga sipil dibom. Bayi-bayi, perempuan, orang-orang tua dibom dan dibunuh. Tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Kami mendesak Israel untuk berhenti,’’ tegas Macron.
Meski situasi Gaza kian memprihatinkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih kukuh untuk tidak berhenti menyerang sampai menang. Meski seruang gencatan senjata meluas dari belahan dunia, sejauh ini Netanyahu tetap bergeming.
’’Perang melawan Hamas berlangsung dengan kekuatan penuh dan tujuannya hanya satu, yaitu menang. Tidak ada alternatif selain kemenangan,’’ ujarnya Sabtu malam , 11 November 2023 dalam siaran televisi.
Saat ini, Israel justru menyalahkan Komite Palang Merah Internasional, WHO, dan kantor PBB untuk koordinasi urusan kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina atas banyaknya korban jiwa. Lembaga-lembaga itu dinilai tidak mendukung evakuasi penduduk dari utara ke selatan.
“Selama sebulan, mereka menolak mendukung evakuasi dari utara. Kini mereka membahayakan semua orang dengan mengharuskan evakuasi tergesa-gesa di tengah peperangan perkotaan,’’ ujar Eylon Levi, juru bicara pemerintah Israel, seperti dikutip The Guardian. Padahal, kenyataan di lapangan, warga yang sudah mengungsi ke selatan tetap dibom oleh IDF. Termasuk di Rafah dan Khan Younis. (*)