TENGGARONG – Skema kemitraan antara petani dan Perum Bulog mulai menunjukkan dampak positif, bagi sektor pertanian di Kutai Kartanegara (Kukar). Hingga akhir Mei 2025, sebanyak 7 kecamatan di Kukar telah menjalin kerja sama resmi untuk memastikan hasil panen petani terserap dengan baik. Terutama untuk komoditas Gabah Kering Panen (GKP) yang saat ini dihargai Rp 6.500 per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa kemitraan ini melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), penggilingan padi, dan Bulog.
“Sudah ada tujuh kecamatan yang membangun kemitraan, termasuk Loa Kulu, Tenggarong Seberang, Marangkayu, dan Tenggarong. Kami bertugas sebagai fasilitator agar kerja sama ini berjalan lancar,” kata Taufik, Kamis (29/5/2025).
Dalam kemitraan ini, Bulog memberikan dukungan pendanaan langsung kepada Gapoktan sesuai dengan kapasitas produksi yang disepakati bersama. Gapoktan kemudian menyalurkan gabah ke mitra penggilingan padi atau langsung ke Bulog.
“Semuanya disesuaikan dengan kemampuan kelompok tani. Mereka bersepakat terlebih dahulu dengan Bulog terkait kapasitas serapan, baru kemudian pendanaan dicairkan,” jelasnya.
Taufik mencontohkan kerja sama antara Gapoktan di Kecamatan Anggana dan penggilingan padi di kawasan Sambutan, Samarinda. Gabah dari Desa Sungai Meriam dikirim lintas wilayah tanpa hambatan berarti.
“Distribusi gabah ke Bulog bisa dilakukan lebih efektif dengan pola seperti ini dan ini sangat membantu petani di wilayah yang belum memiliki fasilitas penggilingan sendiri,” ujarnya.
Meski Dinas Pertanian tidak terlibat langsung dalam penentuan harga, pengawasan terhadap dinamika di lapangan tetap dilakukan. Taufik menyebutkan sempat menerima keluhan dari petani terkait harga awal yang dinilai belum ideal.
“Kami minta agar Bulog dan mitra melakukan evaluasi berkala. Yang penting, petani tetap bisa meraih keuntungan wajar dan tidak dirugikan,” tegasnya.
Taufik menyambut baik kemitraan ini sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan daerah. Ia berharap skema ini bisa diperluas ke seluruh kecamatan yang memiliki potensi produksi gabah.
“Alhamdulillah, inisiatif ini membantu banyak. Petani tidak hanya memperoleh jaminan serapan, tapi juga harga yang mendekati standar harapan mereka,” tutupnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i