TENGGARONG – Museum Kayu Tuah Himba Kutai Kartanegara (Kukar) yang berlokasi di kawasan Waduk Panji, Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, menyimpan sejarah panjang dari salah satu kabupaten terkaya di Indonesia ini.
Konservator Museum Kayu Tuah Himba, Sophyan Hadi, mengungkapkan bahwa pendirian museum ini berawal dari tahun 1990-an, ketika Kalimantan mengalami kerusakan hutan besar-besaran akibat illegal logging. “Waktu itu di Kaltim ini rame namanya banjir kap, atau ramainya jual beli kayu secara serampangan yang akhirnya hutan kaltim ini rusak waktu itu tahun 90an,” ungkap Sophyan, Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Daerah Kukar waktu itu disebut wilayah tingkat II Kutai yang dimana 4 Kabupaten, Kukar, Kutai Timur, Kutai Barat dan Mahakam Ulu masih satu daerah administrasi, berinisiatif untuk mendirikan sebuah tempat yang tidak hanya berfungsi sebagai pengenalan tetapi juga pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati setempat.
Akhirnya, Museum Kayu Tuah Himba didirikan pada 1 Januari 1994 dan dibuka untuk umum pada bulan September 1996. Selama jeda waktu tersebut, museum mengisi koleksinya yang terdiri dari berbagai jenis kayu, herbarium, dan rotan yang ada di daerah tersebut. Hingga kini, museum ini memiliki sekitar 750 jenis koleksi.
“Di antara koleksi tersebut, terdapat lebih dari 200 jenis kayu yang dipamerkan dalam bentuk irisan maupun balok kayu, terutama yang berasal dari Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur,” jelas Sophyan. Selain itu, museum juga menampilkan lebih dari 200 jenis herbarium, yaitu daun-daun yang diawetkan dan dibungkus dalam plastik, serta herbarium hidup berupa tanaman yang ditanam di sekitar museum.
Museum Kayu Tuah Himba juga berfungsi sebagai arboretum dengan lebih dari 200 jenis tanaman hidup. Beberapa koleksi kayu langka seperti kayu ulin dan kayu gaharu juga ditampilkan baik dalam bentuk awetan maupun tanaman hidup. “Museum ini diharapkan dapat membantu melestarikan jenis-jenis kayu yang sudah langka, terutama kayu ulin yang kini semakin sulit ditemukan,” tambah Sophyan.
Museum Kayu ini sekarang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara, Museum ini juga diharapkan tidak hanya berperan sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di Kalimantan.(adv)
Penulis : Hanafi
Editor :