Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Baliho Mas Farhat

Catatan Rizal Effendi

MENJELANG upacara peringatan HUT ke-127 Kota Balikpapan, ada dua baliho menarik di persimpangan Dome. Letaknya berseberangan. Yang satu baliho yang menampilkan poster Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dan istri, Hj Nurlena, yang satu lagi memajang wajah khusus, yang banyak mengundang pertanyaan.

Wajah khusus itu bernama Farhat Brachma. Ganteng dan relatif muda. Gaya kumis dan janggutnya mirip aktor laga Hollywood, Steven Seagal. Di bawah namanya tertera jabatannya saat ini. Bukan main-main. Yaitu Tim Ahli Wakil Presiden. Berarti dia orang penting di lingkaran satu KH Mar’uf Amin. Jadi sudah pasti teruji kapasitas dan integritasnya.

Di baliho itu, Farhat mengucapkan selamat HUT ke-127 Kota Balikpapan. Dia juga menyertakan tema HUT Kota yaitu “Balikpapan Kondusif, Sinergi dan Berkelanjutan.” Sampai sekarang baliho tersebut masih terpampang, sementara baliho lainnya sudah tidak ada lagi di sana.

Banyak yang bertanya lewat WA dan Instagram kepada saya, siapa Farhat Brachma itu?  Saya memang kenal baik dengan dia. Bahkan pada Pilkada pertama saya sebagai wakil walikota mendampingi Pak Imdaad Hamid tahun 2006, Farhat sering mendampingi saya dalam berbagai kegiatan kampanye.

Bahkan ada kenangan kampanye yang tak pernah kami lupakan. Ketika blusukan di Pasar Manggar, saya, Farhat dan penyanyi Dik Doank sempat diusir oleh seorang oknum pengurus pasar. Dia tidak memperbolehkan kami kampanye di sana. Tapi tak ada keributan karena kami mengalah dan tahu diri. “Biasa itu,” kata Farhat menguatkan saya.

Farhat yang akrab dipanggil Mas Farhat atau Bang Farhat memang ada hubungan dengan Pak Imdaad. Ia pernah menjadi menantu wali kota ke-8 Balikpapan itu. Karena itu Farhat pernah tinggal di rumah dinas wali kota di Jln Syarifuddin Yoes No 1.

Saat berdiam di Balikpapan, Mas Farhat menjadi Komisaris PT Grand Balikpapan, perusahaan yang membangun Hotel Novotel  bekerjasama dengan Pemkot. Dibuka 11 Mei 2007. Novotel Balikpapan di bawah manajemen Accor,  menjadi hotel internasional pertama di kota ini dan gerai pertama Accor di Kalimantan.

                                     Baliho Farhat yang terpasang di persimpangan Dome Balikpapan.
                             Kenangan Farhat bersama Pak Imdaad Hamid.
Mas Farhat bersama Andre Taulany.

Kerjasama PT Grand Mahakam dengan Pemkot berbentuk Build, Operate and Transfer atau dikenal dengan istilah BOT, sistem perjanjian bangun guna serah. Berlangsung selama 30 tahun. Selanjutnya hotel tersebut akan menjadi milik Pemkot Balikpapan.

Lelaki kelahiran Plaju, Sumatera Selatan, 14 April 1976 ini, juga sempat menjadi salah satu direksi di perusahaan perkebunan, PT Rea Kaltim Plantations (RKP) dan PT Sasana Yudha Bhakti. Malah di RKP, hanya dia anggota direksi dari warga Indonesia, sedang direksi lainnya berasal dari Inggris.

Selain bergelut di bisnis, Mas Farhat juga aktif di politik sebagai kader elite di  PDIP. Dulu dia sering mendampingi Ketua PDIP Kaltim Emir Moeis, yang sekarang menjadi caleg DPD RI. Mas Farhat juga sempat menjadi caleg untuk kursi DPR RI pada Pemilu 2009.

