TENGGARONG – Upaya peningkatan budaya literasi di tingkat akar rumput, terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar). Salah satu program yang kini tengah digalakkan adalah lomba perpustakaan tingkat kelurahan dan desa, yang didorong langsung oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Diarpus) Kukar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diarpus Kukar, Rinda Desianti, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu strategi untuk menumbuhkan minat baca masyarakat dari tingkat desa. Pelaksanaannya juga turut melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
“Memang tidak secara langsung ditangani oleh Diarpus semua, tetapi untuk pengumumannya kami meminta bantuan dari DPMD agar bisa disebarluaskan ke desa-desa,” ujar Rinda, Minggu (1/6/2025).
Menurut Rinda, tujuan dari lomba ini bukan sekadar kompetisi, tetapi lebih kepada peningkatan kualitas dan kelayakan sarana literasi desa. Salah satu kriteria utama yang wajib dipenuhi peserta adalah kepemilikan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), sesuai dengan ketentuan nasional.
“Kami ingin menghapus paradigma bahwa perpustakaan desa hanya ruang baca seadanya. Harus terdaftar resmi dan memenuhi standar layanan pustaka,” tegasnya.
Rinda menambahkan bahwa lomba ini juga menjadi sarana untuk memetakan sejauh mana kesiapan dan keseriusan desa-desa dalam membangun budaya literasi. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada ketersediaan buku, tetapi juga pada aktivitas literasi, keterlibatan masyarakat, serta inovasi yang dilakukan oleh pengelola.
Selain itu, Diarpus Kukar tengah menjajaki berbagai pendekatan baru untuk mendukung revitalisasi perpustakaan desa. Salah satu wacana yang mulai dibahas adalah pengembangan kafe literasi, yang bisa menjadi daya tarik baru bagi kalangan muda.
“Kalau suasana perpustakaannya menarik dan nyaman, tentu masyarakat akan lebih tertarik datang. Kita juga ingin bangun perpustakaan yang interaktif, bukan hanya tempat membaca buku,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Diarpus juga akan mengintensifkan sosialisasi lomba ke seluruh kecamatan melalui jaringan kerja sama dengan camat dan kepala desa, agar partisipasi lebih luas bisa terwujud. Program ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penguatan ekosistem literasi di Kukar yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.
“Literasi harus dibangun dari bawah. Desa dan kelurahan adalah fondasi paling dasar. Dari sana kita bisa melahirkan generasi pembaca dan pembelajar sejati,” tutup Rinda. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i