JAKARTA – Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 yang baru saja berakhir di Jakarta International Convention Center (JICC) menegaskan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas negara dalam mendorong transformasi industri baja Indonesia menuju era hijau dan berkelanjutan.
Acara tiga hari ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk dan teknologi baja terbaru, tetapi juga sebagai wadah dialog strategis antara pelaku industri, pemerintah, akademisi, dan institusi internasional. Terlibat enam negara peserta membawa perspektif global yang memperkaya diskusi tentang tantangan dan peluang pengembangan industri baja ramah lingkungan.
Ronald Joel C. Magsajo, perwakilan SEAISI (South East Asia Iron and Steel Institute), menekankan pentingnya sinergi antarnegara untuk mengadopsi teknologi hijau dan efisiensi energi di sektor baja. “Transformasi industri baja bukan hanya soal teknologi, tapi juga kolaborasi yang memperkuat ekosistem regional,” ujarnya.
Dukungan penuh dari pemerintah Indonesia juga terlihat nyata dengan kehadiran Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, serta Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, yang menyatakan komitmen untuk terus mendorong inovasi dan investasi hijau demi mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Selain dialog dan pameran, ISSEI 2025 juga menjadi ajang apresiasi inovasi melalui Grand Steel Building Competition dan penghargaan booth terbaik. Kompetisi ini menampilkan kreativitas mahasiswa dan profesional dalam mendesain bangunan berbasis baja yang efisien dan ramah lingkungan.
Penghargaan exhibitor booth menunjukkan keunggulan peserta dalam kategori kreativitas dan keberlanjutan, dengan PT Krakatau Posco meraih Most Attractive Booth, PT Pertamina Lubricant sebagai Creative Booth, dan PT Bevananda Mustika sebagai Most Eco-Friendly Booth.
Ketua Umum Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel, M. Akbar Djohan, mengungkapkan optimisme terhadap masa depan industri baja nasional.
“Dengan inovasi dan kolaborasi internasional, kita bisa mewujudkan industri baja yang hijau, kuat, dan berdaya saing global demi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
ISSEI 2025 menjadi momentum strategis untuk menguatkan posisi industri baja Indonesia di kancah global sekaligus mendorong transisi ke industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. (CHA/KN)