KORANUSANTARA – Tidak ada bom. Tidak ada letusan senapan dan suara tank. Yang menggembirakan, tidak ada korban jiwa selama empat hari terakhir. Hal tersebut seiring dengan keputusan Israel dan Hamas untuk mengadakan gencatan senjata. Namun, Rabu, 29 November 2023, gencatan senjata berakhir. Perang berpotensi dimulai lagi.
Yousef Hammash dari lembaga Norwegian Refugee Council mengungkapkan bahwa ini untuk kali pertama sejak tujuh minggu penduduk Gaza bisa berjalan aman di jalanan tanpa takut dibom. Mereka bisa tidur nyenyak setiap malam tanpa rasa waswas.
’’Kami menjalani tiga hari ini dan besok kami akan menjalani hari keempat, namun kami mempersiapkan diri bahwa kami mungkin mati pada hari kelima. Itulah situasi di Gaza,’’ ujar Hammash merujuk pada gencatan senjata yang hanya berlangsung selama empat hari.
Mendukung hal itu, Amerika Serikat, Qatar, Spanyol, Mesir, dan Uni Eropa (UE) mendorong agar gencatan senjata diperpanjang. Sebagian lainnya meminta agar ada penghentian perang sepenuhnya. Hamas menyatakan bersedia jika gencatan senjata saat ini diperpanjang selama 2–4 hari lagi. Di sisi lain, sumber Al Jazeera mengungkap bahwa Israel ingin perpanjangan dilakukan setiap satu hari.
’’Itulah tujuan kami, untuk menjaga jeda ini lebih lama lagi sehingga lebih banyak sandera keluar dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza,’’ ujar Presiden AS Joe Biden. Dia ingin pertempuran dihentikan sementara asalkan tawanan yang berada di tangan Hamas dibebaskan.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kini menghadapi tekanan besar. Baik dari AS sebagai sekutu dekatnya maupun para keluarga sandera. Pada Minggu (26/11), Netanyahu mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan Biden dan akan menyambut baik perpanjangan gencatan senjata. Namun, jika itu berarti setiap hari tambahan 10 tawanan akan dibebaskan.
Kesepakatan saat ini, 50 sandera Hamas akan dibebaskan selama empat hari dan sebagai gantinya Israel membebaskan 150 warga Palestina. Setiap 10 tawanan tambahan dibebaskan Hamas, gencatan senjata bisa diperpanjang sehari. Sejauh ini Hamas sudah melepas 58 tawanan, namun hanya 39 di antaranya yang merupakan warga Israel. Karena itulah, pemerintah Israel hanya membebaskan 117 tahanan Palestina.
Sebanyak 19 tawanan Hamas lain yang telah dibebaskan merupakan hasil perundingan terpisah. Itu termasuk warga negara AS, Thailand, dan Rusia. Juru Bicara Pemerintah Israel Elion Levy mengatakan, masih ada 184 warga Israel yang ditawan Hamas.
Senin, 27 November 2023, diplomat Palestina dan para menteri luar negeri negara-negara UE, Timur Tengah, serta Afrika bertemu di Barcelona, Spanyol. Mereka membahas upaya diplomatik untuk menghentikan perang Israel-Hamas. Acara ini diselenggarakan Persatuan untuk Mediterania dan dipimpin Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Safadi. Israel tidak hadir dalam pertemuan tersebut.(*)