JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan anggaran untuk tanggap bencana Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tersedia dan siap digunakan.
“Mekanisme sinergi penanggulangan bencana antara Kementerian Keuangan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah sangat kokoh. Kami selalu siaga untuk merespons segala bentuk bencana yang terjadi di seluruh penjuru Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Pada kasus erupsi Gunung Lewotobi, lanjut dia, mekanisme yang berlaku adalah tanggap darurat. Penganggaran penanggulangan bencana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menggunakan dana yang ada.
Di sisi lain, untuk BNPB, juga tersedia Dana Siap Pakai (DSP) yang siap diisi kembali oleh Kementerian Keuangan jika diperlukan.
Sri Mulyani menyatakan siap bekerja sama dengan seluruh kementerian/lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (pemda) dalam upaya-upaya penyelamatan, evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan kelompok rentan, pemulihan sarana dan prasarana vital, hingga seluruh proses rehabilitasi dan rekonstruksi usai bencana nantinya.
Pagi ini, ia bersama BNPB dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengadakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi.
“Kami turut berduka cita untuk para korban bencana dan semoga bencana yang melanda lekas mereda dan denyut kehidupan masyarakat kembali pulih,” ujar Menkeu.
Dalam kesempatan terpisah, BNPB memastikan kebutuhan dasar dan logistik para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di beberapa titik pengungsian sejauh ini telah terpenuhi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam taklimat daring terkait penanganan bencana yang dipantau dari Jakarta, kemarin, mengatakan kebutuhan air bersih, kesehatan, pangan, sandang dan hunian pengungsian sudah diberikan di tiga titik pengungsian di Kabupaten Flores Timur dan dua titik pengungsian yang berada di Kabupaten Sikka.
Penambahan alat perangkat terus disesuaikan dengan dinamika di lapangan dan penambahan pengungsi mengingat aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berpotensi terjadi.
Selain itu, giat pemulihan psikososial dan trauma pascabencana sudah mulai berjalan untuk para pengungsi yang berada di kelima titik pengungsian tersebut.
Kegiatan pembelajaran untuk siswa di zona terdampak rencananya akan dipindahkan ke tempat belajar sementara di tenda-tenda pengungsian, dengan kelengkapan belajar mengajar sudah dilakukan oleh BNPB berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
Terkait wacana relokasi tempat tinggal, dia mengatakan BNPB sudah memulai pendataan bagi rumah-rumah rusak yang berada di zona berbahaya gunung tersebut. (ANT/KN)