Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Labuan Bajo Diguyur Biaya Pengembangan Rp 1,05 Triliun

KORANUSANTARA – Pemerintah pusat tampak serius dalam mendorong Labuan Bajo sebagai tujuan wisata. Pesona alam yang membentang menjadi alasannya. Dengan begitu, wisatawan kini memiliki alternatif liburan selain Bali.

Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat sokongan dari sektor pembiayaan. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, misalnya. Hal itu dilakukan dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kredit (blended financing) dengan total Rp 1,05 triliun kepada PT Indonesia Ferry Property (IFPRO).

Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI Maqin U Norhadi menjelaskan, dalam proyek itu, LPEI untuk kali pertama berperan sebagai joint mandated lead arrangers anak perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry dan PT PP (Persero) Tbk yang memiliki proyek khusus destinasi pariwisata superprioritas di Labuan Bajo. IFPRO akan menggunakan fasilitas itu untuk berbagai inisiatif, termasuk pembangunan Hotel Meruorah, arah komersial, dan proyek baru seperti hotel mid-tier, area komersial tambahan, serta pembangunan dermaga dan marina.

’’Ini adalah bukti pemerintah melalui Kementerian Keuangan bahwa negara hadir untuk membangun ekspor Indonesia, termasuk yang berbasis pariwisata,” ujarnya di Jakarta.

Menurut Maqin, kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi developmental impact yang tinggi. Terutama, kontribusi dalam peningkatan devisa dari para wisatawan mancanegara serta memberikan multiplier effect terhadap industri terkait. ’’Khususnya, pelaku UMKM yang berada di kawasan tersebut,” katanya.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menambahkan, kehadiran negara sangat terlihat di Labuan Bajo. Hal itu tecermin melalui pembangunan yang cepat. ’’Dulu hanya ada satu hotel yang memiliki pelayanan yang baik dan kini memiliki enam hotel bertaraf internasional. Ekosistem Manggarai Barat telah berubah dan tumbuh ke arah yang lebih baik. Ini adalah bentuk negara hadir dengan tujuan yang mulia,” bebernya.

VP Corporate Banking Group BCA Rudy Kurniawan menyebutkan, BCA senantiasa berkomitmen untuk turut membiayai pengembangan destinasi wisata dalam negeri. ’’Kami berharap kredit yang kami salurkan dapat mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur,” tuturnya.

Direktur Utama PT Indonesia Ferry Property Ferry Snyders memandang terlaksananya penandatanganan perjanjian kredit itu, selain dapat memperbaiki struktur pendanaan dari IFPRO sendiri, juga sangat mendukung pengembangan kawasan terpadu Marina Labuan Bajo. ’’Tentunya juga meningkatkan daya tarik wisatawan, khususnya dari luar negeri,” tuturnya.

Pembiayaan dan penjaminan kredit itu termasuk dalam penugasan khusus kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor, khususnya dalam mendukung destinasi pariwisata superprioritas. Hal itu merupakan inisiatif Kementerian BUMN melalui Surat No.S- 1015/MBU/12/2021 tanggal 22 Desember 2021.

Total dana penugasan khusus ekspor (PKE) sebesar Rp 8,7 triliun juga telah dialokasikan untuk berbagai program PKE, termasuk PKE pariwisata Mandalika, PKE UKM, PKE alat transportasi, dan lainnya. Hingga 30 November 2023, total akumulasi disbursement PKE mencapai Rp 12,96 triliun dengan 80 produk ekspor dan lebih dari 100 negara tujuan ekspor. (*)

spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular