SAMARINDA – Di tengah derasnya arus digitalisasi, peran guru dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi muda menjadi semakin krusial. Setiap tanggal 25 November, Hari Guru Nasional (HGN) diperingati sebagai bentuk penghormatan kepada para pendidik yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk kemajuan bangsa. Namun, peringatan ini juga menjadi pengingat bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru di Indonesia.
Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, menegaskan pentingnya menjadikan momentum ini sebagai langkah konkret untuk memperjuangkan nasib guru. “Kesejahteraan guru harus menjadi perhatian utama, baik di tingkat pusat maupun daerah. Guru yang sejahtera akan mampu menjalankan tugasnya dengan lebih optimal,” ujarnya.
Baginya, kesejahteraan bukan sekadar soal penghasilan. Guru juga membutuhkan fasilitas yang memadai, insentif, dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Di era digital ini, kemampuan menguasai teknologi menjadi salah satu kunci untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.
“Guru tidak hanya harus sejahtera secara ekonomi, tetapi juga harus terus meningkatkan kompetensi mereka. Di era global ini, teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari proses belajar-mengajar,” tambahnya.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara guru di perkotaan dan daerah terpencil. Guru yang bertugas di pelosok sering kali menghadapi tantangan besar, mulai dari minimnya fasilitas pendidikan hingga akses yang sulit. Untuk itu, Agusriansyah mengusulkan adanya insentif khusus bagi mereka yang mengabdi di wilayah-wilayah tersebut.
“Guru-guru di daerah terpencil adalah pahlawan sejati. Mereka bekerja di bawah kondisi yang sulit, tetapi tetap berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa. Kita harus memberikan perhatian lebih kepada mereka,” katanya dengan penuh apresiasi.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan alokasi anggaran pendidikan. Menurutnya, dana yang lebih besar harus diarahkan untuk kesejahteraan guru, pengadaan fasilitas belajar, serta pelatihan kompetensi. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Tema Hari Guru Nasional tahun ini, “Guru Hebat, Indonesia Kuat,” menjadi pengingat akan peran penting guru sebagai fondasi pendidikan yang kokoh. Tema ini, menurut Agusriansyah, tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga motivasi bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam memajukan pendidikan.
“Peran guru tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, masyarakat, dan orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendukung guru sebagai agen perubahan. Melalui kerja sama ini, kita dapat menciptakan pendidikan yang lebih baik,” jelasnya.
Agusriansyah juga mengajak masyarakat untuk menghormati guru, tidak hanya pada Hari Guru, tetapi setiap saat. “Guru adalah pilar bangsa. Mereka mencetak generasi yang akan memimpin masa depan. Tanpa guru, tidak akan ada masa depan yang cerah,” tutupnya.
Hari Guru Nasional kali ini menjadi refleksi akan pentingnya profesi guru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun tantangan yang dihadapi masih besar, harapan akan masa depan pendidikan yang lebih baik tetap menyala. Dengan komitmen bersama, pendidikan Indonesia dapat melangkah maju, menjawab kebutuhan zaman, dan mencetak generasi unggul untuk masa depan. (Adv)
Penulis: Hanafi