Sabtu, Februari 22, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menko Airlangga Sebut Ekspor Indonesia Tahun 2024 Surplus USD 31 Miliar

JAKARTA – Indonesia kembali mencatatkan kinerja perdagangan yang positif dengan surplus ekspor selama 57 bulan berturut-turut hingga tahun 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan ekspor Indonesia mencapai surplus sebesar USD 31 miliar sepanjang tahun 2024. Tren positif ini mencerminkan daya saing produk Indonesia di pasar global yang semakin meningkat.

“Perdagangan kita dengan Amerika Serikat, negara-negara ASEAN, Eropa, China, India, dan Uni Eropa terus menunjukkan pertumbuhan yang baik. Alhamdulillah, semuanya menunjukkan tren positif, kecuali dengan China,” ujar Airlangga dalam konferensi pers Launching Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) atau Indeks Manager Pembelian Indonesia juga mengalami peningkatan ke angka 51,9, yang menunjukkan optimisme pelaku usaha terhadap iklim ekonomi nasional. Indonesia juga mencatat lonjakan dalam Economic Complexity Index (ECI), naik dari peringkat 75 ke 65 pada tahun 2023.

Menko Airlangga menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor, terutama di tengah kebijakan perdagangan global yang semakin dinamis, termasuk kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Trump 2.0.

“Kita harus melihat perdagangan ke seluruh dunia. Saat ini, world trade di luar Amerika mencapai 83 persen, sehingga kita harus memperkuat kerja sama dengan pasar global lainnya,” jelasnya.

Pemerintah juga mendorong percepatan perjanjian perdagangan internasional, seperti SEPA dengan Kanada, kerja sama dengan Mercosur, Eurasia, dan GCC, serta aksesi Indonesia ke The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP). Langkah ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas, termasuk ke Inggris, Kanada, dan Amerika Latin.

Selain itu, Indonesia juga terus memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara Global South melalui forum seperti BRICS dan aksesi OECD yang masih dalam proses.

Lebih lanjut Menko Airlangga menambahkan, sektor hilirisasi juga menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah ekspor. Menurutnya, produk berbasis mineral, manufaktur, serta sektor tekstil, makanan dan minuman, furnitur, serta produk berbasis plastik dan kertas harus terus didorong.

“Dengan hilirisasi, kita bisa meningkatkan daya saing produk ekspor. Ini harus terus kita dorong agar semakin banyak produk Indonesia yang masuk ke pasar global,” tambahnya.

Dukungan pembiayaan juga menjadi faktor penting dalam memperkuat ekspor. Pemerintah berharap perbankan nasional, termasuk Bank Mandiri, dapat terus mendukung skema kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku ekspor, termasuk bagi pekerja migran yang ingin berwirausaha.

Pewarta : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular