KORANUSANTARA– Negara-negara Timur Tengah yang sudah atau sedang menormalisasi hubungan dengan Israel belakangan mendapat tekanan. Bukan dari luar, melainkan dalam negeri mereka. Penduduk dan tokoh-tokoh oposisi meminta mereka untuk kembali memutus hubungan dengan Tel Aviv.
Reaksi itu menyusul kekejian Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam serangan di Jalur Gaza. Sejak perang pecah 7 Oktober 2023, gelombang pengunjuk rasa turun ke jalan untuk memberikan dukungan pada Palestina. Termasuk di Timur Tengah.
Aksi itu juga terjadi di Maroko dan Bahrain, dua negara yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel. Sebelumnya, Bahrain hampir tak pernah mengizinkan protes di jalanan. Kini, penduduk diperbolehkan berdemo di depan Kedutaan Besar Israel di Manama. Para aktivis menuntut untuk memutuskan hubungan dengan Israel.
’’Hamas bukan teroris. Ini adalah perlawanan terhadap penjajahan. Bayangkan seseorang memasuki rumah Anda, bagaimana Anda akan bersikap? Tersenyum atau suruh mereka pergi dengan paksa?’’ ujar Abouchitae Moussaif, sekretaris nasional Al Adl Wal Ihsane Maroko, seperti dikutip ABCNews.
Pekan lalu, komite parlemen di Tunisia juga mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengkriminalisasi normalisasi hubungan dengan Israel. Mesir yang memiliki hubungan dengan Israel selama beberapa dekade pun tak luput dari tekanan publik.
AS menjadi penengah bagi Israel untuk menjalin hubungan dengan negara-negara Arab lewat kesepakatan Abraham Accords. Tujuannya, agar Israel mendapat pengakuan yang lebih luas di dunia Arab, serta membuka jalan bagi kesepakatan perdagangan dan kerja sama militer dengan Bahrain, Maroko, Sudan, dan Uni Emirat Arab yang dimulai pada 2020.
Perjanjian itu menandai kemenangan diplomatik besar bagi Maroko. Sebab, AS dan Israel mengakui otonominya atas Sahara Barat yang disengketakan. Perjanjian itu juga membuat Washington menghapus Sudan dari daftar negara sponsor terorisme sehingga memberikan bantuan bagi junta militer yang berkuasa dalam memerangi gerakan prodemokrasi dan peningkatan inflasi. Nah, sasaran AS saat ini adalah normalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi.
Peneliti senior studi Timur Tengah dan Afrika di Dewan Hubungan Luar Negeri Steven Cook mengungkapkan, kesepakatan yang diharapkan antara Israel dan Arab Saudi jadi semakin kecil karena perang dan protes di seluruh kawasan. ’’Saya pikir dinamika normalisasi ini akan melambat atau terhenti, setidaknya untuk jangka waktu tertentu,’’ ujar Cook.
Namun, Jubir Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby punya pendapat lain. Selasa, 31 Oktober 2023, dia menyatakan bahwa Riyadh masih tertarik mencapai kesepakatan yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Gaza berakhir.
Rabu, 1 November 2023, Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington DC. Mereka membicarakan cara untuk menenangkan situasi di Timur Tengah terkait pertempuran di Gaza. (*)