Setelah itu dia hijrah ke Jakarta. Menjelang Pilpres 2019, dia ditugasi sebagai tim sukses KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres mendampingi Jokowi sebagai capres. Waktu kampanye di Kaltim, saya masih wali kota dan sempat menjumpai KH Ma’ruf Amin, yang menginap di Novotel.

Ketika Jokowi dan KH Ma’ruf Amin terpilih menjadi presiden dan wakil presiden masa bakti 2019-2024, Farhat didaulat menjadi Tim Ahli Wakil Presiden bidang investasi. Bahkan belakangan dia juga dipercaya sebagai komisaris PT Pupuk Indonesia.

Mas Farhat juga hobi menyanyi. Suaranya sangat merdu. Dia sering didaulat menyanyi dalam berbagai kesempatan. Dia berteman baik dengan penyanyi dan pelawak Andre Taulany. Malah duet membuka bisnis kuliner dengan nama Warung Kondre.

Selain itu, dia juga dikenal sebagai kolektor berbagai barang antik. Yang unik dia juga kolektor minuman Coca Cola dengan segala asesorinya. Karena itu ketika Presiden Coca Cola International John Murphy berkunjung ke Jakarta, dia menyempatkan diri singgah ke rumah Mas Farhat, yang serba merah di kawasan Ciputat Timur, Tangsel.

 KE MANA ARAHNYA?

Selain soal profil Farhat, banyak juga yang bertanya cerita  apa di balik pemasangan baliho itu? Apakah nuansanya berbau politik atau ada maksud lain yang lebih bermakna?

Mas Farhat sendiri ketika saya hubungi menjelaskan, dia memang ingin memberikan ucapan selamat HUT kepada kota Balikpapan. “Bagaimanapun saya berutang budi dengan kota ini. Dari sini perkembangan karier saya, karena itu Balikpapan saya anggap sebagai kota saya sendiri selain Plaju,” tambahnya.

Ia juga terus mencermati perkembangan kota Balikpapan mengingat posisi Kota Minyak ini menjadi kota penting dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Hampir semua logistik IKN termasuk berbagai tamu dalam dan luar negeri yang ingin berkunjung ke IKN masuk lewat dan menginap di Balikpapan.  “Tak salah dulu saya mendorong Pemkot Balikpapan memaksimalkan asetnya Hotel Balikpapan menjadi Hotel Novotel melalui kerjasama BOT,” jelasnya.

Sebagai daerah penyangga, Farhat mengingatkan agar Balikpapan menangani secara serius masalah daya dukung. Misalnya infrastruktur jalan yang dirasakan semakin macet dan krodit. Juga penyediaan air bersih dan fasilitas lainnya termasuk sarana pendidikan dan kesehatan. Stok pangan dan sayur juga harus dikelola dengan baik, mengingat suplainya banyak dari Surabaya, Sulbar, Sulteng, dan Makassar. Jangan sampai angka inflasinya melonjak.

Dia banyak mendapat pelajaran dan pengalaman dalam membangun kota yang nyaman dihuni, cerdas dan berkelanjutan selama mendampingi Wapres dalam kunjungan ke berbagai kota di Tanah Air dan manca negara. “Saya kira bagus juga untuk menjadi bahan perbandingan dan role model  untuk Balikpapan,” jelasnya.

Apakah ada niatan ikut meramaikan bursa cawali Balikpapan di Pilkada serentak November mendatang? “Ke mana saya berjuang di antaranya tergantung penugasan dan kepercayaan partai,” katanya singkat. Yang pasti, tambahnya, dia ingin berbuat baik semaksimal mungkin untuk kemajuan Balikpapan. Karena kota ini telah mengantarkan dirinya menjadi orang  yang bisa berkarya untuk bangsa dan negara.

Sekarang ini di Balikpapan terbentuk komunitas bernama FARHMA. Forum Aktif Balikpapan Bersama.   Gerakannya untuk membuka ruang diskusi dan aksi untuk kemajuan kota. Kebetulan Mas Farhat ikut memberikan dukungan.  “Biar kota ini lebih sehat, maju dan nyaman,” ujar Chris, anak muda yang menjadi salah seorang penggeraknya. (*)

spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular