Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Implementasi SLP Pertama di SMPN 5, Usung Gotong Royong dan Peduli Sesama

PPU – Pasca peluncuran Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), SMP Negeri 5 Penajam menjadi sekolah pertama yang melaksanakan kegiatan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila pada Kamis (15/2/2024).

Sekolah ini terletak Jalan Propinsi Km 16, Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam. Setiap siswanya diminta untuk mendata warga sekitar rumahnya yang kurang mampu dan berbagi makanan bergizi

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Linda Romauli Siregar mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila. Melalui kegiatan berbagi ini akan muncul nilai gotong royong bersama semua elemen pendidikan, baik guru, siswa dan juga orang tua siswa.

“Orang tua juga membantu dalam kegiatan menumbuhkan nilai Pancasila ini,” terangnya.

Linda jelaskan paska peluncuran SLP ini, SMPN 5 Penajam merupakan sekolah pertama yang mengimplementasikan SLP ini. Pelaksanaan pertama ini sudah terlihat bagaimana semua elemen pendidikan bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyukseskan kegiatan.

Hal ini sesuai dengan yang diharapkan. Namun, pihaknya tidak memaksakan semua sekolah yang telah bersepakat untuk melakukan hal yang sama. Semua sekolah dipersilahkan untuk melakukan sesuai dengan kemampuan.

“Sederhana sebenarnya, bisa saja dengan mengajak siswa nya bersih-bersih fasilitas publik,” terangnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 5 Penajam, Yaleswati mengatakan kegiatan ini melibatkan siswa dan orang tua siswa. Sebelum melakukan kegiatan para siswa mendata keluarga-keluarga yang membutuhkan di sekitarnya.

Selanjutnya, perwakilan orang tua siswa diajak terlibat. Walaupun hanya 5 orang per kelas untuk membantu siswa dalam mengolah makanan bergizi.

“Hal tersebut upaya tetap memandirikan siswa agar semuanya mau terlibat dalam mengolah makanan bergizi,” jelasnya.

Setelah mengolah makanan, Yaleswati mengatakan makanan tersebut dipacking dan dibagikan kembali kepada keluarga yang didata. Satu anak dapat membawa 5 sampai 10 pack. Bahkan bagi anak yang tidak mendapatkan data, para siswa diperbolehkan untuk membagikan ke panti asuhan ataupun di jalan.

Ia jelaskan pihaknya juga meminta para orang tua mengambil video dan foto saat penyerahan makanan tersebut. Hal itu upaya mengajak orang tua untuk bersama peduli pada kegiatan-kegiatan anaknya.

“SLP ini sesuai dengan penerapan kurikulum merdeka, dimana menumbuhkan nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya.

Pewarta: Nelly Agustina
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular