KORANUSANTARA – Tiga kali mengikuti pemilihan presiden (pilpres) membuat Prabowo Subianto lebih matang dalam menentukkan sikap. Jadi wajar, jika pada Pilpres 2024, ketua umum Gerindra tersebut lebih selektif dan memperhitungkan segala kemungkinan untuk kandidat yang akan digandeng sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).
Prabowo tentunya tidak mau gagal lagi. Di mana pada 2008, dirinya maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, namun kalah oleh pasang Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Dirinya kemudian sebagai capres dengan menggandeng Hatta Rajasa (2014) dan Sandiaga Uno (2019). Namun, lagi-lagi kalah suara melawan Joko Widodo.
Menghadapi Pilpres 2024, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) terasa makin harmonis. Minggu, 9 Juli 2023, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi kediaman Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kawasan Widya Chandra, Jakarta.
Dengan ditemani Sekjen dan petinggi partai masing-masing, mereka melakukan pertemuan tertutup sekitar tiga jam. Seusai pertemuan, Muhaimin mengatakan, Prabowo datang untuk silaturahmi setelah dirinya pulang dari ibadah haji. Meskipun diakui, pertemuan juga tidak terlepas dari pembicaraan politik terkini. Khususnya perkembangan koalisi. ’’Banyak temuan-temuan lah. Tapi, apa temuannya, masih rahasia semua,’’ ujarnya.
Yang jelas, dalam pertemuan itu, Muhaimin menyuguhkan oleh-oleh khas Tanah Suci. Salah satunya, air zamzam. ’’Insya Allah seger, sehat, waras, menang,’’ kata pria asal Jombang, Jawa Timur, tersebut.
Sementara itu, Prabowo mengatakan, hubungan dengan PKB sudah terbangun lama. Karena itu, wajar pembicaraan sudah sangat terbuka. Dalam kesempatan tersebut, dia menegaskan bahwa posisi PKB sangat berperan dalam menentukan bakal cawapresnya. ’’Kalau mereka dukung saya sebagai capres, ya mereka yang sangat menentukan siapa cawapresnya,’’ ujar pria yang juga menteri pertahanan itu.
Saat ini, lanjut dia, proses penentuan bacawapres masih terus dikaji. Prabowo menekankan, pemilihan harus dilakukan secara cermat dan hati-hati. Terlebih, Gerindra maupun PKB memiliki basis pendukung yang besar. ’’Kita nggak boleh gegabah dan nggak boleh sembrono,’’ terangnya.
Wakil Sekjen PKB Syaiful Huda menambahkan, dalam pertemuan bersama Gerindra juga dibahas potensi bertambahnya dukungan. Terlebih, saat ini belum ada standar yang disepakati dalam menerima partai tambahan. PKB tetap berharap agar partai baru yang akan masuk koalisi harus saling menghargai. Khususnya terhadap posisi PKB dan Gerindra, yang sudah lama menjalin kerja sama.
Syaiful meyakini, masih banyak power sharing yang bisa disepakati bersama partai baru yang nanti bergabung dengan KKIR. Sejauh ini, ada dua partai yang memberikan kode dukungan melalui pernyataan elitenya. Yakni, Partai Gelora dan PBB. (*)