KORANUSANTARA – Industri manufaktur mencatatkan investasi sebesar Rp 270,3 triliun pada enam bulan pertama 2023. Berdasar data Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), penanaman modal di sektor itu menyumbang 39,8 persen dari total realisasi periode Januari–Juni 2023 yang mencapai Rp 678,7 triliun.
Investasi sektor industri manufaktur mengalami kenaikan 17 persen dibandingkan periode Januari–Juni 2022. ’’Pada periode yang sama tahun lalu, angkanya mencapai Rp 230,8 triliun. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta akhir pekan lalu.
Agus mengatakan, pemerintah terus proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha. Peluang penanaman modal terus dikejar dengan prioritas bagi industrialisasi berbasis hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
’’Kami juga mendorong agar peningkatan investasi dapat memberikan manfaat pada akselerasi transformasi teknologi 4.0, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan industri hijau,” tutur Menperin.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyampaikan, sektor manufaktur atau lebih spesifik sektor padat karya merupakan salah satu industri yang bisa menyerap angkatan kerja dalam jumlah sangat besar. ”Untuk itu, dengan asumsi angkatan kerja akan bertambah setiap tahun, investasi di sektor padat karya mesti didorong,” ujarnya.
Menurut Yusuf, salah satu strateginya adalah mengevaluasi beragam insentif yang sudah diberikan pemerintah kepada industri manufaktur. ’’Apakah memang sudah cukup atau ternyata masih dibutuhkan untuk perkembangan,’’ ucapnya. (*)