JAKARTA – Agus Harimurti Yudyoyono (AHY) masuk dalam kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Tidak sedikit pihak menilai, terselipnya nama ketua umum Partai Demokrat tersebut bersama sembilan kandidat lain sebagai calon pendamping Ganjar hanya sebatas meramaikan hingar-bingar Pemilu 2024.
Boleh jadi, masuknya nama AHY dimaksudkan untuk mengganggu kesolidan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) yang sampai saat ini belum menentukkan bakal cawapres untuk Anies Baswedan.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, tercetusnya nama AHY oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani tidaklah serius. Mengingat PDI Perjuangan dan Partai Demokrat begitu sulit bersatu. Menggabungkan keduanya dalam sebuah koalisi tampaknya jauh panggang dari api.
“Saya kira itu hanya hore-hore demokrasi saja agar Puan tak terus-menerus ditanya siapa calon pendamping Ganjar. AHY salah satu yang disebut karena sering diberitakan di media berdasarkan hasil survei. Karena sangat tidak mungkin AHY jadi pendamping Ganjar,” kata Adi, Rabu (6/7) malam.
Ditegaskan Adi, menilik hubungan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat yang diibaratkan seperti minyak dan air, AHY jadi cawapres Ganjar itu tak ubahnya pemanis demokrasi. Kendati begitu, jika benar keduanya nanti berkoalisi, tentunya ini menjadi kejutan. Sebuah peristiwa yang luar biasa dari politik Indonesia.
“Ini akan jadi gempa politik mahadahsyat. Argumennya dua hal. Pertama bisa dipastikan Anies gagal maju pilpres bukan karena dijegal, tapi ditinggal Demokrat,” ucapnya.
“Kedua, ini jadi momen islah politik antara PDIP dan Demokrat, antara Megawati (ketum PDIP) dan SBY (mantan ketum Partai Demokrat). Jika kedua tokoh ini bersatu pemilu 2024 sudah selesai. Sudah ketahuan pemenangnya siapa,” tutup Adi.
Sebelumnya, Puan Maharani membocorkan nama-nama bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo. Nama-nama itu di antaranya, Menko Polhukam Mahfud Md, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menko Perekonomian Airlangga Hartato, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan AHY.
“Nama-nama itu ya termasuk dalam peta yang ada di PDI Perjuangan, kalau boleh saya sebut nama itu dan semuanya tentu punya kelebihan-kelebihan yang nantinya akan dipertimbangkan,” ujar Puan Maharani di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6).
“Kemudian apakah itu bisa bekerja sama dengan calon presiden dari PDI Perjuangan, sesuai dengan visi-misi, cita-cita, dan lain sebagainya,” sambungnya. Ketua DPR RI ini mengatakan, nama-nama yang masuk ke dalam radar nantinya akan dibahas secara internal dengan partai koalisi. Namun, keputusan terkait bakal cawapres itu akan diputuskan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
TANGGAPAN AHY
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan apresiasi atas pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang menyebut dirinya masuk ke dalam radar bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Menurut AHY, hal ini membuktikan bahwa politik Indonesia cair dan bukan membelah.
“Saya menghormati, seperti saya menghormati siapapun yang memberikan sikap atau pernyataan. Bagi saya demokrasi adalah ruang yang bebas, ruang yang luas untuk hadirnya gagasan-gagasan semacam itu,” kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (7/6).
AHY mengungkapkan, dirinya selalu berusaha bersikap rasional apapun yang disimulasikan oleh para elite politik saat ini, termasuk saat dirinya dipasangkan dengan Ganjar. Apa lagi, AHY berujar dirinya masih terus membangun komunikasi dengan partai manapun.
Meski demikian, AHY menyebut dirinya tetap menjunjung tinggi etika, nilai, dan juga prinsip-prinsip dalam berkomunikasi politik. Meski mengapresiasi pernyataan Puan tersebut, AHY memastikan dirinya tetap memilih membangun kerja sama politik di Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) bersama Partai NasDem dan PKS. “Kami juga terus memantapkan rancang bangun dari Koalisi Perubahan ini,” tegas AHY. (kn)