TENGGARONG – Intensitas curah hujan tinggi yang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim), mengakibatkan tanah longsor di sejumlah wilayah di Kutai Kartanegara (Kukar). Salah satunya terjadi di Dusun Mekar Beringin Jaya, RT 1 Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan.
Peristiwa ini mengakibatkan 7 bangunan rumah warga dan satu bangunan masjid amblas. Hingga mengalami kerusakan serius, dikarenakan pergeseran tanah. Jika hujan terus turun, diperkirakan kondisinya akan semakin buruk dan berpotensi menambah jumlah bangunan yang terdampak.
“Selain 8 bangunan yang sudah terdampak, masih ada 3 rumah warga yang juga berpotensi akan terkena longsor karena lokasinya yang berdekatan dengan titik longsor,” sebut Kepala Dusun Mekar Beringin Jaya, Edi Purnomo, pada Jumat (31/1/2025).
Kejadian ini merupakan rangkaian dari longsor yang telah terjadi sejak Juli 2024, kemudian berulang pada 25 Desember, dan yang paling parah terjadi pada 26 Januari 2025.
Mulanya pergerakan tanah hanya sekitar 30 cm hingga setengah meter. Namun kondisi ini menjadi semakin buruk setelah hujan terus melanda dan per minggu ini pergeseran tanah telah mencapai 2 meter.
Akibatnya, 10 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 45 warga harus mengungsi dikarenakan tempat tinggal mereka sudah tidak dapat lagi dihuni. Barang-barang mereka juga terpantau sudah dipindahkan ke tempat tinggal sementara yang telah disediakan oleh pemerintah desa (pemdes) setempat.
“Warga yang terdampak ini ditanggung biaya sewa rumah untuk mengungsi oleh Pemdes Purwajaya selama dua bulan. Jadi mereka dipersilakan untuk mencari kontrakan masing-masing, agar sesuai dengan kebutuhan keluarga mereka,” tambahnya.
Edi Purnomo menjelaskan bahwa langkah ini dipilih oleh Pemdes Purwajaya untuk memastikan hunian sementara bagi para korban. Pastinya yang layak untuk ditempati dan sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Mengingat satu terdapat beberapa rumah yang terdiri dari 2 atau 3 KK.
“Jadi biar mereka bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Karena mau dibuatkan posko pengungsian juga sepertinya mereka tidak mau,” timpalnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i