SANGATTA – Kejadian kebakaran kembali melanda wilayah Kecamatan Sangatta Utara. Dua bangunan kayu berukuran 16 meter x 9 meter di Gang SBY Jalan Yos Sudarso III dilalap habis oleh si jago api pada hari Minggu (4/6/2023).
Berdasarkan pengamatan Radar Kutim di lokasi kejadian, informasi tentang kebakaran tersebar melalui grup WhatsApp. Ketika petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Kutim tiba di tempat kejadian, mereka bersama warga berjuang keras untuk memadamkan kobaran api.
Agung, salah satu warga, mengatakan bahwa api awalnya berasal dari bangunan kayu berwarna hijau. Namun, ia tidak mengetahui penyebab pasti munculnya api tersebut.
“Ikut dugaan saya, mungkin ada korsleting listrik, karena tidak terdengar suara ledakan yang menandakan kebocoran gas. Tapi tiba-tiba api langsung membesar,” ujarnya.
Ia menambahkan kejadian ini terjadi sekitar pukul 15.59 Wita setelah adzan ashar berkumandang.
“Beberapa warga berhasil menyelamatkan barang-barang dari rumah yang masih bisa diselamatkan karena api semakin membesar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdamkartan Kutim, Failu, tampak berada di lokasi kejadian untuk membantu petugas dalam menenangkan situasi dan memastikan agar api tidak menyebar ke rumah-rumah lainnya. Pasalnya, angin kencang membuat api berpotensi merambat dengan cepat.
Dalam konfirmasi di lokasi kejadian, Kepala Disdamkar Kutim, Failu, melalui Komandan Posko Utara Disdamkartan, Aminudin, melaporkan bahwa titik api mengarah ke timur yang menyebabkan sebagian dari rumah di sebelah timur juga terdampak.
“Arah api menuju ke timur, dan akhirnya sebagian dari rumah tersebut juga terdampak karena api yang cukup besar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa 9 unit mobil pemadam kebakaran dan lebih dari 50 petugas pemadam kebakaran turun ke lokasi untuk memadamkan api.
“Setelah sekitar 1 jam, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 16.35 Wita,” lanjutnya.
Selama proses pemadaman, banyak warga yang berkumpul di lokasi kejadian, yang menjadi semakin padat karena area yang sempit. Selain itu, api yang begitu besar menyulitkan proses pemadaman dari arah barat, selatan, dan timur, sehingga api terkepung.
“Kami memulai pemadaman dari arah timur sesuai dengan prosedur operasional standar, dengan tujuan menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan,” tegasnya. (Rkt1)