KORANUSANTARA- Belum adanya kejelasan perihal pasangan capres-cawapres memunculkan wacara musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Partai Golkar. Posisi Arlangga Hartarto sebagai ketua umum pun digoyang. Dewan pakar partai berlambang pohon beringin itu memberikan deadline Agustus mendatang harus sudah ada nama capres-cawapres yang diusung.
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan, munaslub adalah hal yang biasa dan bukan hal yang tabu. Golkar sudah beberapa kali menggelar munaslub dalam mengganti ketua umum. Bahkan, Airlangga menjadi ketua umum periode pertama juga melalui munaslub yang menggantikan Setya Novanto. ”Jadi, itu sudah biasa. Tidak perlu alergi dengan munaslub,” ungkapnya.
Anggota DPR dapil Malang Raya itu mengatakan, jika Airlangga tidak bisa menjadi capres, perlu ada munaslub. Sebab, Munas X Partai Golkar telah mengamanatkan Airlangga sebagai capres. Karena itu, kalau mandat Munas X Partai Golkar tidak bisa dijalankan, tentu harus diubah melalui munaslub.
Didesak menggelar munaslub, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus buru-buru menepis wacana tersebut. Dia mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan hasil rapat para Dewan Pakar Partai Golkar yang digelar pada Minggu, 9 Juli 2023.
Menurut dia, ada tiga poin hasil rapat dewan pakar tersebut. Yaitu, meminta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membentuk poros baru, segera mendeklarasikan capres-cawapres paling lambat Agustus mendatang, dan meminta Airlangga menyapa kader di bawah. Nah, semua proses sedang berjalan. Pihaknya sudah melakukan tahapan ke arah sana.
Sebelumnya, lanjut Lodewijk, Airlangga pernah menyampaikan bahwa pada Agustus akan diumumkan nama capres-cawapres. ”Kita tunggu Agustus nanti. Pasti sudah diumumkan karena waktunya mendekati pendaftaran,” ungkapnya.
Pada September, pendaftaran pasangan capres-cawapres mulai dibuka. Karena itu, Agustus tentu sudah harus diputuskan nama capres-cawapres yang akan diusung.
Soal poros baru, lanjut Lodewijk, partainya terus melakukan penjajakan koalisi. Dia mengatakan, pembentukan poros keempat antara Golkar dan PAN menjadi salah satu opsi. Tentang nama capres-cawapres, jika poros keempat dibentuk, tentu dibutuhkan pembicaraan khusus. ”Soal nama yang diusung, kita tunggu saja nanti,” ungkap wakil ketua DPR itu.
Disinggung soal wacana munaslub, Lodewijk menegaskan, tidak ada pembahasan mengenai hal tersebut. Dengan waktu yang hanya 217 hari untuk menghadapi pemilu, tidak mungkin dilakukan munaslub. Saat ini pihaknya fokus melakukan persiapan menghadapi pileg dengan menyiapkan para caleg yang berkualitas. Persiapan menghadapi pilpres juga terus dilakukan. Jadi, tidak perlu ada munaslub. ”Sudah tidak ada waktu membahas munaslub,” tegasnya.(*)