Selasa, Juli 1, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pesan Edi Damansyah untuk Aul-Rendi: Politik di Kukar Kadang Tragis, Jangan Terlalu Bersikut-sikut

TENGGARONG – Di pagi yang syahdu, ketika cahaya mentari baru menyentuh kubah Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman, sejarah baru ditulis di tanah Kutai Kartanegara (Kukar), pada Senin (30/6/2025).

Ribuan pasang mata menjadi saksi saat Edi Damansyah, bupati Kukar periode 2019-2026 menyerahkan memori jabatan kepada pasangan pemimpin baru, dr Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin sebagai Bupti dan Wakil Bupati Kukar periode 2024-2029.

Dalam momentum ini, yang diserahkan Edi Damansyah bukan hanya dokumen dan tanggung jawab, melainkan juga sebuah pesan mendalam tentang kerasnya realitas politik Kukar. Di hadapan masyarakat dan jajaran pemerintahan, ia menyampaikan pesan penuh makna kepada penerusnya.

“Saya ingatkan bahwa pemain, aktor-aktor politik di Kukar orangnya itu-itu saja. Saya juga selalu mengingatkan bahwa kontestasi terkait dengan agenda demokrasi sudah selesai di Kukar,” tegas Edi Damansyah.

Ia melanjutkan dengan peringatan yang disampaikan dengan nada bergetar, sebuah ungkapan dari pengalaman pribadi yang tak selalu mudah selama memimpin.

“Tapi ingat, politik di Kukar kadang-kadang tragis dan kejam. Kita bekerja baik saja, dilaporkan ke sana ke mari, apalagi kalau tidak bekerja dengan baik,” pesan Edi Damansyah dengan nada bergetar.

Ia mengingatkan Aulia-Rendi agar tetap waspada, tidak terbuai euforia kemenangan, dan fokus menjaga integritas dalam menjalankan roda pemerintahan.

“Jangan terlalu bersikut-sikut lima tahun ke depan. Ingat, kita semua pasti mati. Pada akhirnya, bukan hanya rakyat yang akan menilai, tapi Tuhan juga akan meminta pertanggungjawaban,” ucapnya lirih.

Pesan ini tentu bukan tanpa alasan. Pilkada Kukar 2024 hingga Pemungutan Suara Ulang (PSU) 2025 mencatat sejarah politik yang tak biasa. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Pilkada Kukar pada 27 November 2024 dinyatakan harus diulang, serta mengeliminasi Edi Damansyah yang saat itu mencalonkan diri kembali.

Putusan tersebut menjadi titik balik. Nama Edi digantikan oleh Aulia Rahman Basri untuk mendampingi Rendi Solihin di PSU 19 April 2025. Meski pada akhirnya, dalam proses demokrasi yang panjang, masyarakat memberikan mandat kepada pasangan Aul-Rendi.

Di tengah arus politik yang deras, Edi Damansyah memilih untuk tidak menjauh, melainkan tetap menjadi bagian dari denyut kehidupan Kukar. Ia menyampaikan bahwa pengabdian sejati tidak mengenal masa jabatan.

“Kedinasan memang ada masanya. Tapi tugas sosial dan kemasyarakatan itu tak pernah berakhir. Kami tidak ke mana-mana, kami tetap di mana-mana. Di desa-desa, di kelurahan, di kecamatan-kecamatan Kukar,” ujarnya.

Baginya, keberadaan pemimpin bukan sekadar jabatan struktural, tapi peran aktif di tengah masyarakat. Ia menitipkan harapan besar agar tradisi silaturahmi, etika politik, dan kerja nyata tetap menjadi fondasi utama pemerintahan Kukar ke depan.

“Mari kita bangun Kukar dengan politik yang bermartabat, etis, dan beradab. Jangan biarkan dendam politik mengalahkan niat baik untuk rakyat,” pesannya mengakhiri sambutan.

Penulis: Ady Wahyudi
Editor: Muhammad Rafi’i

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular