EVENT Media Kaltim Nusantara Fun Run yang kami gelar pada 4 Mei 2025 lalu di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menyimpan banyak cerita. Bahkan, mungkin menjadi tonggak sejarah kecil bagi kami yang menyaksikan langsung denyut awal kehidupan di ibu kota baru Indonesia itu.
Salah satu momen yang paling berkesan bagi saya adalah ketika mendapat kesempatan menginap di salah satu unit rumah susun (rusun) Polri yang terletak di kawasan Sumbu Kebangsaan Timur, titik penting dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Ini terjadi pada 15 April 2025, dua pekan sebelum acara berlangsung. Saat itu, saya dan tim mengikuti rapat koordinasi teknis terakhir bersama jajaran Deputi Otorita IKN.
Malam itu, kami diberi akses menginap di salah satu tower hunian Polri—satu dari 47 tower vertikal yang dibangun untuk ASN, TNI, Polri, dan lembaga negara lainnya.
Namun, sebelum tiba di lokasi, sempat muncul kekhawatiran kecil. Seorang staf OIKN menyampaikan permohonan maaf karena unit yang akan kami tempati mungkin belum sepenuhnya siap. “Kalau nanti ada fasilitas yang belum berfungsi, mohon dimaklumi ya, Pak,” katanya dengan ragu.
Pernyataan itu cukup membuat kami bertanya-tanya. Dalam perjalanan malam itu, suasana mobil pun dipenuhi tawa bercampur waswas.
“Wah, gimana kalau ternyata malam-malam ada yang aneh-aneh?” celetuk Lisa Sandra, anggota tim kami. Saya hanya tersenyum, membiarkan rasa penasaran mengalir seiring perjalanan kami menuju titik nol pemerintahan baru Indonesia.
Namun, begitu kami membuka pintu unit, semua prasangka itu langsung sirna.
Kami menempati tiga unit hunian vertikal, yang masing-masing terdiri dari tiga kamar tidur. Tata ruangnya dirancang dengan fungsionalitas. Satu kamar utama berukuran lebih luas, ideal untuk dua orang, sementara dua kamar lainnya diperuntukkan masing-masing satu orang, tetap nyaman dan proporsional.
Setiap unit memiliki luas sekitar 98 meter persegi, dengan tata ruang yang efisien dan nyaman. Di dalamnya terdapat dua kamar mandi, ruang keluarga terbuka, serta dapur modern lengkap dengan kompor tanam—meski saat itu belum sepenuhnya berfungsi. Di bagian belakang, terdapat area servis yang sudah dilengkapi mesin cuci, menunjang aktivitas harian penghuni.
Nuansa interiornya minimalis dan modern, dengan sentuhan perabot siap pakai. Fasilitas Wi-Fi dan televisi juga sudah tersedia, semakin menambah kenyamanan untuk tinggal, bekerja, atau sekadar bersantai setelah seharian beraktivitas.
Saya sudah beberapa kali menginap di apartemen—di Jakarta dan Balikpapan—tapi hunian ASN di IKN ini jelas tidak kalah. Bahkan, dalam beberapa hal, justru lebih unggul.
Fasilitas yang tersedia sangat lengkap: akses smart lock, AC terintegrasi, air keran yang bisa langsung diminum, hingga furnitur siap pakai. Rasanya, tinggal bawa koper, dan langsung bisa bekerja di ibu kota baru.
Letaknya juga strategis. Dari jalan poros utama Sepaku, hanya beberapa menit ke rest area, dan berdekatan dengan Embung DAS Sanggai—ruang terbuka biru sekaligus sistem pengendali air terpadu.
Tower Polri ini berdiri di lingkungan yang tenang, namun tetap dekat dengan pusat aktivitas. Dari jendela kamar, kami bisa melihat landskap taman hijau dan tower ASN lainnya yang berdiri megah, memberikan suasana yang menenangkan.
Dari obrolan ringan dengan salah satu petugas, saya mengetahui bahwa lebih dari 750 ASN sudah menghuni kawasan ini, mayoritas bertugas di Otorita IKN.
“Sebagian besar sudah terisi dan siap huni, Pak,” ujarnya.
Setelah menginap dan melihat langsung, saya yakin: tak ada lagi alasan ASN menolak pindah ke IKN. Kawasan ini bukan hanya siap secara fisik, tetapi juga secara psikologis—nyaman, aman, dan mendukung produktivitas.
Dengan konsep kota hijau, infrastruktur canggih, dan penataan ruang modern, IKN bukan sekadar proyek ambisius. Ia telah menjadi kenyataan yang hidup, narasi baru tentang masa depan Indonesia.
Bagi kami di Media Kaltim, menjadi bagian dari awal cerita ini adalah kehormatan besar. Kami menyaksikan langsung bagaimana IKN mulai hidup, tak lagi sekadar visi besar di atas kertas.
Saya percaya, semakin banyak orang yang datang dan melihat langsung, semakin banyak pula yang akan percaya bahwa masa depan negeri ini sedang dibangun dari jantung Kalimantan.
WAPRES DATANG, SINYAL KESIAPAN IKN
Progres pembangunan di IKN terus menunjukkan langkah-langkah nyata. Salah satu yang telah dirampungkan adalah Komplek Gedung Kementerian Koordinator (Kemenko) 3 senilai Rp902,6 miliar, yang terdiri dari empat tower perkantoran, Multifunction Hall, dan Jembatan 2nd Walkway sepanjang 254 meter.
Fasilitas ini mampu menampung 1.375 ASN, dengan area parkir mobil dan sepeda masing-masing untuk 120 unit.
Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke kawasan KIPP pada 28 Mei 2025 menjadi sinyal kuat bahwa IKN kini benar-benar siap menjadi pusat pemerintahan baru.
Dalam kunjungannya, Wapres meninjau sejumlah proyek strategis: Rusun ASN, Kantor Kemenko 3, Bandara VVIP, Universitas Gunadarma, Masjid Negara, serta RS Abdi Waluyo dan RS Hermina.
Salah satu titik perhatian dalam kunjungan itu adalah pembangunan Istana Wakil Presiden, yang nantinya menjadi kantor resmi Gibran di IKN. Proyek ini telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan struktur utama selesai, dan saat ini tengah memasuki fase penyelesaian arsitektur serta pemasangan kaca anti peluru yang telah mencapai 22 persen.
“Istana Wapres sudah 43 persen, struktur selesai, tinggal arsitektur dan kaca anti peluru,” jelas Basuki Hadimuljono, Kepala Otorita IKN.
Pembangunan tahap pertama meliputi kantor, kediaman resmi, sekretariat wapres, serta serambi pasukan pengamanan. Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025.
Dalam kesempatan ini, Wapres Gibran mengingatkan pentingnya ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan, serta mengusulkan penanaman pohon beringin di area Istana untuk memperkuat nilai estetika dan simbolisme IKN sebagai kota hijau.
Sementara Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengungkapkan bahwa Wapres Gibran akan mulai berkantor di IKN pada 2026, dan menyampaikan kesan positif atas progres di lapangan. “Beliau bilang mantap sekali, view-nya indah, tidak ada catatan, cukup aman,” kata Gubernur.
Pesan dari kunjungan ini sangat jelas: ASN harus mulai bersiap mengisi ruang-ruang kerja dan kehidupan di pusat pemerintahan baru.
Karena kita tidak sedang membangun sekadar infrastruktur, tetapi membangun harapan. Ya,
harapan tentang tata kelola yang lebih efisien, pelayanan publik yang lebih manusiawi, dan arah baru Indonesia yang tengah ditulis dari tengah hutan Kalimantan. (*)
Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.