BATANG – Nama Sandiaga Salahuddin Uno termasuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut merupakan satu dari sepuluh calon yang tengah dipertimbangkan PDI Perjuangan untuk mendampingi Ganjar Pranowo, calon presiden (capres) yang mereka usung untuk Pemilu 2024.
Sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga akan menyerahkan persoalan maju sebagai cawapres kepada petinggi partai. “Nanti dilihat saja (keputusan partai). Yang terpenting tujuannya membuat Indonesia menjadi negara maju,” kata Sandiaga selepas acara pertemuan dengan para pengurus dan santri Pondok Pesantren Ar Roudloh Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (10/6).
PDI Perjuangan dan PPP mempunyai hubungan yang sangat erat. Keduanya pernah berkoalisi saat Megawati Seokarnoputri (PDI Perjuangan) sebagai presiden dan Hamzah Haz dari PPP sebagai wakilnya. Pasangannya ini menjabat mulai 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004.
Nah, nostalgia tersebut coba diulang dengan menduetkan Ganjar-Sandiaga. Dukungan tersebut diapungkan pengasuh Pondok Pesantren Ar Roudloh Limpung, Ahmad Sholeh Ma’sum yang juga menjabat pengurus DPW PPP Jawa Tengah. “Kami bersama para santri mendoakan Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo,” katanya.
Mendapat dukungan tersebut, Sandiaga merasa terhormat dan berterima kasih karena sudah dititipkan amanah. Kendati begitu, dirinya menyerahkan keputusan kepada partainya. “Jika nantinya, sudah diberikan kepastian oleh Pak Mardiono (ketua Umum PPP) ya. tentunya saya akan memenuhi permintaan tersebut dengan konsep-konsep pemikiran yang berkaitan dengan ekonomi, kesejahteraan masyarakat,” beber Sandiaga.
Ketimbang memikirkan masalah pencalonan, dirinya memilih fokus pada kepemimpinannya di bidang pariwisata ekonomi kreatif. Sandiaga bertekad kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi, khususnya penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan pengendalian harga termasuk inflasi yang selama ini sukses dilakukan oleh pemerintah.
Jadi, konsep poros percepatan pembangunan, kata dia, adalah bagaimana ekonomi harus diutamakan untuk menjadi pemikiran kepemimpinan Indonesia ke depan. Agar program Indonesia Emas pada 2045 bisa direalisasikan. “Modal kita adalah demografi yang harus dipastikan dan diwujudkan,” katanya.(kn)