Selasa, Oktober 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Aktivis PMII Samarinda: Timses Jangan Bermain Dibalik Topeng Aktivis

SAMARINDA – Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) 2024 semakin memanas seiring dengan meningkatnya dinamika politik di tanah Benua Etam.

Para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) turut menyoroti perkembangan situasi, khususnya terkait pelaporan terhadap salah satu aktivis muda Kaltim, Andi Muhammad Akbar, oleh tim kuasa hukum pasangan calon (paslon) nomor urut 02. Akbar dilaporkan atas kritik yang dilayangkan terhadap paslon tersebut.

Mantan Ketua PMII Samarinda periode 2015-2017, Buchari Hassan, menilai bahwa kritik yang disampaikan oleh Akbar menunjukkan kecenderungan keberpihakan kepada salah satu paslon.

“Apa yang disampaikan oleh Akbar cenderung condong ke salah satu paslon dan mengkritik yang lain. Ini adalah tindakan yang tidak netral bagi seorang aktivis,” ujar Buchari pada Senin (21/10/2024) saat di temui di Kantin Metro Universitas Mulawarman, Samarinda.

Buchari menyerukan seharusnya semua pihak menahan diri dan tidak menyebarkan narasi yang dapat memprovokasi serta merugikan paslon tertentu.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan dalam memberikan edukasi yang positif selama pilgub berlangsung, serta menghindari narasi provokatif yang dapat memperkeruh suasana.

“Kita harus bertaruh pada gagasan dan program yang ditawarkan oleh masing-masing paslon,” katanya.

“Program-program tersebut harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di masa depan. Mari kita bersama-sama menciptakan dinamika pilgub yang membawa dampak positif,” lanjut Buchari.

Buchari juga mengingatkan pentingnya melihat pilgub dengan perspektif yang jernih dan mempertimbangkan visi serta misi yang ditawarkan oleh para kandidat.

Ia menyayangkan beberapa insiden yang muncul dan cenderung memprovokasi dengan narasi yang tidak konstruktif.

Menanggapi laporan terhadap Akbar oleh tim paslon nomor 02, Buchari menilai langkah tersebut dapat memecah belah masyarakat.

Menurutnya, sebagai seorang aktivis, kritik seharusnya tidak hanya ditujukan kepada satu paslon, melainkan kepada semua paslon jika ingin bersikap netral.

“Kritik yang dilayangkan seharusnya merata kepada semua paslon. Jika ingin bersikap netral, jangan hanya fokus pada satu pihak. Selain itu, kritik harus disampaikan dengan cara yang edukatif dan sesuai dengan koridor, bukan hanya untuk memancing provokasi,” tegas Buchari.

Ia juga menyoroti pentingnya para aktivis untuk jelas dalam menempatkan posisi mereka selama pilgub berlangsung.

“Banyak yang mengaku sebagai aktivis, namun bergerak layaknya bagian dari tim sukses. Aktivis yang sejati harus tetap menjaga netralitas dan memberikan edukasi yang membawa manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Terkait dengan sosialisasi visi, misi, dan program oleh kedua paslon, Buchari menilai bahwa upaya tersebut telah dilakukan secara konsolidatif.

Namun, ia tetap mengingatkan bahwa aktivis yang terlibat dalam proses politik harus memiliki sikap yang jelas dan tidak menyamarkan identitas mereka sebagai pendukung paslon tertentu.

“Kami berharap Pilgub Kaltim dapat menjadi momen yang tidak hanya memanaskan panggung politik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memberikan edukasi yang bermutu kepada masyarakat, sehingga mereka dapat menentukan pilihan dengan bijak berdasarkan visi dan program yang ditawarkan,” jelasnya.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular