Di tengah hiruk-pikuk aktivitas salah seorang anggota DPRD Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi, menyuarakan pandangan yang berbeda. Ia tidak berbicara soal proyek infrastruktur atau anggaran daerah, melainkan tentang hal yang lebih mendasar: pendidikan. Baginya, pendidikan adalah kunci perubahan, tetapi sistem yang ada saat ini masih memiliki banyak kelemahan.
“Tidak semua siswa sama. Ada yang punya potensi besar, tetapi terkendala masalah tertentu. Ini yang harus diidentifikasi sedini mungkin,” ujar Darlis penuh semangat setelah mengikuti Rapat Paripurna DPRD Kaltim, Kamis (14/11/2024).
Pernyataannya mengungkap realitas pahit dunia pendidikan. Darlis menceritakan salah satu contoh yang mencengangkan: seorang siswa kelas 6 yang belum mengenal huruf, namun tetap bisa naik kelas. “Ini bukan sekadar kesalahan individu, tetapi cerminan kelemahan sistem evaluasi pendidikan kita,” tegasnya.
Bagi Darlis, ini bukan sekadar soal hasil belajar, melainkan juga tentang bagaimana sekolah memandang setiap siswa. Ia menekankan pentingnya pendekatan personal dalam pendidikan. “Kita tidak bisa menyamaratakan semua siswa. Ada yang membutuhkan perhatian khusus, dan ini tugas sekolah untuk mengenalinya,” katanya.
Menyuarakan Perubahan
Darlis percaya bahwa pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga peduli terhadap siswa sebagai individu. Setiap anak, menurutnya, memiliki potensi yang bisa dikembangkan jika lingkungan belajar mendukung. “Jika ada siswa yang mengalami kesulitan membaca atau keterampilan dasar lainnya, harus ada upaya khusus untuk membantu mereka,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya deteksi dini terhadap siswa yang menghadapi kendala belajar, termasuk kemungkinan adanya gangguan mental atau kebutuhan khusus. “Gangguan ini harus segera ditangani, misalnya melalui terapi khusus, agar siswa tetap dapat belajar dan berkembang seperti anak-anak lainnya,” lanjut Darlis.
Harapan untuk Masa Depan
Darlis menyadari bahwa mengubah sistem pendidikan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, guru, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang ideal. Namun, ia yakin bahwa perubahan ini mungkin dilakukan jika semua pihak memiliki visi yang sama.
“Pendidikan adalah hak semua anak, tanpa terkecuali. Kita tidak boleh membiarkan satu pun anak tertinggal karena sistem yang tidak adil atau tidak peka terhadap kebutuhan mereka,” tuturnya.
Baginya, mimpi tentang pendidikan yang lebih baik tidak hanya soal angka kelulusan atau prestasi akademik. Lebih dari itu, ini adalah tentang memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk meraih masa depan yang lebih cerah.
“Kalau kita ingin menciptakan generasi yang hebat, kita harus mulai dari sekarang. Kita harus peduli, kita harus berani berubah,” tutup Darlis, dengan sorot mata penuh keyakinan.
Melalui pandangannya, Darlis Pattalongi berharap dapat menanamkan kesadaran kepada banyak pihak bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengajarkan, tetapi juga memahami. Sebuah tantangan besar, tetapi bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. (Adv)
Penulis: Hanafi